"Pasti kalian berdua kan yang bikin rencana kayak gini?" Tanya Grey dengan tajam, saat ini dirinya benar-benar emosi bukan main.Grey, Revan, Mita dan Putih, sedang duduk di salah satu meja kafe. Setelah kejadian Putih hampir tenggelam, dan mengetahui bahwa itu adalah rencana Revan dan Mita.
"Sumpah dah Grey, gue ga ngelakuin itu semua. Mana ada, temen bunuh temen sendiri?" Jelas Mita, sudah berkali-kali dirinya membantah bahwa itu bukan kesalahan nya. Memang benar, jika Revan dan dirinya sedang mencoba untuk mendekatkan Grey dan Putih.
Tetapi, jika kejadian Putih tenggelam, itu bukan rencana dari mereka.
"Lo kata gue sama Mita psikopat?" Kata Revan, membela dirinya dan kekasihnya itu.
Grey mendengus kasar, "Lah terus? Kalo bukan kalian siapa? Dari awal pasti kalian bikin rencana yang aneh buat gue sama Putih kan? Udah deh, kalian berdua ngaku."
"Kan udah gue jelasin, gue sama Mita ga ada rencana buat jeburin Putih ke dalam kolam, malah seharusnya gue sama Mita mau bikin lo sama Putih kencan berdua. Eh ternyata malah Putih yang kejebur ke kolam."
"Kalian berdua sinting ya?! Gue mana mau sama si cewek judes mampus kayak dia? Ga kurang cewek di luar sana yang mau sama gue." Kata Grey, dengan galak.
"Tapi lo juga khawatir sama dia," sindir Revan, memang sedari tadi Grey yang berbolak-balik untuk membeli kan baju yang baru karena baju yang di kenakan oleh Putih, basah kuyup.
"Gue nolongin emang sesama manusia. Kalau bukan karena gue, yakin dah gue. Udah mati tuh dia,"
Putih yang tadinya hanya ingin diam, akhirnya angkat bicara. "MULUT PEDES! Jaga ya tuh mulut, lo kira sopan ngomong kek gitu? Pantes gitu di dengerin sama orang Hah?! Lagian gue juga gak mau lo TOLONG. kenapa lo nolong gue hah?!"
Grey melotot tajam, "Sialan! Lo tuh emang ga ada terimakasih nya sedikit ya ke gue, yang nolongin nyawa lo di kolam tadi itu, GUE. MAK LAMPIR."
Tanpa memperdulikan ocehan Grey, Putih langsung meninggalkan kafe tersebut. Ini bukanlah saatnya untuk meladeni cowok itu.
Karena, kepala Putih sangat terasa sakit, dan tadi di kamar mandi entah kenapa hidungnya keluar darah. Mungkin karena tadi ia terbentuk sesuatu, sampai mengeluarkan banyak tetesan darah.
"PUTIH, TUNGGUIN GUE," Teriak Mita, yang melihat Putih langsung meninggalkan dirinya.
"Yang, gue pamit dulu ya. Ntar kita lanjut di telfon," pamit Mita kepada Revan, Revan pun hanya mengiyakan itu. Karena dirinya tau, pasti Putih sangat marah dengan Mita.
"Maafin gue lah Grey," mohon Revan,
Grey hanya diam, "iya."
➿
Malam harinya, Putih mencoba untuk tidur. Dan merapikan, tempat tidur yang semula berantakan sekarang tertata rapi.
Ia membuka Handphone dan melihat ada notifikasi chat di aplikasi Line.
👤Ricky : Putih? Kemana aja?
👤Arnold : Hai Put:)
👤 Dimas : Besok ketemuan yuk Put, lagi kangen.
👤 Bagas : Besok mau gue anter ga?
👤 Andhika : Udah makan belum?
👤 Levin : Put, kamu lagi apa?❤
👤 Rafa : Malam Putih cantik😘
👤 Harun : Lagi apa nih Put? Sibuk ga?
Putih menghela nafas pelan, 8 cowok yang baru saja ia dekati 2 minggu belakangan ini ternyata sangat perhatian kepadanya.
Tak beberapa lama, jari tangan Putih mulai membalas satu persatu pesan dari mereka.
Sebaiknya sebelum membuang mereka, Putih mencoba untuk memberi 1% harapan kecil untuk mereka. Main-main dikit, boleh lah yaw.Walaupun wajah ke-delapan cowok itu, termasuk ke dalam rata-rata. Tetap saja, tidak ada satu orang pun yang menyangkut di dalam hati Putih. Karena, memang keinginan nya yang selalu menjadi Playgirl.
Karena sudah cukup lama Putih menatap layar Handphone nya itu. Akhirnya, dirinya tertidur pulas. Berharap, besok akan ada sesuatu yang mengejutkan.
➿
Hai:)
Ah, lagi susah buat mikir buat nulis, segini aja dulu ya:'*
Lagian, di sini aku mau memberi gambaran gimana sifat di antara Putih dan Grey.Semoga kalian suka ya❤ plis untuk komentarnya ya, apapun itu.
Eh tunggu, gue mau promosi dulu.
Instagram : Ptrinces
AskFM : @PtrincesDi follow yaaa?? Terimakasih❤💜💙
19-Juni-2017
Revisi 28 Mei 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Playgirl VS Playboy [ON GOING]
HumorGrey benci Putih. Putih benci Grey. Grey Playboy, dan Putih Playgirl. Grey dan Putih, nama yang di ambil dari Warna. Jika saja mereka bersatu pasti penuh dengan Warna, hanya saja warna Abu-abu dengan Putih tidak seharusnya di satukan, karena sua...