With all the smile you brought me, I never thought that you could cause me so many tears.—Unknown
*
"If life is so short... Why won't you let me love you before we run out of time..."
Laki-laki yang baru memasuki usia aqua age-nya, memainkan gitar di serambi koperasi sekolah. Sendirian. Matanya mengerling jenaka pada Sheyra yang sedang berjalan cepat menuju lapangan untuk latihan paskibraka. Dan kerlingan mata itu... menghentikan lajunya.
Bukan karena terpesona. Melainkan baru saja kemarin Papa menceramahinya mengenai cat-calling dan berhubung hanya ada Sheyra serta cowok itu di depan koperasi sekarang, Sheyra rasa ia tidak besar hati bila ia merasa bahwa lagu tersebut dipersembahkan untuknya.
Dan itu termasuk cat-calling, kan? Mereka belum saling mengenal, Demi Oom David Beckham!
"I beg your pardon?" Sheyra mengernyit.
Cowok itu tertawa. "Spaneng amat, Mbak. Ngguyu, tho. Ngguyu."
"Sing sopan, ya, Mas—"
"Ravish—Ravishendra Malik. Kelas 8-D."
Cowok itu mengulurkan tangannya. Ketika Sheyra tak kunjung membalas uluran tangan itu, cowok yang mengenalkan dirinya sebagai Ravish langsung menarik tangan Sheyra, memaksanya bersalaman.
"Nah kalau gini kan enak kenalannya."
Sederet gigi sebiji mentimun menghiasi senyum lebar nan ceria itu. Menyadarkan Sheyra bahwa dirinya tak pernah tersenyum selebar itu sejak tiga bulan lalu—sejak perceraian Papa-Mamanya.
It's kinda relaxing, actually.
Tanpa Sheyra sadari, ia menikmati mengobrol dengan Ravish dan absen latihan paskibraka-nya.
And it's all worth it. Dua minggu setelah insiden salah-cat-calling tersebut, dirinya menyandang gelar pacar Ravish—kapten basket SMP Mekar Jaya Magelang.
*
"Nduk, aku enggak masuk Persada Bangsa."
Suara yang bergetar dan menyuratkan kekecewaan yang mendalam itu membuat Sheyra pontang-panting menyetir mobil—meski dirinya belum lancar betul—untuk pergi ke rumah Ravish. Sheyra tahu betul lelaki-nya sedang hancur. Lebih dari ditolak SMA favorit, tetapi masuk Persada Bangsa adalah impian Ravish seumur hidup; ia ingin mengikuti jejak almarhum sang Ayah masuk ke sekolah menengah berbasis semi militer itu dimana Ayahnya menjadi salah satu alumni—lalu masuk Akademi Militer.
Dan sekarang mimpi yang telah dicurahkan dengan keringat dan darah itu direngut paksa. Satu-satunya tali yang menghubungkan antara ia dengan almarhum pria yang tak sempat ditemuinya terputus begitu saja. Tak heran Ravish bisa begitu depresi.
Sesampainya di rumah Ravish, rasanya seluruh tulang Sheyra rontok mendapati keadaan lelakinya ; rumah berantakan dengan segala macam barang pecah belah yang hancur, lampu yang tak dinyalakan serta lelakinya..., oh, Sheyra menitikkan air matanya melihat Ravish-nya... Ravish-nya yang perkasa melikut di sekat antara lemari makan dan meja dapur dengan wajah lengket bekas tangisan.
"Aku gagal, Nduk, aku gagal..." Ravish mendesiskan kalimat tersebut berulang kali.
Sheyra sampai harus menggigit bibirnya sendiri agar tangisnya tak ikut tumpah. Pelukan erat serta bisikan aku-tetap-disini-kok berkali-kali dibisikkan Sheyra untuk membangkitkan semangat pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of Heart
RomanceHow do I love thee? Let me count the ways. I love thee to the depth and breadth and height My soul can reach, when feeling out of sight For the ends of being and ideal grace. I love thee to the level of every day's Most quiet need, by sun...