***
Ia berhenti dan menyapa kalau seseorang memanggilnya, ia akan berbicara sopan apabila dengan yang lebih tua, ia sangat terkenal di kalangan anak kelas 3.
Terlebih lagi, sewaktu aku kesakitan ia berhenti dan melihat ku. Ia membawakan kardus dan mengantikannya dengan keranjang perlengkapan kelas agar ku bawa.
Sebenarnya ia sangat perhatian.
***
April tersenyum tipis, menatap punggung Arif yang berjalan lebih dulu di depannya.
Walaupun tidak menoleh, walaupun tidak berbicara, Arif berjalan lambat, tidak tergesa seperti biasanya.
Sesampai di leb, Arif dan April menaruh tas lalu membagikan buku rata di seluruh meja leb.
"Ok, sudah." Angguk Arif melihat dari meja guru.
April ikut mengangguk di sampingnya.
"Woi, Rif, tumben dapat asisten?" Celetuk Farhan tersenyum lebar "ups, pagi" Tambahnya.
"Pagi." Jawab April, sedangkan Arif tidak membalas dan hanya bergumam.
Arif duduk di paling depan dekat dengan meja guru seperti biasanya.
"Ahahaha, aku di cuekin." Tawa Farhan terpaksa.
"Humm." April melihat ke Arif yang mulai membaca buku.
"Penasaran?" Tanya Farhan menepuk pundak April.
"Hum, ya." Jawab April polos.
Farhan langsung tertawa keras mendengar jawaban polos April "baru pertama kali ada perempuan yang seperti mu berani drngan tuh anak."
"Kenapa? Diakan manusia juga?" Tanya April heran.
Farhan berhenti dari tawanya dan mengangguk sebentar.
"Hum, banyak orang salah paham dengan si Arif sih di tambah dia sama sekali tidak mengubah sikapnya kalau sudah masuk kelas."
"Farhan kenal Arif?"
"Umm, bisa di bilang teman dari kecil." Gumam Farhan.
Teman dari kecil? Batin April, matanya melebar mendengar jawaban Farhan.
"Teman kecil." Senang April.
"Ahahha, tolong jangan panggil aku seperti itu." Farhan memukul April pelan.
"Pagi Farhan!" Beberapa murid perempuan sudah berdatangan masuk ke leb.
"Oh, pagi." Balas Farhan dengan senyuman dan beberapa dari anak perempuan itu ada yang bersemu merah dan ada yang bersemangat mengajaknya berbicara.
April seperti di dorong menjauh dari Farhan oleh peremouan yang mengerumuninya.
"Lihat-lihat siapa yang kau ajak bicara anak baru!" Suara kecil yang terdengar jelas di telinga April, entah siapa yang berbicara tetapi tampaknya niatan April mengambil informasi dari Farhan harus di tunda terlebih dahulu.
Lekas April duduk di samping Arif, tanpa mempedulikan Arif menatapnya dengan tatapan tajam dan horor.
April membalas tatapannya dengan senyuman selebar-lebarnya untuk Arif.
"Aku membawa gorengan." Bisik April.
"Hah?"
"Kau suka gorengan ubi kan? Aku memasaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Recipe
Teen FictionAprillia anak pindahan di kelas 10-1, bertemu dengan orang yang di juluki sangat teliti, ketus dan dingin. Ketua Kelas sekaligus wakil ketua Osis di sekolah baru Aprillia adalah pangkat Arif Adya Yusuf. Bagaimana April bisa bergabung di kelompok kel...