satu.

306 10 0
                                    

Perasaanku semakin tak karuan, antara cemas, ragu dan sedikit bahagia. Aku sudah selalu menghindari hari ini tapi nyatanya hari ini pun datang juga, hari dimana aku akan menikahi seorang wanita yang kelak akan menjadi ibu dari anak-anakku mengucap nama nya dalam ijab qobul. Widi Agustin aku hanya tahu namanya saja, soal rupanya dan agamanya aku tidak tahu, tapi menurut bunda dia yang terbaik untukku bahkan dia lebih baik dari 'dia'.

"Raka ayo kita berangkat" Panggil bunda.

Aku hanya mengangguk tak tahu harus berucap apa lagi menolakpun sudah tak mungkin karena di luar sana ada wanita yang sudah menungguku untuk kupersunting. Kuucap basmallah semoga semuanya lancar dan ini jalan yang terbaik. Aamiin

###

Author pov

Raka sudah terduduk di depan penghulu dan ayah dari Widi serta dua saksi, jantungnya berdegup kencang rasa gugup sedikit demi sedikit menggrogotinya. Tangannya semakin dingin saat ia sudah menggenggam lengan calon ayah mertuanya.

-

Widi terduduk diam sambil meremas-remas jari tangannya rasa tegang sangat mengganggu dirinya, di luar sana calon suami dan ayahnya tengah saling berhadapan untuk melangsungkan ijab qobul.

"Wid, senyum dong" ucap Kayla memberi semangat.

"Iya Wid bismillah ya semua pasti lancar" ucap Asma sambil mengusap pundak Widi.

"Nanti gimana ? Gua gakenal dia Ma, Kay" ucap Widi penuh rasa cemas.

"memang kalo ga kenal kenapa ? insya Allah dia laki-laki yang baik, Raka kan sahabatnya mas Fandi ?" Ucap Asma menenangkan.

"Sah" sayup-sayup terdengar teriakan para saksi dan tamu lain, membuat Asma dan kayla tersenyum sambil menatap Widi yang justru malah semakin cemas wajahnya.

Tok tok

Suara ketukan memecah keheningan mereka bertiga, kaka Widi sudah datang menjemput Widi untuk ikut keluar, karena sekarang ia sudah sah menjadi seorang istri.

"Ayo Wid keluar"

"Ayo" Asma dan Kayla menggandeng lengan Widi membantunya menuruni setiap anak tangga. Sepanjang perjalanan Widi hanya menundukan wajahnya entah karena malu atau memperhatikan jalannya karena gaun putih yang sangat panjang membalut cantik tubuhnya.
Asma dan Kayla akhirnya berhenti dan mempersilahkan Widi untuk duduk di sebelah suaminya. Raka menoleh sedikit sejujurnya ia penasaran dengan wajah wanita yang sekarang menjadi istrinya tapi Widi masih saja tertunduk sangat dalam.

Setelah pembacaan do'a kini saatnya untuk mereka saling menyematkan cincin di jari mereka masing-masing.
Widi mengulurkan lengannya dan di sambut oleh Raka, hati Widi begetar saat tangan itu menyentuhnya, sekarang giliran Widi yang menyematkan cincin dijari manis Raka.
Setelah menyematkan cincin Widi mencium tangan Raka dan Raka mengecup kening Widi sambil membacakan do'a pada ubun-ubun Widi

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ" "وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa 'alaihi wa a'uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa 'alaihi

' Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya.'

Setelah itu barulah Widi memberanikan diri mengangkat wajahnya menatap suaminya yang juga kini menatapnya. Widi terdiam sejenak hatinya berdesir saat menatap wajah Raka kesan pertamanya saat menatap Raka adalah 'Tampan' ya Raka memang memiliki rupa yang tampan kulitnya bersih dan putih untuk ukuran laki-laki, hidung yang mancung dan alis yang tebal. Widi bahkan tidak sadar jika dulu ia dan Raka berada di satu sekolah yang sama.

Mencintamu Dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang