[07]

725 30 0
                                    


"Sumpah ya najis banget, najis. Najis. Najis." Putih yang sedari tadi ingin sekali marah tetapi ia hanya memendamnya.

Mita yang tidur-tiduran di kasur Putih hanya diam, tidak menanggapi. Kali ini gadis itu sedang sibuk memainkan handphone nya.

"Sumpah ya Mit, gue bener-bener ga habis pikir. Gimana caranya darah itu muncul, dan yang paling nyebelin kenapa si Grey yang harus nolong gue. Kenapa ga doni atau tuyul jepang aja tuh."

"Karena lo jodoh," jawab Mita, singkat. Sebenarnya dirinya tidak sekalipun mendengarkan curahan hati Putih tentang Grey.

Putih yang tidak bisa diam di tempat hanya mondar-mandir di kamar miliknya. Bahkan, notifikasi terdengar begitu banyak di handphone nya. Tapi, itu sama sekali tidak mengusik kecemasan yang dirasakan olehnya.

"Amit-amit deh ya gue jodoh sama dia."

"Ya kalau udah jodoh, mana bisa lo ngehindar?"

"Amit-amit."

"Mit, mau ikut ga? Gue mau ketemuan ama Revan." Ajak Mita dengan posisi berdiri.

"Enggak."

"Yaudah gue pergi dulu ya,"

"Sono yang jauh."

"Yaudah gue doain biar makin jodoh ama Grey."

"Naudubillah"

Minggu pagi kali ini adalah hari yang tepat untuk berlibur. Tidak ada kegiatan seharian, yang membuat fikiran menjadi sumpek.

Hari ini, Grey akan pergi jalan-jalan untuk menenangkan dirinya. Karena kejadian tadi malam, insinden dirinya ketahuan berselingkuh dari pacarnya. Ia harus di putus hubungan.

Itumah tidak sekalipun di fikirkan oleh Grey, kalau mau putus yaudah, Alhamdulillah.

Grey mengambil motor ninja miliknya, dan dihidupkan motornya.

"Mau kemana ya gue," batin Grey. Sama sekali dirinya tidak terfikirkan sesuatu dirinya akan pergi kemana dan dimana.

Mana lagi Revan hari ini harus mengajak Mita jalan-jalan ke mall.

Motor milik Grey melaju dengan kencang, tidak menggubris apapun di sekitarnya.

Tiba-tiba seketika motornya melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, dan kefokusan mata Grey tidak jernih. Ada seseorang gadis menyebrang.

Bruugghhh

Motor yang di tungganginya terpetal menjauh, badan Grey juga tergeletak di jalan. Untung dirinya memakai helm, melindungi kepala nya yang tidak terbentur begitu hebat.

"Sialan, gue nabrak orang." Desis kesal Grey, seketika sadar bahwa ada gadis tidak sadarkan diri dengan darah berceceran di jalan.

Kerumunan warga pun datang untuk menolong gadis itu, dan Gue. Grey pun juga mencoba untuk berdiri, walaupun sakit di kepala dan badan nya agak memar.

Rumah Sakit, Jakarta.

"Lo gapapa?" Tanya Grey pelan, kali ini sangat pelan. Melihat kondisi gadis yang terbarin lemah di atas tempat tidur rumah sakit.

Playgirl VS Playboy [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang