29. Will You Marry Me?

1.3K 62 9
                                    

Artha's POV

"Hei apa kabar?" Ucapku pada segumpalan petak tanah yang dijalar rumput hijau yang rapi.

"Jangan tanya aku, aku baik baik saja, lihat, sampai sekarang aku masih bisa mengunjungi mu, seperti yang sering kulakukan setiap minggu. Hei, Aku merindukanmu.", aku mengusap lagi papan Bertuliskan Richardo Petra disana.

"Maaf dulu aku fikir, aku tak akan sanggup meninggalkan mu, tapi nyatanya aku lah yang tak sanggup ditinggalkan oleh mu," aku sedikit mengenang masa lalu hingga sedikit mengeluarkan air mata.

"Udah dua tahun ya sejak saat itu, mimpiku udah tercapai, aku dapat beasiswa keluar negeri do, mungkin aku bakalan jauh dari kamu, bakal jarang kesini. Mungkin ini pamitan deh yaaa. Terus aku mau cerita, Mama Nada baru baru ini meninggal karena sakit keras, kakak Nada yang lupa namanya siapa udah masuk sel, gatau deh masalahnya apa. Akhirnya papa nya pergi sama wanita lain entah kemana. Kamu udah tau kan Nada itu adik kamu? Udah dong yah, dari Arkha si keran bocor. Hmm, jangan takut, Nada baik baik aja kok, keluarga kamu ajak dia tinggal sama mereka, enak deh dia punya kakak dua orang kayak kamu sana Aldo hehehe. Dia ambil kuliah kedokteran, kata nya dia paham banget arti kehilangan seseorang, jadi dia mau bantu orang lain biar gak ngerasain hal yang sama. Oh iya do, temen mu si Arkha itu, galau ditinggalin kamu, katanya rindu, tapi entah, sebulan belakangan dia ilang, gatau deh kemana, diculik tuyul kali hehehe. Eh aku udh oernah cerita belum? Dulu kalo kamu cerita tentang Nada, dalam hati aku selalu nanya 'kenapa bukan aku? Kenapa bukan aku yang kamu cintain do?'. Dan setelah kamu pergi aku sadar, aku bakalan lebih sakit dari yang kemarin kalo kamu cinta nya sama aku dari dulu. Aku bakalan gila mungkin. Tuhan baik yah do, rencananya luar biasa. Dodo yang ganteng aku rindu kamu," lalu aku memeluk pusaran itu lalu meletak bunga yang sedari tadi hanya kupegang.

Dengan jaket maron yang menutup punggungku aku berjalan menjauhi tempat Ardo tertidur selamanya.

☆☆☆

Author's POV

5 tahun kemudian..

Telepon Artha berdering, jam masih menunjukkan pukul 5 pagi, dengan malas Artha membuka matanya dan melihat siapa yang dengan tidak senonohnya menelfon jam segini.

No name. Dengan masih setengah sadar, ia angkat saja.

"Hallo.."

"Morning princess, how are you?"

"Sorry, who are you?", jawab artha masih dengan nada malas.

"Your future husband, maybe", jawab seseorang dari ujung telefon itu.

"Oh my God. It's to early to disturb my sleep okay. I don't know who you are, so cut your comedy", Artha menutup telfon itu lalu mencoba tidur lagi.

"Shit, I can hardly open my eyes, but i can't sleep.", akhirnya Artha berjalan meraba menuju kamar mandi, mencucui wajah di wastafel, berganti pakaian.

Akhirnya karena telefon yang gak tau dari siapa itu bisa ada gunanya juga, Artha yang selama ini pengen joging pagi di negara orang selalu gagal karena susah bangun pagi.

Oke, jadi Artha pakai training lamanya yang udah kusut karena gak kesentuh, serta jaket lusuh warna biru bergambar robot jepang doraemon. Memakai sepatu yang kinclong, mengikat talinya, lalu berjalan menuju tangga apartemen untuk turun kebawah.

Why Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang