Two

9.1K 473 24
                                        

Singapore, 10 October 2016

Mi Bi tengah memasak makan siang untuk seseorang yang akan berkunjung ke apartemennya. Padahal orang tersebut hanya temannya yang baru dikenal beberapa bulan yang lalu saat ia masuk ke universitas namun makan siang kali ini terasa spesial. Orang itulah yang menemani Mi Bi disaat susah dan menerima keadaannya yang tengah hamil saat ini. Bahkan beberapa Mi Bi ditemani olehnya saat ke dokter.

Bunyi bel apartemennya mengalihkan perhatian Mi Bi yang tengah mengaduk sup ayam. Ia semakin mengecilkan apinya lalu ia berlari kearah pintu. Wajahnya seketika langsung sumringah melihat siapa yang mengetuk pintu apartemennya. "Ah oppa sudah datang. Masuklah. Aku sudah memasakkan sup ayam untukmu," Mi Bi menyingkir untuk memberikan jalan kepada tamunya.

"Kau terlihat cantik," ucap laki-laki tersebut.

"Jangan bercanda. Aku tidak cantik," tolak Mi Bi sambil menutup pintu. Ia berjalan terlebih dahulu menuju ke dapur. Aroma sup yang ia masak sangat terasa begitu mereka memasuki daerah dapur. "Maaf aku hanya memasak sup saja."

Laki-laki itu duduk disebuah kursi sambil memerhatikan Mi Bi yang sedang memasak. Sesekali ia tersenyum kearah wanita itu ketika Mi Bi menoleh. "Kau tidak ingin kembali ke Seoul? Bukan maksudku ingin membuat suasana menjadi tidak enak."

Mi Bi menggeleng pelan. "Tidak apa, oppa. Aku baik-baik saja. Keinginan untuk ke Seoul pasti ada. Bahkan eomma beberapa kali menanyakan kapan aku pulang. Tapi kondisiku tidak memungkinkan. Eomma dan appa juga khawatir disisi lain. Mereka takut kalau kenapa-kenapa denganku. Singapore dan Seoul tidak dekat, oppa."

Laki-laki itu terkekeh. "Sudah tahu kira-kira kapan kau akan melahirkan? Dokter mengatakan sesuatu saat terakhir kali kau kesana?"

"Eum..." gumam Mi Bi sambil mengingat-ingat tentang konsultasi terakhir yang ia lakukan dengan dokter kandungannya. "Seharusnya sih sekitar awal atau pertengahan oktober ini. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda bayi mungil ini ingin keluar dan melihat dunia. Sepertinya ia sangat betah didalam perutku," Mi Bi mengelus-elus perutnya yang buncit sambil terus mengaduk-aduk supnya.

Laki-laki itu hanya memperhatikan Mi Bi yang masih bersibuk dengan masakannya. "Lalu apa kau akan memberitahu ayah dari anak itu?"

Sesaat Mi Bi hanya diam sebelumbia kembali mengaduk supnya dan tangannya yang lain mengambil mangkok yang sudah ia persiapkan sebelumnya. "Sebenarnya saat itu aku sudah memberitahunya. Tapi aku tidak tahu saat itu ia mengerti apa yang aku ucapkan atau tidak karena aku mengatakannya tidak begitu jelas. Tapi mungkin kalau memang harus aku beritahu, akan aku beritahu pada ayah anak ini nantinya."

"Apa nanti kau akan membiarkannya bertemu dengan anak itu? Dan apa kamu akan kembali dengannya?"

"Jae Seung oppa ini masih pagi tapi kau membahas sesuatu yang berat seperti ini," Mi Bi terkekeh pelan lalu meletakkan dua mangkok sup diatas meja. "Mungkin aku akan membiarkannya bertemu dengan anak ini kalau saja ia tahu tentang keberadaan anak ini atau mengakuinya. Tapi aku tidak begitu yakin untuk kembali padanya."

Laki-laki itu tersenyum penuh pengertian. "Arraseo. Kita makan saja," mereka berdua menikmati sarapan mereka. Sesekali Mi Bi melontarkan pertanyaan untuk mengisi keheningan.

Jae Seung merupakan teman Ji Ho yang dikenalkan ke Mi Bi untuk dititipkan selama wanita itu di Singapore. Jae Seung yang mengurus semua kebutuhan Mi Bi selama di Singapore. Dia satu-satunya teman yang dimiliki oleh Mi Bi selama di Singapore karena kondisi wanita itu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti perkuliahannya. Wanita itu juga tidak yakin akan melanjutkan perkuliahannya karena kedua orang tuanya menginginkan Mi Bi kembali ke Korea bersama anaknya.

Drunk || Min Yoongi [NC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang