must i care?

7 1 0
                                    

Aku senang sekali bisa mengerjai abangku itu dan berhasil untuk yang pertama kalinya tapi,kesenangan itu sirna saat Diki berkata,"Aku tadi lihat kakak masuk kamar bang Raga trus naro dompetnya di atas kasur"

"Hah?"adalah responku.

"Yah,bayangin aja kak kalau aku ngasih tau bang Raga"ucapnya. Sepertinya dia mau mengerjai aku.

"Trus?"ucapku.

"Kakak mau aku bilangin bang Raga?"ucap Diki.

"Diki,adek kakak tersayang kakak gag ngerti kamu ngomong apa? Kakak gag pernah ambil dompet bang Raga"ucapku polos. Memang dia itu pintar tapi jangan kira aku tidak bisa pintar juga.

"Ya udah,aku juga tadi udah foto kakak yang lagi naro tuh dompet bang Raga diatas kasur,tapi karena kakak gag ngerti..."Diki menggantung kalimatnya membuatku sangat kesal.

"Eh,Dik,kamu mau apa!"ucapku garang.

"Galak amat sih kakakku tersayang?"ucapnya.

"Udah bilang aja mau apa?"ucapku jengah.

"Gag banyak kok,aku cuman mau ditraktir makan pizza malam ini"ucapnya.

Sudah kuduga,Diki pasti akan memerasku. Bagus sekali,aku tidak bisa menolak karena kalau tidak aku akan mendapat amukan yang berupa didiamkan bang Raga selama satu Minggu penuh yang rasanya sangat tidak menyenangkan kalau sampai Diki mengungkap kebenaran pada bang Raga.

Aku menghela napas lalu mengangguk merelakan uang tabunganku demi kenyamanan hidupku.

"Yeah,kakak memang terbaik!"ucapnya mengacungkan jempol dan mulai menari-nari. Aku hanya melihatnya tak percaya.

Malam cepat sekali tiba,mama ada tugas keluar kota selama 4 hari dan Papa harus mengikuti seminar di Singapura dan gag akan pulang dalam 5 hari kedepan.

Aku baru saja selesai mandi setelah membelikan adikku pizza pesanannya. Aku merebahkan diri diatas kasur. Kulihat jam di ponselku menunjukkan pukul 8 tepat.

Aku berdiam diri di atas kasur ku tidak menutup mata karena aku memang belum mau tidur.

Kudengar suara teriakan dari ruang tengah. Yah,itu suara Diki yang sedang menonton film horror bersama bang Raga. Diki memang penakut tapi sangat suka menonton horror.

Aku tadi mereka ajak tapi aku tidak mau karena aku sedang kesal dengan Diki. Aku mengambil ponselku dan memutar lagu. Sebuah lagu berjudul Home dari Westlife mengalun dikamarku.

Aku mengingat-ingat apakah ada PR yang belum aku kerjakan. Tapi,sepertinya tidak ada. Lalu kucoba memejamkan mataku dengan lagu yang masih mengalun dan aku terbang kealam mimpi.

Aku bangun dari tidurku.

"Ni,cepet Abang tunggu 5 menit lagi udah siap kalau gag Abang tinggal"kudengar ucapan bang Raga samar-samar.

Dan yang tertangkap hanya kata '5 menit lagi udah siap kalau gag ditinggal'. Aku langsung menghambur ke kamar mandi dan dengan sebuah keajaiban aku bisa selesai dalam waktu 5 menit.

Saat turun kulihat jam diruang tengah menunjukkan pukul 06.55. Kupercepat langkah kakiku dan setelah sampai di dekat mobil,kulihat Kak Hana sedang bicara dengan bang Raga.

"Ya udah masuk aja"ucap bang Raga.

"Pagi,kak Hana"ucapku.

"Eh,na pagi"ucap kak Hana.

Aku tahu Kak Hana itu suka sama bang Raga. Bang Raga? Entah jangan tanya aku.

"Bang,cepet ya aku udah mau telat"ucapku.

GEMINIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang