Chapter 1- Zee

282 37 11
                                    

Tok Tok Tok

"Zee"

"Wake up! " terdengar juga suara Dona, mamanya Zee yang membangunkan putri kesayangannya.

Tok Tok Tok

"Ini udah jam setengah tujuh lho, nanti kamu terlambat sayang ke sekolahnya." ucap mama Zee lagi namun Zee tak kunjung membuka pintu kamarnya.

"Zee udah bangun Ma, ini udah siap. " jawab Zee beralibi dari dalam kamar yang pintunya masih tertutup rapat itu.

"Mama tau kamu bohong, ayolah sayang. "

"Yah ketahuan deh" batin Zee.

"Iya Ma iya." ucap Zee dengan malas sambil bangkit dari ranjangnya.

"Mama tunggu 30 menit kalo kamu ngga turun juga nanti Mama bilangin ke Papa kalo kamu udah ngga mau sekolah lagi. " ancam mama Zee.

"Ihh Mama mah gitu, ngancem mulu kerjaannya. "

"Udah ngga usah banyak ngomong. Buruan gih! "

"Iya Ma,ini Zee mau siap-siap. "

30 menit kemudian...

Terdengar langkah kaki orang bersepatu sedang menuruni anak tangga dengan sangat semangat. Itu adalah suara langkah kaki Zee. Kamar Zee memang berada di lantai 2,karena ia lebih nyaman berada di lantai 2 daripada di lantai 1.Awalnya Zee disuruh oleh Papanya untuk tidur di lantai 1,bersebelahan dengan kamar orangtuanya. Tapi Zee menolaknya mentah-mentah dengan alasan tidur dilantai 1 tidak enak. Padahal alasan yang sebenarnya adalah karena jika bersebelahan dengan kamar orangtuanya ia menjadi tidak bebas. Zee ingin hidup bebas sebenarnya. Tanpa dikekang oleh kedua orangtuanya. Zee berharap semua itu dapat terkabul.

Zee turun untuk sarapan bersama dengan mamanya. Ya, hanya dengan mamanya karena Papanya pergi bekerja ke luar negeri sejak satu bulan yang lalu.
Di rumah yang bisa dikatakan cukup besar ini, terasa sangat sepi karena hanya dihuni oleh dua orang yang bahkan keduanya jarang berada di rumah. Karena Dona, mamanya Zee harus mengurusi butik yang beliau rintis sejak 5 tahun silam dan kini alhamdulillah sudah menjadi butik yang cukup terkenal di Jakarta.
Sedangkan Zee sendiri sibuk untuk sekolah dan kegiatan-kegiatan di sekolah. Rumah mereka sudah seperti rumah tak berpenghuni.

"Good morning Mamaku sayang" Zee melangkah mendekati mamanya yang sedang mengupas sebuah apel merah. Ia lalu mencium manja pipi mamanya.

"Morning sayang"

"Sini sarapan dulu Mama udah masakin kamu nasi goreng cumi. "

Zee pun duduk dan mengambil sarapannya di meja makan.

"Oh iya Ma, kapan Papa pulang? " tanya Zee sambil menyendokkan sesuap demi sesuap nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Lusa deh sayang,kalo ngga ada perubahan jadwal lagi."

"Sebenernya kemarin Papa telfon Zee tapi ngga Zee angkat"

"Kenapa sih Zee,kok ngga diangkat? Kasian kan Papa. Kamu kebiasaan deh."

"Habisnya kalo Zee angkat, Zee jadi tambah kangen sama Papa mending ngga Zee angkat aja sekalian."

"Kamu ada-ada aja deh Zee, yang kamu lakuin itu salah. "

"Iya Ma, Zee tau kalo Zee salah.Tap- " ucapan Zee terpotong karena ponselnya berbunyi. Ia segera mengangkatnya.

"Hallo! "
" ... "
"Iya iya"
" ... "
"Okee "
" ... "
"Lo tenang aja"
" ..."
"Bye"
Percakapan itupun berakhir.

"Ma,Zee mau ikut acara ulang tahun temen Zee ya, please izinin Zee ya? Ya Ma? Come on?" rayu Zee sambil memasang muka manja andalannya dan puppy eyes nya.

"Enggak boleh" jawab mama dengan tegas.

"Please ya Ma? "

"Sekali ngga boleh tetep ngga boleh."

Gagal deh Zee ikut acaranya. Jika Mama Zee udah bilang ngga boleh itu berarti Zee ngga boleh pergi. Mau Zee minta izinin sampe nangis sekalian, perkataan mamanya seperti titah yang ngga boleh dilanggar. Zee sebenarnya muak dengan itu semua.

"Mama selalu aja kaya gitu. Zee ngga dibolehin ini ngga dibolehin itu. Zee udah gede Ma, Zee tau mana yang baik buat diri Zee dan mana yang buruk. "

"Tapi Mama larang kamu karena Mama sayang sama kamu. "

"I know that, Zee juga sayang sama Mama sama Papa. Tapi kalo Mama larang Zee terus kapan Zee tumbuh jadi gadis yang dewasa. "

"Iya sayang, maafin Mama ya, Mama cuma takut kamu kenapa-kenapa. "

"Maafin Zee juga ya Ma, kalo perkataan Zee tadi agak kasar. Dan Mama jangan khawatir Zee ngga bakal kenapa-kenapa. " Zee menyadari bahwa perkataannya tadi bisa dibilang agak kasar. Maka dari itu ia meminta maaf.

"Zee sayang banget sama Mama" tambah Zee sambil memeluk mamanya.

Namanya adalah Zeekania Mayriska Ashley. Akrab disapa Zee. Ia adalah gadis yang ceria, ramah dan aktif berorganisasi. Hobinya mambaca, ya ia sangat suka membaca, membaca apapun entah itu novel, komik, majalah, koran dan segalanya. Zee juga hobi menulis dan bernyanyi. Ia memiliki suara emas.

Zee sudah beberapa kali pacaran. Eh ralat berkali-kali maksudnya. Namun kali ini ia lebih memilih menjomblo untuk sementara waktu. Tumben kali ini ada orang yang memilih untuk menjomblo biasanya kan jomblo itu udah takdir. Bhaks. Lupakan-

Karena apa? Karena Zee capek kalo pacaran, pasti hubungannya putus nyambung, putus nyambung lagi. Kalo nggak gitu ya habis putus terus marahan, kaya orang yang nggak pernah kenal. Gitu aja terus.

Hidup di tengah-tengah keluarga yang over protektif itu ngga enak. Meskipun hidup berkecukupan namun seperti terkekang. Ibarat burung merpati yang ingin terbang ke angkasa untuk melihat dunia luar, namun burung itu tak bisa terbang karena ia berada di dalam sangkar. Hidupnya tak bebas. Begitulah Zee.

A/N : Hi guys! Adakah yang baca cerita abal gue ini? Makhlumin aja ya ini cerita pertama gue.
Happy reading ❤

20 Juni 2017

My DisillusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang