"Udah kayak pembantu gue," desis Grey sebal dengan akan hal ini.Bagaimana bisa dirinya ceroboh menabrak musuhnya sendiri. Jika waktu bisa di ulang lagi, kalau dirinya akan tahu bahwa yang di tabrak adalah Putih, pasti mobilnya akan di bawa dengan kecepatan tinggi lebih tinggi.
Niatnya, Sampai mati si Putih, biar kelar.
"Yaudah. Sana pulang lo," usir Putih, saat ini mereka berdua sedang berada di rumah Putih.
Sehabis belanja, Grey mengantar Putih untuk pulang ke rumahnya.
"Jangan bikin sensi. Udah tidur sono, gue mau pulang."
"Anterin gue sampai kamar, mana bisa gue angkat nih kursih roda sialan."
"Manja banget lo ya, doronga aja rodanya sampai kamar lo, beres kan?" Kata Grey dengan enteng. Tipe-tipe cowok tidak bertanggung jawab.
Putih mendengus pelan, mencoba untuk sabar sekali lagi. "Kamar gue ada di lantai atas, kalo gue dorong kursih roda sendiri bukannya selamat sampai kamar. Tapi hidup kelar sampai akhirat."
"Amin ya Allah," Grey langsung mengusapkan kedua tangan nya, seperti orang berdoa akan kesembuhan.
"Gila lo ya,"
"Udah bacot nya. Manja banget jadi cewek," Grey dengan hati dongkol mengangkat tubuh gadis itu supaya bisa ia gendong.
"Pelan-pelan. Kalo jatuh, mana ada lagi cewek secantik gue di dunia ini."
"Mau gue bunuh sekarang, atau lo diem."
Putih diam, tidak ingin lagi bersuara. Daripada nanti sekalinya bersuara, tau-tau besok tinggal namanya menjadi kenangan.
Grey menggendong Putih dengan sangat hati-hati. Melewati satu demi satu tangga, sampai pada akhirnya ia berada di depan pintu bercat warna ungu, dan bertulis hurut 'P'
"Kamar lo?" Tanya Grey melirik pintu kamar itu.
"Iya, cepet buka."
Grey langsung membuka pintu itu, dan belum saja dirinya masuk sudah tercium aroma khas milik Putih, seperti aroma bunga lavender, di campur dengan aroma wangi-wangi anak bayi.
Sangat nyaman.
Di tambah dekorasi tembok yang indah, dengan gambar paris dan sebuah musim di jepang. Cat berwana ungu, dan berbagai poster Justin Bieber di pajang di sana.
Grey meletakkan tubuh Putih di atas ranjang tempat tidurnya.
"Tutup pintunya ya, pulang aja lo sono." Putih lagi-lagi mengeluarkan kata-kata menyebalkan. Membuat cowok itu greget dengan dirinya.
Grey langsung pergi dari kamar itu, dengan membanting pintu kamar Putih dengan sangat keras.
"Dasar iblis," desis pelan Putih.
Sebelum dirinya akan tidur, tiba-tiba notifikas dari handphone nya berbunyi. Tanda ada chat masuk.
134 Pesan masuk ..
207 Panggilan tidak terjawab ..Ia menghela nafas kasar. Hari ini benar-benar membuatnya frustasi, apalagi setelah kejadian kakinya tidak bisa di buat jalan selama 2 bulan lebih,
Ia mengetik pesan :
Putih : Gue mau minta maaf sama kalian ya:) karena gue hari ini minta kalian buat jauhin gue, sejauh-jauhnya ya:) see you again. Gue mau vakum jadi playgirl selama 3 bulan dulu, okey?
Akhirnya pesan itu di kirimkan oleh semua cowok yang berusaha untuk mendekati hatinya.
Kali ini, hidupnya sedikit bebas.
♨
"Seriusan gue di usir Van, kalau di suruh milih buat jaga si tuh mak lampir atau bersihin kandang babi, mending gue milih opsi kedua."
Hari minggu pagi ini, Grey memang sengaja mengajak Revan untuk nongkrong di salah satu kafe di daerah sekitaran rumahnya.
"Lah salah lo sendiri, nabrak Putih." Revan menyalahkan Grey untuk semua ini.
"Lah si tai, udah jelas salah dia. Mana ada orang nyabrang ga lihat-lihat." Jawab Grey. "Nyabrangnya kemana, matanya kemana."
"Udah lah Grey, lo jadi cowok curhat mulu"
"Setan lu ya, temen curhat malah di kata-katain."
"Ya ga gitu, gue mana tau lihat lo curhat cuma gara-gara masalah ginian. Biasanya kalo masalah cewek lo semangat gitu,"
"Ini beda tung," Jelas Grey.
"Putih juga cantik kali. Pacarain aja sekalian,"
"Amit-amit gue sampai deket sama dia"
"Jangan gitu, kalo udah mulai jatuh cinta. Ribet urusan nya,"
"Ya pasti ribet, mana mau juga gue sama si Putih, udah mirip mak tiri tau ga lo?!"
Revan melirik pintu kafe, sambil meminum coffe nya. "Padahal mah gue udah ada niatan sama Mita, buat jodohin lo sama Putih."
"Siala-----,"
Perkataan Grey terhenti, seketika ada suara nada dering telfon dari handphone nya.
MAK DARMI is calling .......
"Ngapain dia nelfon gue?" Desis pelan Grey, yang masih di dengar oleh Revan disampingnya.
"Angkat aja. Mana tau dia ga bisa gerak di rumahnya."
Iya hallo?
WOI LO DIMANA? GUE GA BISA NGAPA-NGAPAIN DI SINI?! CEPET KE SINI LIMA MENIT.
ANJING, SANTAI GOBLOK
CEPETAN!
Gu--
Panggilan terputus secara sepihak, hanya ada suara tut-tut--- panjang dari balik telfon.
"Sumpah ya, kalo bunuh orang ga dosa, udah gue bunuh kali tuh cewek."
➿
Come back again:)
Pleaseee dong buat komentar sama vote nya:'( jadi sedih loh kalau udah nulis panjang-panjang, mikir ide tapi ga ada yang komentar maupun vote😭
![](https://img.wattpad.com/cover/112176084-288-k150057.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Playgirl VS Playboy [ON GOING]
HumorGrey benci Putih. Putih benci Grey. Grey Playboy, dan Putih Playgirl. Grey dan Putih, nama yang di ambil dari Warna. Jika saja mereka bersatu pasti penuh dengan Warna, hanya saja warna Abu-abu dengan Putih tidak seharusnya di satukan, karena sua...