Para anasir Universitas Sagara Widhyanata pasti mengenal—atau minimal pernah melihat—Eloise Pritha Meishadama. Seperti nama akhirnya yang berarti 'cantik' dalam bahasa India, secara fisik, gadis yang membawa 1/8 darah Negeri Anak Benua dalam genetikanya itu memang luar biasa jelita; rambut hitam legam sebatas pinggang, kulit cokelat susu eksotis, serta lekukan tubuh yang sempurna. Ditambah, Dama ini sama sekali bukan moronic beauty. Menyabet predikat summa cum laude di dua semester fakultas kedokterannya ilmu sosial—akuntansi—semakin mengkhultuskan kelayakan gadis mancung ini mendapatkan gelar top ten most wanted girls-nya Universitas Sanagara Widhyanata.
Bergeser ke Fakultas Ilmu Budaya, tepatnya jurusan antropologi sastra. Seorang Puteri Solo yang ayu berambut ikal bernama Raden Ajeng Nikita Marsha Azalea alias Caca, ada disana. Salah satu adibintang Sagara Widhyanata yang tidak hanya cantik dan pintar, melainkan mempunyai keahlian yang tidak bisa dipandang sebelah mata; tari tradisional. Gelar aristokrat yang disandang Caca tak lantas menjadikan perempuan manis itu hanya belajar tari sukunya saja. Sebut nama tari tradisional apa dan dari mana, pasti Caca jago mempraktekkannya. Setiap orang yang pernah melihat performance Caca pasti satu suara mengakui bahwa si pembayun itu paling hot bila sedang menari. Caca menari sambil nembang? Fix, setiap lelaki langsung pengen dapet gadis Jawa!
Jarak antara kampus FEB dan FIB lumayan jauh. Apalagi sampai ke Fakultas Teknik yang letaknya paling ujung, yang bisa membuat paha berkonde kalau nekad jalan kaki tour di ketiga kampus itu. Tetapi semesta ini memiliki banyak cara untuk membuat singgungan garis takdir antara pelakon yang dikehendakinya. Salah satunya, membuat kedua primadona kampus memiliki lelaki yang sama—Ares.
Dama dan Caca adalah representatif dari pernyataan bahwa cinta itu buta. Menyilaukan segalanya sehingga orang-orang yang terjangkit virusnya tidak bisa melihat apa-apa—hanya dapat meraba atau menerka. Tetapi yang namanya sentuhan atau terkaan tidak sama seperti memindai melalui mata telanjang. Akan selalu ada retakan-retakan tak tertentang, yang akan dihadang atas nama kepongahan.
Demi cinta, keseluruhan jalan terjal yang tercelik maupun tak kasat mata, tidak akan dihiraukan sama sekali. Tidak segala macam bentuk larangan sahabat yang peduli, apalagi sekedar kasak kusuk murahan. Dama dan Caca seolah awam, bahwa lelaki mereka, bukan milik mereka seutuhnya.
*
Alam raya menyemukakan Ares dengan dua perempuan jelita yang kelak ditasbihkan menjadi diva kampus, Melissa dan Svetlana.
Setahun silam, hari ketiga Ospek. Melissa, salah seorang anggota kelompok dimana Ares didapuk menjadi ketua, nyaris pingsan setelah mengikuti apel siang. Sebelum gadis blasteran Indonesia-Ukraina itu benar-benar terlengar dan merepotkan banyak orang, Ares memutuskan agar si Kendall Jenner Kw 7 itu diantar pulang saja. Baru saja Ares dan Melissa membuka pintu mobil, perempuan cantik—yang juga mahasiswa baru menilik dari seragam Ospek yang ia kenakan—dengan raut muka panik tergopoh-gopoh menghampiri, menanyakan apa yang terjadi dengan sahabatnya, Melissa.
Perempuan itu, a head turner yang mampu membuat Ares tak berkedip.
And that's... how Ares met his first bae, Dama.
Pada hari yang sama, hanya berselang tiga jam setelah pertemuan Ares dengan representatif Boneka Cantik dari India. Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Lantaran kalah undian dan mendapatkan pentas tari untuk disuguhkan pada malam inagurasi, kelompok Ospek Ares jadi terbagi dua faksi; kubu cowok menolak mentah-mentah untuk menari ala boyband-girlband Korea dan kubu cewek menegaskan tidak akan menampilkan tarian 'bebek' ala grup lawak Warkop.
Svetlana, teman satu regu Ares, sudah nyaris gila mendengar sawala tanpa mufakat, mengemukakan sebuah usul agar polemik tari ini segera terhenti; tari tradisional. Tidak memiliki opsi solutif lainnya, anggota kelompok terpaksa mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of Heart
RomansHow do I love thee? Let me count the ways. I love thee to the depth and breadth and height My soul can reach, when feeling out of sight For the ends of being and ideal grace. I love thee to the level of every day's Most quiet need, by sun...