Chapter 13 - Sahabatan ngga lebih

70 16 5
                                    

🎀

"Gue rela lepasin lo tapi tolong jangan suruh gue untuk ngelupain lo bahkan berhenti mencintai lo,jujur gue ngga bisa"

"Mungkin lo bisa lepasin dia,tapi yang gue lihat lo ngga bisa ikhlas untuk ngeliat dia jalan sama yang lain"

🎀

Ponsel Aldo berbunyi,padahal jam baru menunjukan pukul tiga dini hari.Aldo saja masih asyik bermimpi,namun telfon itu mengusik tidurnya,karena berbunyi terus.

"Siapa sih?Brisik!" ucapnya sambil membenarkan selimutnya hingga sampai menutupi kepalanya dengan mata masih tertutup.

Ponselnya masih berbunyi.

Aldo mulai kehilangan kesabarannya,ia lalu duduk dan mengusap kasar rambutnya sambil memandangi layar ponsel keluaran terbaru yang menyala di atas nakas kecil samping ranjangnya.

"Ganggu aja" ucapnya kesal.

Sejurus kemudian ia meraih ponselnya dan melihat siapa penelfon yang tidak tau waktu itu dengan malas.

"Zee?"Seketika itu Aldo langsung mengernyitkan dahinya.Lalu menggeser layar ponsel ke arah hijau untuk mengangkat panggilan itu.Rasa kesalnya tiba-tiba menguap entah ke mana karena orang yang menelfonnnya sekarang ini adalah orang yang paling ia sayangi.

Belum sempat Aldo mengatakan sesuatu Zee sudah menginterupsinya.

"DODOOO,ALDOO" suara Zee dari seberang telfon benar-benar menginterupsi panggilan.Refleks,Aldo menjauhkan ponsel dari telinganya lalu mengusap kasar telinga kanannya.

Meskipun kelakuan Zee memang seperti itu,suka seenaknya sendiri namun itu yang bisa membuat Aldo jatuh cinta berkali-kali kepada seorang gadis yang ia sayangi diam-diam selama hampir dua tahun.Rasa sayang yang lebih dari sekedar sahabat.Berada di posisi Aldo adalah hal yang sangat menyakitkan.Itu ngga mudah.

"Mukee gile lo Zee,gue ngga budek jadi ngga usah teriak-teriak.Kuping gue pengang dengernya." Jawab Aldo.Begitulah Aldo,seseorang yang pintar menyembunyikan rasa.

"Bodo"

"Serah lo deh,lo punya jam ngga di rumah?"

"Punya" jawab Zee polos.

"Sekarang jam berapa?"

"Baru jam tiga,lo ngga punya jam ya Do, kok nanya gue" ucap Zee

"Dasar oneng" Aldo hanya tersenyum.

"Lo selalu bisa bikin gue tersenyum Zee,tapi sayang gue ngga bisa milikin lo seutuhnya gara-gara gue udah janji sama lo supaya kita akan selamanya jadi sahabat.Best friend forever"batinnya.Miris ya.

"Kenapa sih Do,gue ganggu ya?"

"Engga kok" jawab Aldo."Enggak salah maksudnya hehehe" lanjutnya.

"Yeee lo mah"

"Ada apa lo telfon gue jam segini?"

"Emm gue cuma mau suruh lo jemput gue sekolah,dah itu aja."

"Anjir banget lo telfon gue jam segini cuma minta jemput.Kan lo bisa line gue,ngga usah telfon-telfon kaya gini." Ucap Aldo dengan nada sedikit meninggi.

"Lo marah sama gue Do,kok lo gitu sih ke gue,gue salah ya telfon sahabat gue sendiri." Jawab Zee dengan nada lembut.

Jlebbb.

"Sahabat ya Zee." Batin Aldo.

Kata sahabat sebenarnya adalah kata yang sangat sensitif untuk didengar oleh Aldo.Satu kata mampu membuat remuk hatinya.Remuk bukan dalam artian sakit hati namun lebih ke arah remuk karena tidak bisa memiliki.

My DisillusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang