pagi-pagi, kabut masih enggan menyibak
bulir dinginnya basahi tiap bilah hijau
aroma petrikor menguak rindu
dingin hawa menusuk kulit, aku gigilberkawan rindu dengan sendu
berkawan aku dengan sepirenjana ini masih menggoreskan namamu
sekeping rasa yang muskil lenyap
luruh, menjelma menjadi genang air mata-Jakarta, 7 Juni 2017
Jangan lupa kasih bintang yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu; Bait-bait Sajakku
PoetryAngin malam mengurai isyarat perihal rinduku yang berkarat. Raga dibuat kian tersayat, hingga terkapar; sekarat. Kutulis catatan ini, agar saat ingatanku tentangmu memudar, aku bisa kembali menemuimu, dalam buku ini. Highest rank: #299 puisi (7...