***
Setelah ku pikir baik-baik, si kacamata itu terkadang aneh, bukan, banyak yang tidak ku ketahui tentang nya.
Penampilan luarnya yang dingin dan kata-kata pedasnya ke seluruh orang. Lalu salahkan kacamatanya yang menakutkan itu, hum, coba pakai kacamata gaul gitu.
"Puhh.." aku hampir menyemburkan air putih yang ingin ku minum.
"Apriil!!!" Teriak mama melihat sikap ku yang memuncratkan air dan tertawa tertahankan.
"Ma, humph, ma, aku, puh..." khayalan ku tentang si kacamata menggunakan kacamata gaul tidak buruk juga. "Wuahahahahahahhaa."
"April!!!" Teriak mama ku dari toko, tampaknya suara ku sampai terdengar keluar.
"Kacamata gaul!!!" Aku memukul-mukul meja sampai tidak sadar mama sudah di belakang ku dan mengincar kepala ku dengan baskom.
Beletak! Suara keras menghantam.
"Sakit, ma," Lirihku mengelus kepala "kalau gini nanti aku bodoh."
Mama menghela nafas dan mengeleng kepalanya cepat "sejak kapan kamu pintar, kamu itu anak ku!"
"Lah kok ngomong gitu, ih."
"Ih, ih ,ih! Cepat mencetak kue dan goreng risolnya, ada yang memesan banyak!"
Mama membuka bakery di depan rumah memanfaatkan rumah untuk menciptakan pekerjaan kecil-kecilan. Aku sering membantu mama dan sekarang sangat suka membuat berbagai kue. Belajar membuat kue dari mama ku sangat menarik, sayangnya karena papa yang berkerja sebagai kapten sebuah kapal kami jarang bertemu dengannya. Karena itu mama memilih pindah ke mari karena perusahaan kapal yang ayah nakhoda dekat dan pelabuhan laut di sini juga hanya jalan 1 jam-an sampai.
Hum, aku jadi kepikiran sebuah ide.
"Ma,"
"Kenapa?"
"Apakah ada kue yang bisa membuat seseorang tersenyum?"
"Eh?" Mama memiringkan kepalanya dan seketika senyuman lebar terlihat jelas. "Hooo, kenapa? Ada apa ini, April menanyakan tentang seseorang? Siapa? Lelaki?" Tanyanya dengan senyuman lebar.
"Te, teman!" Tegas ku.
"Oho, teman."
"Ia, teman, ituloh, yang mengantar itu!" Coba ku untuk mengelak dari pemikiran aneh mama.
Wajah mama masih tersenyum, ia mengangguk pelan "ia suka coklat, vanilla, atau strowbery?"
Aku menggeleng kepalaku karena tidak tahu.
"Tart, cookies, risol?"
Tidak, aku tidak pernah melihatnya makan semua itu. Batin ku sambil mengeleng kepala.
"Croissant? Onigiri? Sushi? Rendang?"
"Eh? Kok makin ke luar dari kue?"
"Hah," mama mengeluarkan nafas berat "BAGAIMANA KAU MEMBUAT KUE UNTUK DIA SUKAI KALAU KAU TIDAK TAHU IA SUKA KUE APA!!!" Kesal mama sambil melemparkan loyang kepada ku dan berhasil ku tangkis dengan baskom bekas mama memukul kepala ku.
Mama ada benarnya, aku tidak tahu sama sekali apa yang ia sukai dalam dunia kue, sekilas ide baru muncul kepada ku.
"Ba, bagaimana kalau di tebak saja?"
"Kau ingin membuat toko mama bangkrut?" Wajah mama terlihat menakutkan, mama tampak diam dan berpikir "kenapa tidak kau tanyakan saja?"
Ah, ada cara seperti itu juga!!! Batin ku mengangguk pelan. Tetapi entah kenapa aku bisa menebak akan jadi apa kalau aku bertanya tentang apa kue yang ia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Recipe
Teen FictionAprillia anak pindahan di kelas 10-1, bertemu dengan orang yang di juluki sangat teliti, ketus dan dingin. Ketua Kelas sekaligus wakil ketua Osis di sekolah baru Aprillia adalah pangkat Arif Adya Yusuf. Bagaimana April bisa bergabung di kelompok kel...