"Woi Billy?!" Grey yang baru datang tiba-tiba langsung menepuk bahu Billy dengan kencang, cowok yang di sebut sebagai cowok terpintar di kelasnya itu sedang membaca buku Fisika."Kenapa?" Tanya Billy, heran dengan cowok yang sedang berdiri di depan nya itu. Tidak kapok untuk selalu mencari masalah.
"Itu kenapa Putih muka nya kusut banget gitu?" Tanya Grey, yang melihat sekilas cewek itu sedang memainkan Handphone dengan wajah kusem.
Billy langsung membalikkan tubuhnya ke belakang dan melihat Putih yang memang menunjukkan muka tidak enak di pandang.
"Ga tau lah, kenapa lo tanya gue? Emang gue siapanya?"
"Iblis lo, gue cuma nanya. Sewot banget," Grey langsung meninggalkan Billy yang memang tidak pernah asik jika di ajak berbicara.
"Dasar si Grey, bilang aja kalau udah mulai jatuh cinta sama Putih." Desis pelan Billy, dengan menggelengkan kepalanya heran. Lalu dirinya melanjutkan membaca buku Fisikanya tersebut.
"Hai Putih yang cantik seperti bunga melati yang hidup di padang pasir," goda Grey, seketika sudah di depan bangku Putih, gadis itu langsung memalingkan wajah yang tadi fokus dengan Handphone dan sekarang ke wajah Grey.
"NGAPAIN?!" Teriak Putih, dengan mata yang langsung melotot.
Grey yang kaget langsung terlunjak ke belakang, untung saja dirinya tidak punya sakit jantung. Jika saja punya, mungkin 2 detik yang lalu dirinya sudah kejang-kejang karena teriakan Putih.
"Astaghfirulloh, Allahu akbar. Lo sarap ya? Lo lupa minum obat lo ya?"
"Obat apaan goblok? Sana lo pergi, ganggu banget."
"Obat rumah sakit jiwa, bukannya kemarin lo baru periksa dari rumah sakit jiwa?"
"Grey, kalau lo mau cari gara-gara sama gue jangan sekarang. Gue bener-bener males lihat muka lo itu." Kata Putih dengan penuh tekanan. Padahal sedari tadi Putih mencoba untuk menahan emosinya, tetapi karena kedatantan Grey, membuat emosinya keluar 2 kali lipat.
Grey langsung duduk di depan bangku Putih, hingga kedua orang tersebut bertatap muka secara sejajar. "Gue cuma mau nanya sama lo,"
"Hah?" Putih terlihat kebingungan, wajah cowok yang di depan nya itu berubah sedikit lembut dan kalem, tidak seperti biasanya.
"Gue mau nanya. Lo budek atau gimana sih? Sumpah kali ini gue serius," Grey mencoba untuk meyakinkan Putih, bahwa dirinya ingin membicarakan sesuatu.
"Apa?!"
"Jutek banget lo makk gandrong."
"Terong bungkus bayem, kalau mau ngomong cepet ngomong. Lo kira waktu gue ga berharga gitu?" Desis Putih sebal,
Sejujurnya jika di lihat dari dekat, wajah Grey yang memang tampan, bukan hanya tampan. Matanya terlihat berwarna cokelat di pandu dengan hitam. Apalagi, wajahnya yang mirip-mirip dengan kebaratan padahal dia asli Indonesia.
Bohong besar kalau gue bilang Grey itu jelek.
"Gue mau nanya, lo lagi deket sama Levin?"
"Kenapa lo tanya? Urusan nya sama lo apa?"
"Lo tau ga kalau Levin it--,"
Belum sempat Grey menjelaskan apa yang ingin di bicarakan, bunyi bel masuk sudah berbunyi di ikuti oleh siswa/i yang baru saja datang ke kelas. Alhasil, Grey harus pergi ke tempat duduknya.
"Ntar aja." Kata Grey sekilas, sebelum ia berjalan menuju ke bangkunya.
Mita dan Revan juga sudah terlihat di balik pintu, mereka berdua berjalan dengan canda tawa menuju ke bangku nya masing-masing.
"Tumben Grey lo ga berantem?" Tanya Revan, bermaksud bercanda. Sebenarnya sih bentuk sindirian, karena setiap pagi biasanya Grey dan Putih selalu terjebak adu bacot dan selalu saja menyusahkan Revan dan Mita yang sedang asik-asiknya berduaan.
Dulu juga pernah, Putih dan Grey berantem di saat jam pelajaran berlangsung. Entah siapa dulu yang memulai, Putih sampai harus merobek 5 buku tulis yang masih baru untuk di lemparkan ke kepala Grey. Grey pun juga tak kalah, ia sampai harus pinjam sepatu milik teman nya untuk di lemparkan ke kepala Putih. Tetapi, untung saja tidak ada kecelakaan kecil di antara mereka.
Sampai-sampai pada waktu itu guru yang sedang memberi ilmu; Bu Ida. Harus menghukum mereka dengan membersihkan ruangan kelas 10-1 sampai 10-6.
"Maunya sih gitu. Gue malah mau adu jotos tadi sama dia, eh tapi dia lagi galau. Sayang banget kan? Lo tau ga alesan nya? Katanya sih kemarin ngedeketin Sapri pesbukers malah di tolak."
Revan yang tadinya hanya menyimak, langsung tertawa ketika guyonan receh Grey. "Gila lo ya,"
"Gue serius kali," Grey pun juga tertawa.
Beberapa menit ruangan kelas menjadi sunyi, karena kedatangan guru yang sudah masuk kelas untuk memulai jam pelajaran.
➿
"Levin itu sebenarnya jahat. Lo emang ga tau sifat dia, tapi dia itu temen gue." Grey sedari tadi memastikan omongan nya kepada Putih.
Cewek itu memang susah sekali untuk mempercayai perkataan nya, yang memang benar ada nya.
Saat ini Putih dan Grey sedang berada di restoran, karena Grey yang menyuruh Putih untuk datang menemuinya."Mana ada temen bongkar rahasia temen nya? Lo ga usah ya nuduh-nuduh Levin kayak gitu, gue ga suka. Lagian gue juga ga mau tuh di deketin sama dia."
Heran dengan Grey, cowok itu terus saja meyakinkan hal yang tidak masuk di akal. Apanya yang jahat, dan apanya yang balas dendam?
"Gue kan udah bilang, dia itu suka sama lo, dan lo juga ngasih harapan ke dia bego. Lo ga tau apa kalau Levin tuh orang yang suka balas dendam. Dia bakal ngebales perbuatan siapapun yang sudah melukai dirinya." Jelas Grey. "Dan gue yakin, lo bakal ninggalin dia secara suka-suka lo."
"Bodo amat ya Grey, gue heran deh sama lo. Kenapa lo ngelakuin kayak gini ke gue?"
"Karena kalau lo kenapa-kenapa atau mungkin lo sampai mati, yang ada mayat lo bakal gentayangan ke rumah Levin, dan biasanya gue selalu numpang tidur di rumahnya." Goda Grey, "kalau lo gentanyangin Levin, pasti lo bakal gentayangin gue juga. Mana mau gue di ganggu sama setan kayak lo, orang sekarang lo yang hidup aja gue enek di ganggu sama lo."
"Woi ulet bulu, gatel banget ya omongan lo."
"Bodo amat. Gue mau pergi, mau anter yayang nomor 20."
"Punya pacar 20 aja bangga lo, gitu SOK playboy. Gue dong gebetan 35, TTM 25, Calon pacar tapi ga jadi 30."
"Gue ga nanya. Emang lo sinting kelas kakap."
Semoga kalian suka ya❤
27-Juni-2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Playgirl VS Playboy [ON GOING]
HumorGrey benci Putih. Putih benci Grey. Grey Playboy, dan Putih Playgirl. Grey dan Putih, nama yang di ambil dari Warna. Jika saja mereka bersatu pasti penuh dengan Warna, hanya saja warna Abu-abu dengan Putih tidak seharusnya di satukan, karena sua...