Setelah acara makan siang selesai, rombongan keluargaku berpamitan untuk pulang. Lalu kami pun menempuh perjalanan selama 30 menit, hingga kami benar-benar tiba di rumah. Semua orang melepas lelah dengan mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Sementara aku dan Geo masuk ke kamarku. Saat di dalam kamar, tiba-tiba Geo mengunci rapat-rapat pintu kamarku, lalu dengan sigap dia memeluk tubuhku dan melumat bibirku dengan penuh nafsu.
''Geo... Geo... apa yang kamu lakukan ...'' Aku berusaha mengelak dari serangan dadakan Geo yang cukup liar seperti srigala yang mengendus mangsanya.
''Aku mencintaimu... dan aku tidak mau kehilanganmu, Tirta!'' Geo kembali mengecup bibirku dan menyeruput kasar bagian-bagian dari daging bibirku yang gempal.
''Hentikan, Geo... Kamu jangan konyol!'' tukasku mengelak dan melepaskan pelukan Geo.
''Aku tidak peduli... Aku tidak ingin melepaskan kesempatan ini, karena setelah ini aku mungkin tidak memiliki peluang lagi untuk bercinta denganmu ...'' Geo mengecup bibirku, leherku, dadaku dan perutku. Tangannya juga sangat lihai melepaskan kancing bajuku, lalu dengan sangat kasar dan setengah memaksa dia menyibakkan kaos dalamku dan langsung mengenyot puting susuku.
''Ough ...'' Aku menjadi tidak melawan dan pasrah terhadap tindakan Geo yang nekat ini, aku membiarkan dia meremas-remas penisku yang masih tertutup lengkap dengan celanaku.
''Ahhh ...'' Aku mendesis manakala lidah Geo meliuk-liuk manja menjilati dadaku yang bidang, kemudian turun ke area pusarku dan berkelana di bagian pubisku. Lidahnya yang berlumuran air liur itu terus menjilat-jilat bagian sensitif tubuhku sembari matanya menatap tajam ke arahku.
Geo melepaskan gesperku, lalu mengupas pengait di celanaku, sedetik kemudian dengan cepat dia melorotkan celanaku berserta celana kolorku, sehingga penisku yang setengah ngaceng mencuat gagah terbebas dari sangkarnya. Tanpa komando, melihat penisku yang berdiri menantang dan manggut-manggut ini, Geo langsung mencaploknya dan menghisapnya kuat-kuat.
''Ough... ahhh... ahhh ..." Aku mendesah karena sedotan nakal dari Geo benar-benar memberikan sensasi rasa nikmat yang luar biasa.
''Shiitsss ....'' rancauku sambil menjambak rambut Geo, ketika Geo mengulum-ngulum batang penisku, hingga semua bagian benda kelelakianku ini tenggelam di rongga mulutnya yang terasa hangat dan becek.
Tanpa sadar aku menggoyang pantatku maju mundur seirama dengan keluar masuknya alat kelaminku di lubang oral Geo. Sesekali aku hujamkan dalam-dalam batang penisku ini hingga mentok menyentuh kerongkongan Geo.
"Aackhhh ....'' Geo tersedak dan mengeluarkan air matanya hingga aku pun akhirnya terpaksa mengeluarkan penisku dari dalam mulut Geo.''Maafkan aku, Tirta... Aku sudah memaksamu,'' ujar Geo dengan nada penyesalan dan menangis.
''Tidak... kamu harus bertanggung jawab, Geo... kamu sudah membangunkan burung rajawaliku... dan kamu harus menuntaskannya!'' timpalku, lalu aku mengangkat tubuh Geo dengan sangat cepat, kemudian aku melemparkannya ke atas ranjang. Aku tarik celana Geo hingga terlepas dan Geo menjadi setengah telanjang.
''Ini 'kan yang kamu inginkan ...'' Aku membalik tubuh Geo, hingga dia tengkurep, kemudian aku mengangkat sedikit bokongnya hingga dia setengah menungging. Aku korek-korek lubang boolnya dengan kedua jariku perlahan-lahan, hingga lubang itu semakin menganga dan melebar. Setelah liang itu cukup lebar, aku langsung menghentakan kepala penisku dengan sangat kuat dan keras, sehingga semua batang penisku menyelusup ke dalam liang bool Geo. Sejurus kemudian aku menarik rambut Geo dan mulai mengoyang pantatnya dengan gerakan maju mundur.
''Ough... ahh... ahhh ....'' Geo hanya menjerit dengan suara tertahan, entahlah dia merasakan enak atau sakit aku tidak peduli. Aku terus menggenjot bool Geo, geal geol, maju mundur, naik turun hingga aku merasakan suatu aliran kenikmatan yang menjalar dari prostatku terus bergerak ke syaraf-syaraf alat vitalku hingga meledak tepat di ujung kepala penisku dan... Crooot... Crooot... Crooot... lubang penisku menembakan cairan sperma di rongga-rongga anus Geo.
Aacckhhhh!!!
Geo hanya meronta dan lemah di atas ranjang. Dia menangis sepuas-puasnya. Kemudian aku memeluknya dan mencium keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geo ... Aku saYang
RomanceUntuk 17++ ''Geo ... aku akan menikah,'' ujar Tirta. Geo meringis mendengar pernyataan Tirta. ''Jangan bercanda, Tirta ... Kita tidak mungkin bisa menikah!'' ''Aku tidak menikah dengan kamu, Geo ... tapi dengan seorang wanita.'' ''Apa!'' Geo terbeng...