Recipe 6 : Kejar

633 47 8
                                    

***

Lagi.

Arif berjalan cepat setelah keluar dari ruangan guru, ia tampak tergesa-gesa dan langsung meluncur ke toilet.

Cepat ia masuk ke dalam bilik salah satu toilet dan merasa napasnya habis begitu saja.

Ia menepuk keras jidatnya dan mengeleng kepala.

Si gorila itu apa maunya! Lagi-lagi ia mengikuti ku dan memandang dari jauh! Dia pikir aku tidak sadar kalau cara sembunyinya jelas begitu!!! Batin Arif di iringi dengan teriakan keras.

Ada beberapa murid lain yang sedang mencuci tangan di sana terkejut dan yang lain lagi tertawa mendengar teriakan aneh dari bilik yang tertutup.

"Ahahahha, keras yah bos ngeluarinnya!" Sindir salah satu yang ada di sana.

"Ahahaha." Yang lain hanya tertawa saja dan Arif terkena dampak malu dan tidak berani keluar.

Akan ku tunggu 5 menit, batin Arif kecewa dengan dirinya sendiri yang kelepasan.

Si anak baru itu juga, tidak perlu mencoba berteman dengan ku kenapa? Toh dia sudah mendapatkan kelompok nya sendiri.

"Hah, tampaknya aku kena sial bulan ini." Keluhnya dan mengeluarkan Handphone, di luar tampak sudah sepi dan aman.

Pelan Arif mengeluarkan handphone dengan keadaan foto hidup ia melihat keadaan.

Aman, batinnya keluar dan langsung ke westafel.

"Hahhhhh..."

Telililililit!!! Bunyi handphone Arif berbunyi. Segera ia angkat setelah melihat dari siapa.

***

Di luar toilet lelaki tampak April masih jalan berputar menunggu Arif keluar.

"Humh, apa ia terkena sembelit yah?" Lirih April lalu melihat ke bungkusan yang ia pegang. Apa karena itu dia tidak mau memakan cookies? Batin April.

"Eh? Kenapa April?" Sapa seorang murid lelaki yang turun dari lantai atas.

"Farhan? Ah, tidak apa." April menggelengkan kepalanya.

"Kau ada perlu dengan guru?" Tanya Farhan karena tidak mungkin April ingin masuk ke toilet lelaki, toilet lelaki 3 ruangan kelas setelah itu adalah ruang guru.

"Tidak, aku memang ada perlu di sini." Tunjuk April ke toilet lelaki.

"Eh??" Farhan terkejut atas jawaban polos April.

Yosh, keluar lah Arif, batin April mengengam bungkusannya dengan senyum-senyum aneh yang membuat Farhan menganggap anak satu ini punya hoby aneh.

"Rrr, April, kau tahu, itu toilet lelaki," Farhan segera menutupi pandangan April ke toilet lelaki "toilet perempuan di sana." Tunjuk Farhan, kali saja ini anak tidak tahu toilet di mana.

"Ya, aku tahu." Jawab April lagi cepat.

"Tu, tunggu, jadi, kenapa? Ada apa dengan toilet lelaki?" Tanya Farhan geli dan agak takut.

"Kenapa kau ingin tahu?" Tanya April balik.

"Itu, kan aneh kalau murid perempuan menunggu di depan toilet lelaki."

"Hah? Aneh dari mananya?"

"Rrr.. itu," wajah Farhan merah padam, Farhan lalu melihat ke arah toilet di mana Arif keluar dari toilet dan langsung ke lorong belakang. Arif? Batin Farhan mengedipkan matanya.

Love RecipeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang