Part 17

252 6 0
                                    

Semenjak kejadian tadi di taman belakang sekolah. Shindy lebih memilih untuk membolos pelajaran berikut nya dan memutuskan untuk pergi ke rooftop sekolah.

Suara isak tangis terdengar disetiap sudut rootop. Shindy tak menyangka hanya masalah sepele Fino bisa melakukan seperti itu padanya. Ini untuk pertama kalinya untuk Shindy dibentak oleh orang. Apalagi orang yang Shindy sayang.

"Shin" suara seseorang yang berhasil menghentikan tangis Shindy.

Entah bagaimana orang itu bisa berada disini tapi yang pasti dia khawatir dengan keadaan Shindy kali ini.

Shindy yang merasa namanya dipanggil pun menoleh dan langsung menghapus air mata yang masih terus saja mengalir di kedua pipinya.

"Kenapa win?"

Yap. Orang itu Winda. Sebenarnya tadi Winda tidak pergi ke kelas,melainkan dia pergi menyusul Fino dan Shindy. Dia tau apa yang terjadi pada Shindy saat ini. Dia pun sama terkejutnya dengan Shindy saat melihat Fino membentak Shindy. Karna sejauh Winda mengenal Fino,ia tak pernah melihat Fino membentak seseorang.

Winda jalan menghampiri Shindy yang sedang duduk di sofa butut yang memang ada di rooftop tersebut.

"Gue tau apa yang sedang lu rasain" ucap Winda sembari mentap lurus ke depan. Mentap padatnya Ibu Kota Jakarta.

"Maksudnya?" tanya Shindy sembari mengernyitkan dahinya

"Ya gue tau apa yang lu rasain saat ini,setelah Fino tadi ngebentak lu" balas Winda sembari menoleh ke Shindy.

"J..jadi lu-"

"Iya tadi gue liat kejadian kalian. Maaf bukan maksud gue buat ganggu privisi kalian. Tapi gue tadi pas mau ke kelas gue gasengaja ngedenger obrolan kalian"

"Dan yang buat gue bingung dan kaget,lu tau dari mana kalo gue mantan Fino?"

Setelah mengucapkan itu Wibda langsung memutar tubuhnya 90° untuk menghadap ke Shindy

"Dari Fino" ucao Shindy pelan

Entah kenapa hati Shindy sekarang ini berdesir saat mengucapkan nama Fino atau mendengar nama Fino.

"Ohh"

Setelah itu keadaan menghening. Mereka sibuk dengan fikiran mereka masing-masing.

Sampai Winda yang tak tahan dengan suasana seperti ini pun mulai membuka pembicaraan.

"Kelas yuk,udah mau bel pulang nih"

"Duluan aja,gue masih mau disini" ucap Shindy sembari tersenyum ke Winda

"Yaudah,tapi nanti lu turun ya.. Jangan disini terus-terusan" ucap Winda sembari berdiri dari duduk nya dan menepuk nepuk rok belakang nya untuk membersihkan debu yang menempel di rok nya.

"Iya" jawab Shindy seadanya.

Setelah itu Winda beranjak dari situ dan Shindy menghela nafas pelan.

Ia tak pernah menyangka kalau kehidupan nya itu kian hari kian rumit.

"Hhffttt.. Mau sampe kapan si kamu Fin terus-terusan diri kamu sendiri kalo kamu masih sayang sama Winda" ucap Shindy pelan sembari beranjak dari situ karna dia mendengar bel pulang telah berbunyi.

                         ***

"Assalamualaikum Shindy pulang" teriak Shindy saat memasuki rumah nya.

Sepi. Hanya kata itu yang bisa shindy deskripsikan untuk saat ini.

"Mama pasti udah pulang ke Bandung. KaK Kevin sama Kak Imelda pasti masih di sekolah" ucapnya sendiri.

Entah kenapa ia merasa lebih tenang berada di rumah seorang diri seperti ini. Karna sekarang mood nya sedang buruk dan ia tak mau di ganggu dulu dengan ke bisingan atau kejailan Kakak-kakak nya.

Saat hendak menaiki tangga untuk menuju kamar nya yang berada di lantai 2 suara ketukan pintu mengintrupsi Shindy untuk menuju ruang depan dan melihat siapa tamu yang datang di tengah hari bolong seperti ini.

"IYA SEBENTAR!" teriak shindy. Karna sang tamu terus saja mengetuk pintu.

"Jadi tamu gasabaran banget sih. Liat aja kalo sampe pintu gue jebol gue suruh ganti tuh orang" gerutu Shindy sambil terus berjalan ke ruang depan.

Saat Shindy membuka pintu,dia hanya mendapatkan sebuah boneka beruang raksasa dan sebuah bunga yang sedang berada di bangu halaman

(Maaf gaada gambarnya.. Soalnya sinyal aku lagi buruk)





Shindy mengedarkan pandangan nya tapi dia tidak menemukan siapa pun karna komplek rumah nya memang dalam keadaan sepi.

"Dari siapa ya?" gumam Shindy

Tak mau ambil pusing akhirnya Shindy memutuskan untuk membawa masuk saja boneka dan bunga itu. Toh,sayang juga jika dia abaikan saja hahah.

                   🍃🍃🍃

Hallooooo maafkan kalau aku baruuu update yaa heheh kemarin2 aku keabisan ide jd ya gtu heheh.. Semoga kalian suka sama part yang ini heheh🌹



Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang