Author POV1 month latters
Seorang Yeoja terlihat tengah berjongkok di depan sebuah gundukan tanah yang berhias rumput dan bunga Corporel .
Tempat itu tampak indah karena berada di puncak sebuah bukit kecil yang penuh rerumputan halus dan bunga liar yang mungil
Di belakang gadis tersebut berdiri dua orang namja, salah satu namja berambut pirang mengenekan baju serba hitam. sedangkang namja yang wajahnya nampak sembab mengenakan kemeja putih dengan tuksedo berwarna abu-abu.Pandangan kosong terlihat memancar dari mata yeoja tersebut, perlahan air mata meluncur dan membasahi pipi tirus yeoja itu.
Wajah pucat, tubuhnya yang lebih kurus dan ringkih membuat siapa saja yang memandang gadis tetsebut akan tau ia sedang mengalami depresi.
Langit mulai gelap menandakan hujan akan segera turun, tak lama setelah langit mulai gelap rintik hujan mulai berjatuhan. Rintik hujan tidak membuat yeoja itu bergeming, tidak ada ekspresi yang keluar saat air hujan mengenai wajah pucatnya, namja berambut pirang yang tengah berdiri di belakangnya terlihat menarik lengan yeoja tersebut.
" Kim Dana kajja, hujan akan semakin deras "
Namja itu berujar sangat lembut kepada yeoja tersebut, namun hanya sebuah ekspresi datar dan kosong yang terpancar dari wajah yeoja itu.
Namja bertuksedo abu-abu terlihat tengah membuka payung plastik transparan dan segera merangkul bahu yeoja itu.
Perasaanya campur aduk saat melihat orang yang ia cintai tengah mengalami depresi." noona sampai kapan kau terus begini?"
Ia hanya berkata kepada dirinya sendiri.
Sudah satu bulan sejak Lai Guanlin pergi dan sejak itu juga Dana berubah.
Yeoja itu menjadi lebih pendiam dan pemurung, seringkali ia menangis dan mengeluarkan tatapan kosong.
Ayah, ibu dan kakaknya sangat khawatir dengan keadaan Dana yang semakin memburuk. Semakin hari tubuh yeoja itu semakin kurus, memasukan sesuap makanan ke dalam mulut gadis itu sangat sulit, ia selalu memuntahkan semua makanan yang masuk ke mulutnya.
Jangankan untuk makan, berbicara saja sangat langka di lakukan oleh yeoja tersebut.Sifat yang dulu begitu ceria dan aktif saat ini berubah 180 derajat, semua perilakunya saat ini seperti kebalikan dari Dana yang dahulu.
Sepanjang perjalan pulang dari makam Dana tetap terdiam, pandanganya lurus menuju jendela mobil, buku buku jari yeoja itu tampak memutih, Seonho tidak tinggal diam melihat hal tersebut.
Ia melepaskan tuksedo miliknya dan memakaikannya kepada Dana.
Tangan namja itu bergerak menggenggam tangan Dana yang terlihat memutih.
Tidak ada reaksi yang di tunjukan oleh Dana, ia tetap terdiam tanpa ekspresi.Di sisi lain Seonho merasa perasaannya sakit melihat Dana seperti ini, ia tidak keberatan jika Dana tidak pernah membalas perasaannya, namun jika ia mengalami hal seperti ini perasaannya terasa lebih perih.
Di luar hujan turun lebih deras, langit berwarna keabu-abuan, tepatnya menuju ke gelap.
Mobil Donghan terlihat berhenti di depan rumah Seonho.
" Gomawo untuk hari ini hyung! "
Seonho berlalu turun dari mobil dan menepuk pundak Dana. Ia tidak mengambil tuksedo miliknya yang tengah melekat di tubuh Dana.
Seonho tampak berlari menuju rumahnnya, rintik hujan yang deras terlihat membasahi tubuhnya." Seonho!!, kau lupa payungmu "
Donghan berteriak dari dalam mobil sambil menunjukan payung transparan tersebut.
" anniya hyung!!, pakailah bersama Dana noona "
Seonho menjawab dengan setengah berteriak karena suara hujan yang begitu deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
ClarityHeartbeat(Wanna One )END
FanfictionYou are my closer friend, your my first love, your the coldest people who i know. I cant stop my feeling. But why you leaving me so fast before i say i love u. FanFictionnya Lai Guan Lin WannaOne ama (Byeongari )Yoo Seonho Produce 101 Penasaran...