Adila's pov
"Dilaaaaa, cepetan turun!" teriakkan kencang yang berasal dari kakakku mulai terdengar kembali. Kalau kata orang-orang sih, malaikat Israfil akan meniup terompet sangkakalanya sebanyak tiga kali. Jadi kalau dipanggil orang, nyautnya yang panggilan ketiga saja. Akhirnya aku mengabaikan panggilan kakakku yang kedua kali ini dan mulai kembali memeriksa ulang barang - barang yang akan aku bawa untuk camping nanti.
Setelah beberapa menit kemudian teriakan "Dila, cepetan turun," kembali terdengar lagi untuk yang ketiga kali, tidak ingin membuat kakakku menunggu lebih lama akhirnya aku mengambil koperku dan bergegas turun ke bawah. Sambutan muka garang dari kakakku terpampang sangat jelas, tetapi aku hanya mengabaikannya dan memilih untuk menaruh koperku di bagasi mobil.
Tidak lama kemudian Kak Calista masuk ke dalam mobil dan duduk di tempat pengemudi, dia menggunakan seat belt-nya, lalu melihat ke arahku yang sudah duduk di sampingnya dari tadi.
"Kamu tuh kurang ajar banget ya, kakak udah nungguin dari setengah jam yang lalu juga. Emangnya kamu mau di rumah sendirian selama tujuh hari?" Oceh kakakku.
"Mendingan di rumah sendirian sih, dari pada ketemu sama dia lagi," gumanku pelan. Sangat pelan hingga Kak Calista hanya memutar kedua bola matanya karena sudah merasa jengkel dengan sifatku ini.
"Untung kamu adik aku La, kalo bukan udah aku apain."
Aku hanya diam saja dan mulai memejamkan mataku, berusaha untuk menikmati perjalanan ini yang diiringi oleh lagu-lagu The Vamps - band favorit kakakku. Mungkin di perjalanan selama satu setengah jam ini aku bisa memperkenalkan diriku kepada kalian.
Namaku Adila Tiara Agatha, berumur empatbelas tahun dan duduk di bangku kelas sembilan, namun berhubungan ini sudah liburan kenaikan kelas, atau bisa juga dibilang libur kelulusan, itu berarti aku akan naik ke kelas sepuluh. Tenang saja aku sangat yakin akan lulus kok. Dan karena sekarang sedang berlangsungnya liburan tersebut, aku akan dikirim ke sebuah acara yang digelarkan setiap tahun ajaran baru. Itu sudah menjadi sebuah rutinitas untuk diriku setiap tahun semenjak aku menginjak kelas tujuh naik ke kelas delapan.
Aku sudah mengikuti acara ini, sudah sejak dari angkatan pertama. Kalian paham kan maksudnya angkatan pertama? Sejak awal acara ini baru dibuat orangtuaku sudah mendaftarkan aku di situ. Dan setiap tahunnya peminat yang ingin mengikuti camping ini semakin banyak. Biar lebih mudah, orang-orang menyebut camping ini dengan sebutan summer camp. Seperti yang kalian ketahui sendiri liburan summer di luar negri bisa berlangsung kurang lebih selama dua bulan. Berbeda dengan negara kita ini yang kira-kira hanya memberikan kita liburan dua sampai tiga minggu. Aku tidak mengeluh akan hal itu, hanya memberi tahu saja.
Tidak. Jika kalian berpikir aku tipe orang yang lebih suka menghabiskan liburanku di kamar sendirian dengan gadget-gadgetku, maka kalian salah besar. Aku menikmati outdoor, aku juga tidak punya rasa keberatan dengan berkenalan dengan orang baru. Jujur saja aku suka dengan acara summer camp yang digelarkan setiap tahun ini. Apa lagi semua teman-temanku di sana yang sudah aku kenal dari kelas tujuh baik-baik semua. Iya tidak diragukan lagi aku memang menyukai acara tersebut. Tapi jika kalian penasaran mengapa aku sangat tidak ingin pergi kesana lagi, ikutin saja ceritaku sampai akhir.
-He's (not) Mine
p.s don't forget to vote and comment about your opinion :)K.N
KAMU SEDANG MEMBACA
He's (not) Mine [On Hold!]
Teen FictionAdila Tiara Agitha, mengalami banyak hal yang sama sekali tidak pernah ia duga. Kenyataan yang terus saja selalu di luar ekspetasinya. Hal-hal kecil yang terjadi dan berakhir dengan dampak yang besar. Perempuan tersebut sampai kewalahan sendiri deng...