nine

298 35 3
                                    

Kim Dana POV

Pandanganku memutih, telapak tanganku basah oleh keringat, lutut ini terasa begitu lemas, aku merasa kepalaku berputar-putar dan sesaat kemudian pandangan menjadi gelap, entah apa yang terjadi.

Sayup-sayup aku mendengar seseorang sedang berbincang, aku membuka mataku dan menyadari bahwa aku tengah berbaring di kamar miliku sendiri, kepalaku terasa pusing dan tengkuk ini masih terasa berat.

Aku bangkit dari tempat tidur dan menuju ke luar mencari sumber orang yang sedang berbincang tersebut.

Aku berjalan perlahan menuju lantai satu, di ruang tamu aku dapat melihat Seonho dan Donghan sedang berbincang. Wajah Donghan terlihat serius sedangkan Seonho berbicara sambil mengusap wajahnya.

Mereka tidak menyadari kehadiranku karena aku berdiri di belakang tembok, ini kesempatanku untuk mendengar pembicaraan mereka.

Aku mendengar Seonho berbicara dengan suara yang serak

" ia sudah di rawat di rumah sakit selama 2 Bulan ini hyung "

Mendengar hal itu aku merasakan mata ini memanas.

" bagaimana kondisinya, apakah membaik ?"

Saat Donghan menanyakan hal itu aku tidak mendengar Seonho bersuara sedikitpun.

Sesaat kemudian aku mendengar seseorang menutup pintu dan ketika aku mencoba melihat apa yang terjadi mataku bertemu dengan mata Donghan.

Aku menghampirinya dan duduk si sebelahnya.

" sedang apa Seonho di sini? "

Donghan menjawab tanpa memandang wajahku.

" kau tadi pingsan di rumah sakit, Seonho yang membawamu pulang "

Aku mencoba menguatkan suara untuk kembali bertanya.

" apakah orang yang ku lihat di rumah sakit benar Guan Lin? "

Donghan menatap sayu ke arahku, tanganya bergerak menarikku ke dalam pelukannya, ia hanya memberi jawaban singkat

" nde "

Aku terdiam sesaat mengingat-ingat apa yang ku lihat sebelum pandanganku menjadi gelap.
Aku melihat seseorang terbaring di ranjang rumah sakit, tubuhnya yang  begitu kurus di tancapi berbagai peralatan medis. wajah yang membuat jantungku berdebar kini di tutupi oleh alat bantu pernafasan.

Perasaanku terasa sakit melihat pemandangan itu.
Air mata yang semula menetes satu demi satu seketika berubah menjadi deras.
Aku merasa tidak tahan untuk menahan tangisan tersebut.

Aku meluapkanya tidak peduli meskipun itu di hadapan Donghan. Aku merasa ia memeluku lebih erat, tangannya bergerak menepuk punggungku, aku tau ia mencoba menenangkanku.

Donghan tau aku orang yang sangat mudah menangis, di saat seperti ini ialah yang paling paham persaanku.

***

Author POV

Di dalam sebuah mobil terlihat Seonho sedang memandang lurus ke luar jendela.
Wajah namja itu nampak lelah, setelah melihat ke arah jendela cukup lama akhirnya ia memilih untuk menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dan memejamkan mata.
Ia memasang sebuah earphone dan memutar sebuah lagu.

Suara berat namun Indah mengisi pendegaran Seonho

Ia mendengarkan lagu milik Park Hyosin yang berjudul Breath

oneul haru swil sumi
oneul haru swil gosi
oneulmankeum ireohge tto hanbeon saraga

chimdae mite nohadun
jinan bame kkun kkumi
jichin mameul deopeumyeo
nuneul gamneunda gwaenchanha

ClarityHeartbeat(Wanna One )ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang