Chapter 15

1.3K 138 1
                                    


Garuda sepertinya tiba lebih dulu, tapi aku belum melihat Zach dan Mizuki yang pergi memasuki lautan bersama Nixie. Ketika kami tiba, Natasha dan David sedang duduk di bawah pohon kelapa sambil menikmati masing-masing sebuah kelapa hijau yang tampaknya sangat menyegarkan. Di dekat mereka ada Garuda yang sedang menikmati tangkapan ikan berukuran cukup besar. Entah sudah berapa lama mereka tiba di sana, dan mereka tampak seperti sedang berpiknik.

Aku dan Natsume duduk di bawah pohon yang lebih rindang, pohon kelapa dengan tubuh sedikit melengkung. Zach memberikan kami masing-masing sebuah kelapa hijau yang sudah dibuka, serta sebuah batok kelapa tua yang sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk mengeruk daging kelapa di bagian dalamnya. Tapi, aku kehilangan nafsu untuk menikmatinya dengan lahap. Entah kenapa, aku lebih banyak diam dan melamun.

"Ada apa? Jika kamu tidak mau menghabiskan kelapanya, aku yang akan menghabiskannya," kata Natsume. "Kamu tidak banyak bicara dan sering melamun. Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu merasa tidak enak badan?" Dia menyentuh keningku, lalu turun ke kedua pipiku. "Demam."

Ah, ya. Pantas rasanya lebih pusing dan lemas. Sudah lama tidak demam.

"Biar aku panggilkan Natasha –"

"Tidak perlu. Tidak apa-apa," kataku, segera setelah menghentikannya. "Aku rasa, ini efek karena menampung banyak kekuatan Holy." Aku meminum kelapaku dengan menenggaknya layaknya meminum air putih dari gelas. "Saat aku demam dulu, para Hewan Suci pasti membawakanku kelapa muda. Itu bisa mengganti cairan tubuh yang hilang dan menurunkan demam."

Natsume mengenggam tangan kananku. "Aku ambil panasmu," begitu katanya. Aku hanya diam dan membiarkannya. Rasanya memang lebih ringan, tapi tidak semua demamku diambilnya. "Kenapa aku masih merasakan panas darimu?"

"Pengendali Api milik Jason," jawabku. Aku memutar tangan dan berganti menggenggam tangannya. "Aku berikan saja miliknya padamu, ya? Aku rasa, kamu memang pantas untuk memilikinya dan menjadi Holy."

"Tu-Tunggu. Bukankah tenagamu akan terkuras?"

"Tidak apa-apa. Toh, kita tidak akan melakukan hal melelakan, bukan?" kataku. "Gerald tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Dia tidak berdaya dan dalam pengawasan Garuda. Tidak ada siapapun lagi di pulau ini selain kita."

Natsume tidak berkomentar apa-apa. Dia membiarkanku memberikan kekuatan Jason padanya. Rasanya seperti menghilangkan satu pemberat dalam sebuah balon udara. Aku merasa tubuhku menjadi lebih ringan, tapi panasku tidak sepenuhnya hilang. Aku masih menyimpan 8 kekuatan Holy di dalam tubuhku. Karena demam ini, aku merasa detak jantungku menjadi lebih cepat. Ah, tapi, aku rasa, itu juga karena ada Natsume di sampingku.

Aku tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Aku bahkan tidak pernah berpikir untuk merasakan hal itu, karena aku berpikir bahwa mungkin aku akan mati sebelum lulus dari SMA. Tapi, kini Natsume telah menunjukkan perasaannya padaku, bahwa dia menyukaiku. Aku berpikir untuk tidak jatuh cinta bukan hanya karena aku berpikir aki akan mati cepat, tapi juga karena aku tidak ingin membuat orang yang aku suka merasa sedih karena kehilanganku. Umurku benar-benar tidak bisa diprediksi. Aku rasa, sekarang aku mengerti kenapa Dokter April mengatakan bahwa hidupku seperti bom ranjau yang dapat meledak kapan saja ketika ada pemicunya.

"Sudah merasa lebih ringan?" tanya Natsume sambil menyentuh keningku. "Demammu juga sudah mulai hilang. Apa kamu akan baik-baik saja?"

Aku menganggukkan kepala. "Aku mengantuk lagi."

"Ya, tidurlah lagi. Nanti akan aku bangunkan kalau Beta sudah datang." Dia membelai kepalaku, dan itu terasa sangat menyenangkan.

"Mereka romantis sekali. Membuatku iri," keluh David dari kejauhan. Aku belum sepenuhnya tertidur saat itu. Sebenarnya, aku tidak begitu mengantuk. Hanya saja, aku merasa tidak enak badan dan sedikit kesakitan.

Starlet Academy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang