Kini shindy dan fino baru saja sampai dirumah shindy. Shindy yang baru turun dari motor fino pun dibuat bingung karna keadaan rumah yang terlihat sepi.
"Pada kemana ya orang rumah?" gumam shindy pelan, namun masih bisa didengar oleh fino
"Gatau,masuk aja yuk." ajak fino
"Yaudah yuk"
"Assalamualaikum" ucap mereka serempak namun tak ada yang menjawab
"Pada kemana sih orang rumah?" gerutu shindy kesal
"Yaudah kita ke ruang TV aja yuk"ajak shindy,fino hanya membalas nya dengan anggukan
Saat mereka tengah ngobrol berdua di ruang TV tiba-tiba
"Shin,aku ke kamar mandi dulu ya"
"Iya"
Sebenarnya itu hanya alasan fino saja untuk pergi meninggalkan shindy dan menemui orang² yang tengah bersembunyi dihalaman belakang rumah shindy
"Udah ready semuanya?" tanya fino membisik pada mereka. Dan mereka menjawab nya dengan acungan jempol.
Sudah 20 menit fino ijin ke kamar mandi tapi sampai sekarang belum kembali juga. Akhirnya shindy memutuskan untuk menyusul fino ke kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur
Tok!! Tok!! Tok!!
"Fin,kamu masih didalem kan?" tanya shindy sambil mengetuk pintu kamar mandi,tapi tak ada jawaban
"Fin,heyy kamu didalem kan?" tanya shindy lagi tapi hasilnya nihil,masih belum ada jawaban dari dalam. Shindy dibuat panik dan takut. Disaat shindy merasakan panik&takut tiba-tiba ada suara
Prank!!
"Aaaaaaaaa" jerit shindy ketakutan sampai² dia nangis.
Setelah merasa cukup tenang shindy membuka matanya dan melihat bunyi apa tadi,dan ternyata itu hanya bunyi panci yang jatuh
"Huftt untung cuma panci"shindy menghela nafas lega. Setelah kembali menaruh panci itu ketempat semula tiba-tiba lampu padam dan itu membuat shindy ketakutan dan menangis. Shindy merasa badan nya lemas dan langsung terduduk begitu saja dilantai sembari menekuk kedua kaki nya dan menenggelamkan wajah nya kedua lututnya.
"Mamah,papah,kakak, shindy takut" gumam shindy sembari menangis
"Happy birthday to you,happy birthday to you,happy birthday,happy birthday,happy birthday shindy"
Mendengar orang bernyayi shindy mendongak dan betapa terkejutnya saat melihat mamah,papah,fino,dan kaka²nya beserta pacarnya ada didepan nya sembari bernyanyi dan tersenyum. Sang mama yang membawa kue dan melihat keadaan anaknya yang menangis pun tersenyum bahagia karna rencananya berhasil.
"Kalian" ucap shindy lirih. Shindy merasa terharu,bahagia,dan terkejut
"Tiup lilin dulu sayang" ucap sang mama pada shindy. Setelah itu shindy memejamkan mata untuk memanjatkan doa setelah selesai barulah dia meniup lilin nya. Orang-orang yang ada disana hanya berteriak bahagia.
"Happy birthday anak mama yang paling manja,semoga kamu selalu dalam lindungan allah ya nak,sehat selalu,patuh sama orang tua dan kakak² kamu dan tetap menjadi anak kebanggan mamah papah" ucap sang mama sembari menangis
"amin yarobal alamin..makasih mamah" balas shindy dan memeluk mamanya serta mencium kedua pipi sang mama
"Happy birthday anak papah,doa papah udah disampaikan sama mamah tadi ya nak,papah cuma berharap kamu jangan pernah tinggalkan solat dan jangan membangkang sama kevin dan imelda" ucap sang papa sembari tersenyum. Shindy yang melihat papanya datang pun hanya tersenyum dan langsung memeluk sang papah.
"Papah,shindy kangen..amin,makasih pah doa dan ucapan nya dan makasih udah mau dateng kejakarta buat ngerayain ulang tahun shindy" ucap shindy sembari menangis dalam pelukan sang papa
"Iya,apasih yang engga buat anak papah" shindy yang mendengar ucapan sang papah hanya terkekeh.
Setelah semua nya sudah mengucapkan happy birthday dan sudah memberi doa pada shindy,semua nya pergi kehalaman belakang untuk melakukan pesta BBQ.
Kini tinggalah shindy dan fino yang sedang duduk digazebo berdua. Sedari tadi fino hanya diam saja dan itu membuat shindy kesal karna pacar nya itu tak memberi ucapan dan doa untuk shindy.
"Fin,kamu kenapa sih,kok diem aja?"
"Gapapa"
"Ish!"
Fino yang melihat shindy mengerucutkan bibirnya pun hanya tertawa dan langsung menarii shindy untuk masuk kedalam dekapan nya.
"Aku tuh dari tadi diem aja karna nungguin orang² dulu yang ngucapin,karna aku mau jadi orang yang terakhir buat ngucapin dan kasih doa ke kamu."
"Happy birthday sayang nya aku,musuhnya aku,sahabatnya aku,semoga dengan bertambahya umur kamu yang sekarang,kamu bisa menjadi anak yang lebih baik lagi,makin sayang sama keluarga dan terutama makin sayang sama aku. Sehat selalu supaya kamu dan aku nisa sama-sama terus. Aku gatau lagi mau kasih doa apa,soalnya doa yang aku mau ucapin ke kamu udah diucapin duluan tadi. Pokonya jangan pernah berubah dan kamu harus tetap jadi shindy yang pertama kali aku kenal. Shindy yang cerewet,ceria dan selalu terlihat bahagia. Intinya i love you" ucap fino sembari mengecup pucuk kepala shindy.
Hati shindy menghangat mendengar ucapan fino barusan dan tanpa sadar dia menangis.
"Hiks"
Fino yang mendengar suara isakan dan merasakan baju nya basah pun langsung melepas pelukan nya dan menangkup kedua pipi shindy.
"Heyy kamu kenapa? Kok nangis? Ada yang salah sama ucapan aku?" tanya fino lembut sembari menghapus air mata yang berada di pipi shindy.
"Gaada yang salah kok sama ucapan kamu,aku cuma terharu aja dan aku nangis karna aku bahagia. Makasih sayang doa dan ucapan nya, i love you too" ucap shibdy serak dan fino hanya membalas nya dengan senyuman dan mencium kening dan kedua pipi shindy.
"Ehem"
Suara deheman tersebut mengintruksikan fino untuk melepas ciuman nya yang berada di pipi shindy. Dan seketika menoleh untuk melihat siapa yang sudah berani mengganggu momen romantis mereka. Ternyata kevin yang mengganggu mereka dan mereka hanya cengengesan tak jelas
"Aduh aduh,enak banget kalian berdua berasa dunia milik berdua yang lain ngontrak" ucap kevin kesal
"Hehe,yaudah sih kak ganggu aja orang"
"Bacot,udah gece bantuin yang lain bakar BBQ nya"
"Iyaiya"
🍃🍃🍃
Holla guys aku kombek:v hehe jangan lupa tinggalkan jejak dan smga kalian suka💕
Love you guyss💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Teen Fiction3 bersaudara dan masing² dari mereka sudah memiliki kekasih. Dari 3 bersaudara tersebut ada salah satu dari mereka yang memiliki cerita cinta yang cukup rumit. -Kevin Putra Wijaya, anak pertama dari 3 bersaudara -Imelda Amelia Wijaya-anak kedua dari...