Never Mind

22 1 0
                                    

Saat ini aku dan keluargaku sedang ada di pantai.  Aku sangat senang setiap akhir pekan seperti ini kami sering menghabiskannya dengan jalan-jalan walau tidak selalu.

"Kak..."panggil adikku menghentikan aksinya menyiramku dengan air pantai ini. "Apa?"tanyaku juga menghentikan aktivitasku. Dia menunjuk-nunjuk sesuatu kuikuti arah tunjukannya dan melihat seorang cowok menghampiriku dan adikku yang sedang menikmati bermain air di pantai ini. Memang disini dipinggiran pantai ini hanya aku dan adikku saja karena mama dan papaku sibuk jalan-jalan sendiri sedangkan abangku... dia sedang berjemur santai.

Saat sudah semakin dekat aku mengamatinya. Aku  tidak mengenal cowok itu jadilah aku menampilkan raut wajah bingungku kulihat adikku juga sama denganku menampilkan raut wajah bingungnya.

"Anda siapa?"tanya adikku judes. Dia memang sangat waspada pada orang lain. Dia juga sangat melindungi ku sama seperti abangku.

Cowok itu tersenyum mendengar nada judes adikku. Lalu dia menatap adikku sedikit membungkukkan badannya agar bisa sejajar dengan adikku itu. "Tenang aku bukan orang jahat,adik ganteng "ucapnya. Setelah mengatakan itu dia kembali menegakkan badannya dan menatap mataku intens.

"Kenalin aku Vando Wijaya"ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Aku sedikit ragu menerima uluran tangannya. Kulihat adikku, dia terlihat kesal pada cowok ini. Aku yakin itu karena perlakuan cowok tadi yang seakan memperlakukannya seperti anak kecil walau kenyataannya memang seperti itu. Tapi, adikku tidak suka diperlakukan begitu dan meski dia masih bisa dibilang anak kecil pemikirannya itu sudah bisa dibilang dewasa.

Aku sendiri heran melihatnya. "Ehhm"cowok itu berdehem karena aku tak kunjung menerima uluran tangannya. Akupun akan menjabat tangannya tapi adikku mendahuluiku. "Diki Anjaya"ucapnya. Aku melihat cowok itu mengerutkan keningnya tapi kemudian sebuah senyum menghiasi bibirnya.

"Kamu..."katanya sambil melirik ke arahku. "N.." "Kak ayo Mama sama papa udah manggil"ucap adikku sebelum aku mengenalkan diriku. Kulihat ke arah tempat berjemur dan melihat mama,papa dan abangku sudah mengerakkan tangannya kearah kami seperti mengucapkan sini.

Adikku menarik tanganku menuju tempat berjemur itu saat aku masih melihat mereka. Aku tidak lagi menoleh kearah cowok itu. Memang begitulah aku kadang tidak terlalu peduli apalagi dengan orang baru.

Setelah sampai didekat keluargaku itu aku melihat Mama sama papa tersenyum penuh arti padaku. "Kenapa?"tanyaku bingung. "Siapa tuh cowok?"tanya abangku dengan datar dan menuntut penjelasan ku. "Gag tahu bang dia langsung datang ngampirin kita, ya kan Ki?"ceritaku. Adikku itu mengangguk membenarkan ucapan ku.

"Ya lagian aku kan emang populer trus cantik lagi jadi sih dihampiri sama cowok kayak gitu udah biasa"sambungku. "Ya ampun sayang jangan narsis ah"ucap mamaku. "Aku gag narsis kok ma ini kenyataan"jawabku kesal. "Namanya siapa?"tanya papaku.

"Gag tahu udah lupa tanya Diki aja,siapa tadi namanya Ki?"tanyaku. "Vando"ucapnya singkat. "Dia tampan" kata mamaku. "Hah?trus?"bingungku pada Mama.

"Yah,siapa tahu aja kamu suka"celetuk papaku."Gag lah pa lagian kan aku udah punya Revan"ucapku. "Palingan beberapa Minggu lagi kalian putus"ucap abangku.

Aku tidak akan menyangkal ucapannya itu karena memang begitu adanya. Jika aku menjalin hubungan dengan seorang pria itu tidak akan bertahan lebih dari dua bulan.

"Biarin...it's never mind tapi kan sekarang aku pacarannya sama dia"kataku.

"Ya udah udah kita pulang udah sore"ucap Papaku."Yah..kan mau lihat sunset kok langsung pulang"ucapku."Papa dapat panggilan darurat"ucap Papaku. Papaku adalah seorang dokter di rumah sakit swasta.

"Ya udah deh"ucapku sedikit tidak rela untuk pulang. Akhirnya kami pulang kerumah dan tetap senang meski kami tidak menghabiskan banyak waktu di pantai itu,karena kami  masih bisa menghabiskan waktu bersama-sama.

GEMINIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang