My Boyfriend

14 1 0
                                    

"Gemini....."pasti itu Aya. Darimana aku tahu? Siapa lagi yang memiliki suara cempreng seperti itu, kalau bukan Aya dan satu lagi manusia aneh, ya manusia aneh ini sih pacarku yaitu Revan.

Revan itu zodiaknya Libra(23 september-22 oktober). Dia lahir tanggal 16 Oktober. Dia orangnya romantis banget,lembut dan kalau aku marah dia selalu bisa sabar untuk nenangin aku.

Dan aku menerima dia karena dia berzodiak Libra. Aku udah liat di ramalan zodiakku kalau aku itu cocok dengan orang yang berzodiak Libra.

Kalau untuk zodiak yang lain, Virgo, Pisces,cancer, scorpio, capricorn, taurus aku tidak cocok. Untuk zodiak lain yaitu Libra, Aquarius, Aries, Leo, dan Sagitarius aku cocok dan untuk yang berzodiak sama denganku yaitu Gemini itu juga lumayan cocok.

Dan...yup,kalian benar sekali. Aku sudah berpacaran 7 kali selama SMA dan selalu dengan orang yang berzodiak Libra, Aquarius, Aries, Leo, dan Sagitarius.  Kami putus karena aku adalah orang yang mudah bosan.

Tapi, aku tidak pernah memutuskan mereka,mereka lah yang memutuskan aku karena aku sendiri selain mudah bosan cukup tidak pedulian juga.

Mereka bilang hubungan kami datar sekali jadi mereka ingin putus. Salah mereka sih, ngebosenin. Kan,bukan salah aku kalau mereka ngebosenin.

Ah,sudahlah lagipula aku adalah tipe orang yang cepat move on kok.

Revan ini aku punya firasat bakalan pacaran lama denganku tapi tidak tahu juga kan aku bukan peramal.

"Hey..."seseorang mengguncang bahuku dan aku tersadar dari lamunanku yang sangat jauh.

"Ay..."ucapku.

Aya menghela nafas. "Kenapa?"tanyaku melihatnya begitu. Dia hanya menggeleng lemah. Aya berjalan pelan meninggalkanku. Aku berlari mengejarnya.

"Ay...kamu kenapa sih?"tanyaku. "Aku akan pindah"ucapnya akhirnya. "Trus?"tanyaku bingung. Memang kenapa kalau dia pind...eh pindah?????

"APA?pindah?"teriakku padanya. Aya yang semula menatapku tak percaya atas reaksi pertamaku menggelengkan kepalanya dan semakin mempercepat langkahnya. Sepertinya sih kesal.

Aku menyusulnya kembali,"Ay,yang benar kamu pindah? Kenapa?"tanyaku tak percaya. Dia diam dan akhirnya kami sampai di XII IPA 1. Aya meletakkan tasnya di kursinya begitu pun aku. Aku duduk di depan Aya.

Aku menoleh kebelakang melihat Aya yang sudah duduk dan setelah kuperhatikan lagi wajahnya tampak lesu.

"Kenapa?"tanyaku lagi karena kulihat dia tidak akan menjawab pertanyaanku. Entah dia lupa...atau...tidak mau membicarakannya.

Tapi sepertinya pilihan kedua lebih masuk akal karena tidak mungkin dia lupa dengan kejadian 3 menit yang lalu.

"Aku dijodohkan"ucapnya. "Ya bagus dong"ucapku. Kulihat dia mengernyitkan dahinya. Kenapa? Bukannya bagus ya di jodohkan...eh...dijodohkan???

"Apa? Sama siapa?"ucapku setelah tersadar akan perkataanya. Aya menepuk keningnya entah karena apa?

"Ih,ay...cerita dong"paksaku. "Tunggu Karin aja deh"ucapnya.
Ya sudahlah.

"Ni"panggil Serin. Aku menoleh padanya. "Apa?"tanyaku.
"Revan nyariin tuh"ucapnya. Kulihat ke pintu dan kulihat Revan menggerakkan tangannya seakan memanggilku mendekat.

Aku pun segera menghampirinya. "Kenapa?"tanyaku.

"Mau coklat?"tanyanya sambil mengulurkan sebatang coklat kehadapanku. Aku langsung mengambilnya seraya mengangguk senang. Senyum pun tak lepas dari bibirku.

"Jangan senyum"ucapnya. Aku langsung bingung. "Hah?"ucapku. "Nanti aku jadi gag bisa lanjut jalan ke kelas aku karena lebih ingin melihat senyummu itu"ucapnya sembari menjawil hidungku.

"Ih,apaan sih"ucapku tersipu malu. Dia pun tersenyum. Senyum yang sangat indah menurutku. "Ya udah,aku pergi dulu ya"ucapnya.

Aku mengangguk dan dia pun pergi setelah mengacak rambutku sekilas. Setelah Revan pergi aku masih di pintu untuk beberapa saat sampai Karin datang dan memandangiku aneh.

"Kamu kenapa?"tanya Karin. Belum sempat kujawab bel sudah berbunyi. Mendengar bel berbunyi gantian aku yang menatapnya aneh. "Kok bisa telat?"tanyaku padanya.

Ini Karin lho. Kuberitahu kalian Karin ini anaknya gag pernah telat beda tuh sama si Rino yang selalu langganan telat. Jadi wajar aku menatapnya heran.

"Nanti aku cerita"ucapnya dan melangkah ke kursi disebelahku. Aku mengikutinya. Dan saat aku sudah duduk Bu igrid guru biologi sudah masuk ke kelas.

"Pagi anak-anak"ucap ibu igrid.

"Pagi Bu"ucap kami serempak.

"Sekarang buka hal 17 kerjakan soal-soal itu"ucap ibu igrid.

"Baik Bu"koor kami lagi.

Akupun sibuk memperhatikan soal-soal itu. Ada 40 soal pilihan ganda. Kulihat Karin mengangkat tangan kanannya.

"Bu!"panggilnya. Perhatian seluruh kelas tertuju pada Karin.

"Iya Karin"ucap Bu Igrid.

"Kita cuman nulis jawabannya Bu? Cuman a,b,c gitu Bu?"tanya Karin.

"Iya,nanti dikumpul"ucap Bu Igrid.

Aku kembali mengerjakan soal itu sebelum mendengar suara pintu di ketuk.

Terlihat kenta anak kelas XII ips 1 didepan pintu.

"Permisi Bu mau manggil Endang"ucap Kenta.

Aku melihat kearah Endang yang duduk disamping kiriku tapi kami bukanlah teman satu meja. Posisinya itu meja ku berada dekat dinding. Disebelah kananku ada Karin dan disebelah kiriku ada Endang teman satu mejanya feron.

Di belakangku ada Aya dan teman satu mejanya si Adan. Di belakang Aya ada Daniel dan teman satu mejanya Christine.

Eh..?Kok malah bahas ini ya?

"Ada perlu apa?"tanya Bu Igrid. "Dipanggil pak Haris Bu"jelas Kenta.

"Ya sudah, Endang kamu boleh pergi"ucap Bu Igrid. Endang pun pergi.

Aku kembali fokus pada soalku. Bel berbunyi menandakan pelajaran jam kedua yang masih biologi dimulai. Kulihat beberapa temanku sudah selesai mengerjakan soal itu.  Begitu pun aku juga sudah selesai. Tapi,masih ada yang belum.

5 menit setelah bel tadi berbunyi Rino yang aku bilang langganan telat baru aja datang. Dia juga gag merasa sudah terlambat dia hanya mengetuk pintu dan berjalan ketempat duduknya.

"Rino,kenapa kamu telat?"tanya Bu Igrid.

"Saya gag telat kok Bu cuman gag masuk kelas aja"jawabnya enteng.

"Kalau kamu gag masuk kelas saya kamu dimana?"tanya Bu Igrid berusaha sabar. Biar kuberitahu,Rino ini anak kepala sekolah. Aku sekolah di swasta bukan negeri. Sekolah ini milik ayahnya si Rino. Jadi,kayaknya sih dia jadi merasa hebat gitu.

Walau harus kuakui dia itu memang tampan dan pintar. Dikelas ini dia masuk peringkat 5 besar lho. Ya cuman itu,dia sering telat dan gag punya sopan santun.

"Di kantin nongkrong"ucap Rino. "Gag usah masuk aja sekalian kamu"ucap Bu Igrid. Rino hanya menganggapnya angin lalu dan membuka bukunya beralih pada Serin teman satu mejanya. Sepertinya menanyakan apa yang sedang kami lakukan.

Bu Igrid pun tidak memperpanjang masalah ini. Endang masuk setelah 7 menit sejak kedatangan Rino.

"Dan"panggilku menoleh kebelakang. Sepertinya Adan sudah selesai. "Kenapa?"tanyanya. "Nanti...

GEMINIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang