Hari Sial Audy

280K 20.5K 962
                                    

"Kalo ngomong tuh di fikir dulu, jangan asal nyeplos, setidaknya hargain perasaan orangnya" - Audy

🔸🔸🔸

Ini adalah hari pertama Audy mengikuti MOS. Dia sudah bersiap dengan kedua rambutnya yang di kuncir dua dengan pita berwarna merah.

Setelah berpamitan dengan kedua orangtuanya, gadis yang memakai tas bermerk jansport itu melangkahkan kakinya menuju ke halte. Audy memang dapat di katakan dari keluarga berada, secara ayahnya seorang CEO di perusahaan ternama.

Tapi, Audy tak pernah menunjuk hal itu. Di mata semua orang, Audy adalah seorang gadis sedeherna yang datang dan pulang menaiki angkutan umum.

Audy sampai di sekolah terlalu pagi. Bahkan Evi belum menunjukan batang hidungnya. Hanya ada beberapa anak yang asik membaca buku dan memainkan ponselnya.

Audy yang merasa bosan lebih memilih untuk berjalan di sekitar sekolah. Dia hanya ingin sekedar mengetahui tentang lingkungan sekolahnya.

Langkahnya terhenti ketika melihat seorang laki laki yang sedang bertelefon di belakang sekolah. Audy menajamkan penglihatannya.

Dia adalah Angkasa. Lebih tepatnya Kevano Angkasa Wijaya.

Audy termenung sejenak. Dia memutuskan untuk meminta maaf saja atas hal kemarin. Lagipula dia tidak tau Angkasa bisa bicara, di tanya hanya diam saja.

Baru saja Audy ingin menghampiri Angkasa, laki laki itu sudah berada lebih dahulu di depan Audy.

Audy meneguk salivanya dengan susah payah. Jujur saja, Audy memang terpana dengan kegantengan Angkasa yang 11-12 dengan Manu Rios.

"Mau belajar nguping?" tanya Angkasa dengan nada dingin, membuat lamunan Audy buyar.

"Eng...gak kak..aku cuma.."

"Lo harusnya nunjukin sikap pantes sekolah di sini, salah satunya kesopanan" jawab Angkasa lagi.

Audy tercengang. Bahkan ia saja tak punya niatan untuk menguping pembicaraan orang lain. Dia hanya ingin meminta maaf saja.

"Tap--"

"Gue harap lo gak kayak cewe lain di luar sana yang suka ambilin privasi orang. Lo di didik bukan untuk handal dalam mengambil privasi" ujar Angkasa lagi.

Audy yang merasa perkataan Angkasa melukai hatinya pun langsung mengepalkan tangannya.

"Lo tuh bisa gak sih gak asal ngomong? Maaf ya, gue emang junior di sini, tapi bukan berarti lo bisa nuduh gue sembarangan. Gue cuma lewat aja, dan gue gak denger apapun tentang obrolan lo!" ujar Audy berapi api.

"Lagian gak penting juga tau masalah lo! Cuma gue mau ingetin satu hal sama lo, kalo ngomong itu di fikir dulu, jangan asal nyeplos,setidaknya lo hargain perasaan orang yang lo ajak ngomong!" bentak Audy yang langsung meninggal Angkasa.

Angkasa menatap datar kearah Audy. Dia hanya diam tanpa membalas perkataan Audy. Dia memilih untuk menyendiri di ruang OSIS.

×××

Audy kembali lagi ke tengah lapangan. Sekarang lapangan itu sudah lumayan ramai. Dia masih tak habis fikir, bagaimana bisa Angkasa berfikiran seperti itu kepada dirinya.

Into You [SEGERA DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang