Chapter 2 - Sekolah

151 35 3
                                    

Beginilah hidup Zee. Sepi yang dirasa. Mungkin kesepian itu akan pudar jika ia bisa melihat Papanya karena ia sangat merindukan beliau.Papanya akan pulang nanti sore.Yeaayy senangnya dalam hati.

Terlalu kekanak- kanakan mungkin sikap Zee selama ini, karena ia terlalu diawasi oleh mamanya, dilarang begini, begitu, bla bla bla hingga Zee tumbuh menjadi gadis manja. Bahkan Zee sendiri menyadari bahwa ia memang tumbuh menjadi gadis yang manja.

Berbeda dengan orang tua over protektif pada umumya. Mama Zee tak pernah sekalipun melarang anak semata wayangnya itu berpacaran. Aneh memang. Zee sendiri juga bingung kenapa bisa seperti itu karena biasanya orang tua yang over proktektif kepada anaknya akan melarang anaknya untuk pacaran. Zee belum tau apa alasan Mamanya memperbolehkan berpacaran. Itu malah bagus dong dan membuat Zee menjadi anak yang beruntung meski akhir-akhirnya ngga untung.

------- ❤❤❤ -------

Teeet Teeet Teeet

Bel sekolah pun berbunyi. Zee segera masuk kedalam kelas. Hari ini ia ada kelas kimia, menyebalkan dan sangat membosankan.

Zee duduk di bangkunya, bersebelahan dengan Mora, sahabatnya sejak masuk SMA. Kebetulan saat itu mereka dipertemukan saat acara MOS dan beruntunglah mereka karena ditempatkan di kelas yang sama. Meskipun sifat mereka yang bertolak belakang, Mora cenderung diam dan Zee cenderung gila-gilaan. Maka mereka menjadi dua orang yang saling melengkapi. Tak hanya Mora saja sahabat yang dimiliki oleh Zee bila dihubungkan dengan sifat Zee yang ramah dan aktif berorganisasi karena Zee punya Aldo, Gean, Ratih dan Bambang.

Selain sahabat,Zee juga punya banyak haters, eh ralat banyak fans karena haters sebenarnya orang yang malah lebih perhatiin kita daripada fans. Sejak awal ia masuk di SMA Putra Bangsa banyak yang ngga suka sama gayanya yang sok. Padahal gaya Zee biasa aja. Seperti biasanya dan seperti sekarang ini Zee memakai seragam putih abu-abu yang rapi. Pake sepatu converse putih. Roknya pun enggak pendek, soalnya masih di bawah lutut. Ia memang suka menggerai rambutnya karena papanya selalu menyuruh Zee untuk menggerai rambutnya.

"Zee, gerai deh rambut kamu" ucap papa kepada Zee.
"Kenapa Pa? gerah Pa kalo digerai. Risi"
"Kamu lebih cantik kalo digerai. Jadi inget mama kamu waktu muda, mama kamu suka menggerai rambutnya. "
"O yaa? Iya deh Pa" Zee pun membuka kuncir rambut dan menggerai rambutnya setelah itu.
Begitulah sedikit ceritanya.

Pelajaran kimia selama tiga jam itu akhirnya selesai dan semua siswa di kelas XI IPA 1 itu berhamburan keluar untuk istirahat kecuali Zee dan Mora.

"Anterin gue ke perpus yuk Ra? Mau pinjem novel nih, soalnya kemarin gue udah pesen ke Bu Ajeng(penjaga perpus) untuk caraiin novel yang gue cari. Gue mau beli tapi gue baru pengiritan sosial. " ajak Zee.

"Dasar, yaudah yuk" jawab Mora.

"Tapi gue mau ambil buku gue dulu di loker"

"Siap tuan putri"

"Hehehehe"

Mereka berdua sampai di perpustakaan sekolah. Udara sejuk langsung menyergap masuk ke dalam tubuh.Perpustakaan yang cukup nyaman jika dipergunakan untuk ngadem dan membaca. Tapi kali ini, Zee ke perpus bukan untuk membaca ataupun untuk ngadem.

Tak lupa Zee menanyakan novel yang ia pesan kepada Bu Ajeng. Namun sayang,novel yang ia cari sudah tidak tersedia di seluruh gramedia atau toko buku. Semuanya sudah sold out . Novel itu baru akan di order dari pusat sekitar 1 bulan lagi. Seperti yang dijelaskan oleh Bu Ajeng. Hal itu sangat mengecewakan. Karena Zee harus menunggu selama itu. Menyebalkan memang.

Akhirnya mereka berdua kembali ke dalam kelas. Zee sudah tidak bersemangat lagi untuk mengikuti pelajaran berikutnya yaitu pelajaran sejarah. Menjengkelkan banget ya? Menurut Zee sangat menjengkelkan.Kalo menurut kalian?gue harap sama.Karena setiap bab yang dibahas di pelajaran sejarah pasti berhubungan sama masa lalu.

Zee menunggu bel pulang berbunyi.

Teeet Teeet Teeet

"AKHIRNYA" teriak Zee padahal Pak Bondan belum keluar dari kelas. Beliau hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. Sebaliknya Zee malah tersenyum kepada Pak Bondan.

"Maaf Pak saya khilaf. Hehe " ucapnya.

Semua siswa keluar dari kelasnya masing-masing untuk bergegas pulang. SMA Putra Bangsa seperti menumpahkan lautan manusia yang bedesak-desakan ingin segera pulang dan berbaring di ranjangnya masing-masing.

"Ra? Gue nebeng lo ya? Biasalah nyokap gue sibuk ngurusin butik. Anaknya butik kali ya bukan gue? "

"Husss, ngawur lo Zee"

"Ya Ra? "

"Iya iya" jawa Mora.

"Pulang bareng gue aja Zee. " potong Aldo.

"Iya tuh Zee, bareng Aldo aja. Lagian rumah kalian kan searah.Ooh iya gue lupa kalo gue harus-" ada jeda di kalimat yang ingin diucapkan Mora.

"Kalo gue harus mandiin kucing gue, udah lama ngga mandi.. Kasian kali Zee,kucing gue kalo nanti dia jomblo cuma karena jarang mandi.Ya kan Do?" lanjut Mora.

"Ha? Ehh i- ya" jawab Aldo agak bingung.

Yang bisa Zee lihat adalah sikap aneh Mora. Perasaan awalnya Mora mau mengantarkan Zee pulang tapi kok. Udahlah. Zee ngga mau ambil pusing.

"Ohh, oke" balas Zee simple.

"Ra gue pengen ngomong sesuatu sama lo. "

"Ngomong aja"

"Lo jomblo kan? " tanya Zee sambil mencoba menahan tawanya.

"Gue ngga jomblo Zee, kan gue udah pernah bilang ke lo. Kalo gue tuh-"

"Kalo lo itu Jomblo. Nggausah malu gitulah Ra. "
Aldo berhasil memotong pembicaraan Mora.

Zee hanya tertawa.

"Apaan sih Do,gue nggak jomblo tap-"

"Nggak jomblo tapi nggak punya pacar. Ya kan Ra? " lagi-lagi pembicaraan Mora terpotong,kali ini oleh Gean yang datang bersama Ratih dan Bambang.

"Masyallah ini pada sekongkol ato gimana sih? Hayati di bully terus perasaan. " jawab Mora pasrah.

Begitulah Mora yang selalu di ledeki oleh sahabat-sahabatnya. Habisnya dari mereka semua nih ya, Mora sendiri yang ngga pernah punya pacar. Dan hasilnya kaya gitu.

"Ra, gue belum selesai ngomongnya. Lo kan jomblo nih.Berarti lo jarang mandi dong. Kata lo tadi, lo mandiin kucing lo supaya ngga jomblo. " sergah Zee yang tawanya hampir meledak.

Namun tawa teman-temannya sudah meledak.

"Lo samaain gue sama kucing gue Zee" balas Mora sambil menahan amarahnya.

"Udah ah gue mau cabut, bisa-bisa gue darah tinggi terus stroke lagi. " ucap Mora lalu berlalu pergi.

"Woy Ra, jangan ngambek dong! Hahaha" ucap Gean.

"Guys kayaknya caandaan kita kali ini keterlaluan deh. " Aldo bicara tanpa dosa.

"Lo tadi juga ikutan nyet. Jangan sok lupa. " sergah Gean.

"Gue kali ini setuju sama Aldo" balas Zee.

A/N : Hi guys! Adakah yang baca chapter 2 ini?
Kalo ada yang baca.
Jan lupa VOMMENT ya!
Happy reading ❤

My DisillusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang