Part 4 : Makan

8.8K 199 11
                                    

Aku dan Geo melanjutkan perjalanan mencari gerai KFC terdekat. Setelah berkeliling cukup lama, akhirnya kami berdua menemukan juga. Letaknya di pinggir jalan. Tak perlu berpikir panjang, aku dan Geo langsung memasuki gedung KFC ini. Aku memarkirkan motorku di tempat yang telah disediakan, sementara Geo mencari tempat duduk yang kosong dan segera mendudukinya. Aku berjalan menuju meja kasir untuk taking order. Antreannya cukup panjang. Aku sabar berdiri, hingga tiba gilirannku. Ada seorang pelayan muda yang melayaniku, namanya Hasano, ya ... nama itu tersemat di dada kirinya terukir jelas di atas name tag.

''Silahkan mau pesan apa, Kak?'' ujar Hasano dengan senyum ramahnya.

''Paket Panasnya dua ya, Mas!'' sahutku.

''Baik ... paket panas dua ... ada lagi?''

''Cukup ... itu saja dulu!''

''Baik ...'' Hasano menghitung tagihannya, ''jadi 60 ribu Rupiah, Kak ...'' lanjutnya.

Aku merogoh kocek dari dalam kantong celana, aku membayar sejumlah uang yang sesuai disebutkan Hasano, lalu Hasano mengambil uang yang aku berikan dan mencetak bill-nya.

''Baik ... tunggu sebentar, ya!" kata pelayan berwajah cute ini.

Aku mengangguk. Hasano segera bergerak menyiapkan pesananku, dengan cekatan pria muda ini menyusun dan menyajikan makanan hidangan yang aku pesan.

Sejurus kemudian, semua pesananaku sudah tersaji di atas nampan.

''Terima kasih!'' Aku mengambil nampan yang berisi penuh dengan sajian pesananku, lalu membawanya ke meja di mana ada Geo telah duduk manis di kursinya.

''Ini buat Geo ...'' Aku meletakan satu paket ke hadapan Geo.

''Thank you honey,'' sambut Geo girang.

''You are welcome ... ayo segera makan!''

Aku dan Geo langsung menyantap makanannya dengan sangat lahap, hingga tak bersisa.

''Kamu mau nambah lagi, Geo?'' tanyaku pada Geo yang nampak senang menikmati menu khas KFC itu. Sepotong daging ayam bagian paha bawah yang digoreng kriuk dan nasi pulen yang dicetak dengan bungkus plastik khusus.

''Tidak ... aku sudah kenyang,'' jawab Geo.

''Apa kamu mau Ice Cream ... sebagai hidangan penutupnya?''

''Tidak usah, Tirta ...''

''Hmmm ... .kamu yakin tidak mau Ice Cream-nya?''

''Ya ... soalnya aku sudah cukup kenyang, Tirta ...''

''Kalau Ice Cream-ku mau, tidak?''

''Maksudnya?'' Geo mengeryitkan jidatnya.

''Ice Cream coklat isi vanilla yang itu, tuch ...'' Mataku melirik ke arah tengah bagian celanaku.

''Ah ... kamu nakal, ya ...'' Geo terkekeh sambil mencubit perutku.

''Emang kamu tahu maksudnya?''

''Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu .... Dasar cabul!'' Geo mencubit perutku lagi.

''Hahahaha ...'' Aku hanya ngakak, ''tapi, kamu suka, 'kan?'' lanjutku, namun Geo cuma geleng-geleng kepala sambil senyum-senyum geli sendiri.

''Aku sayang sama kamu, Geo ...'' Aku mengusap pipi Geo. Dan lelaki ini jadi tersipu malu.

''Iya ... aku tahu ... aku juga sayang kok, sama kamu, Tirta ...''

''Apa aku boleh menginap di tempat kamu malam ini, Geo?''

Geo sempat terdiam untuk kesekian detik, lalu dia memandangku dengan mimik wajah yang penuh rasa penasaran.

''Ya ... kamu boleh menginap di tempatku,'' ujarnya pelan.

''Asiiikkk ... Luv yu, Haniii ....'' timpalku dengan nada sumringah.

Usai makan, kami pun segera pulang dan masuk ke kamar Geo. Apa yang kami berdua lakukan di kamar selanjutnya? Kurasa kalian tahulah. Hehehehe .... Enyak-enyak!

Geo ... Aku saYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang