*********************************************************
'Yeah i know that i let you down, is it too late to say i'm sorry now?
*********************************************************Kenny Point Of View
Aku menguap saat baru keluar dari mobil milik Kevin. Aku baru saja datang untuk mengurus pemotretan. Ini sudah hampir pagi dan gerimis kembali datang. Sebenarnya ini sudah pagi, hanya saja masih menunggu matahari bersinar.
"Tidak ada barangmu yang tertinggal?" Tanya Kevin memastikan. Dia baru saja menutup pintu mobilnya. Aku hanya melambaikan tanganku, tidak kuat lagi untuk sekedar mengucapkan 'tidak'. Mataku terasa sangat berat. Aku masuk tanpa menunggu Kevin, lantas menuju ke arah belakang di mana kamarku berada. Tidak lupa melirik ke atas untuk melihat kamar El meskipun pada kenyataannya tidak terlihat. Tidak seperti biasanya gadis itu tidak ada kabar atau sekedar mengirim pesan singkat yang mengganggu. Biasanya El akan bertingkah sama persis seperti Louis yang terus saja menelepon meskipun tidak ada kepentingan sama sekali.
Saat aku memasuki kamarku, aku terus berjalan dengan tidak sabar ingin segera menghempaskan tubuhku ke atas tempat tidur. Udara begitu dingin. Leherku luar biasa pegal begitu juga dengan betisku. Sempat menyalahkan Kevin karena hanya mengajakku seolah tidak ada yang lain. Namun salahkan saja teman Kevin yang terlalu sibuk itu sehingga harus bertemu di saat hampir tengah malam. Sialnya hanya waktu itu yang tersedia.
Aku hampir saja akan melompat ke atas tempat tidur sebelum akhirnya mataku lantas menangkap selimutku yang menyembul menandakan ada seseorang di sana. Mana mungkin itu guling? Lagipula terakhir aku meninggalkan kamar ini, semuanya masih tertata rapi. Termasuk selimut itu.
"Apa ini?!" tanyaku kebingungan. Sedangkan mataku berusaha menyesuaikan seraya mengerjap-ngerjap di tengah minimnya cahaya. Dengan langkah yang cepat aku segera menghampiri penuh rasa penasaran. Apakah ada hantu di jam jam seperti ini? Di kamarku? Di balik selimut? Oh benarkah? Hantu kedinginan? Ooh, pemikiran orang mengantuk memang begitu.
Mataku menyerah, aku menyalakan lampu di atas meja kecil. Cahaya minim seperti itu membuatku kesulitan. Dan benar saja, itu adalah sosok seseorang berambut panjang. Aku tidak akan terkejut ketakutan karena ternyata sosok itu terlalu cantik untuk ukuran hantu kesepian.
"Mmhh, Kenny, matikan lampunya" suara serak milik seorang gadis memasuki indera pendengaranku.
Aku mengernyit, memiringkan kepalaku untuk melihat siapa yang tengah meringkuk di balik selimut itu dengan tangan menggenggam tisu. Dan jangan lupa jika ada beberapa bekas tisu di lantai. Baiklah, lain kali aku bersumpah jika aku akan mengunci pintunya. Mengunci tisu di dalam lemari juga penting.
"El?" panggilku saat akhirnya bisa melihat wajahnya. Kupikir hantu tisu.
Langkahku maju, melihatnya lebih dekat lagi.
Berjuta-juta pertanyaan pun lantas membanjiri kepalaku. Mengapa gadis ini di kamarku? Dengan mata sedikit bengkak dan beberapa tisu bekas. Apakah dia menangis? Memangnya mengapa? Mengapa tidak menelepon saja jika ada masalah?
Aku masih menatap gadis itu seksama, lalu mematikan lampunya kembali. Sepertinya El sedang tidak baik-baik saja. Apa mungkin dia bertengkar dengan Justin?. Oh malang sekali.
Aku menarik selimut yang hanya sebatas pangkal lengan gadis itu menjadi sebatas bahu. Tidurnya nyenyak sekali. Mungkin ia telah menghabiskan tenaganya untuk menangis. Ada apa lagi kali ini?
Mungkin aku akan menanyakannya besok saat gadis itu sudah bangun. Dan yang bisa aku lakukan hanyalah membiarkannya tertidur. Khawatir tentu saja, tetapi tidak mungkin juga aku membangunkan El saat ini juga. Dan lagipula tubuhku juga masih dalam keadaan lelah.
![](https://img.wattpad.com/cover/73221886-288-k893183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Behind The Camera [Justin Bieber]
Hayran KurguEllen, gadis itu meninggalkan Justin 2 tahun lalu dengan alasan konyol. Hal itu membuat Justin depresi hingga ia berubah menjadi seseorang yang buruk dan menyedihkan. Lalu, mereka bertemu kembali dalam sebuah drama yang mengharuskan keduanya bermain...