Chapter 15 - Something

38 9 1
                                    

Kemarin Andra melihat Zee berlari dari taman belakang sekolah sambil tertunduk dan selintas ia berfikir bahwa Zee menangis. Alhasil, Andra mengejarnya dan dugaanya ternyata benar, gadis itu sedang menangis tersedu di halte bus. Kemarin, Andra-lah yang berhasil menghibur Zee dengan jokes garing dan sedikit menyebalkan, ia juga yang memberikan sekotak tissue kepada gadis itu yang sebenarnya ia dapatkan dari hasil merampas temannya, entah temannya yang mana karena Andra lupa.

Andra sedikit heran karena melihat Zee seperti ini, tapi ia tahu bahwa gadis yang ada di sampingnya ini sedang terluka, makanya ia memberi waktu untuk Zee agar sedikit lebih tenang dengan membiarkannya menangis seperti ini.

"Thanks Ndra. "

Andra hanya membalas dengan senyum tipis. Lalu setelahnya mereka berdua hanya diam.

Beberapa menit kemudian...

"Udah ah mau sampe kapan kaya gini" suara Zee yang masih agak serak memecahkan keheningan yang tercipta.

"Gue akan kasih waktu lo untuk nangis sepuas hati lo kalo itu bisa bikin lo lega." Ucap Andra akhirnya sambil menoleh menatap sepasang manik milik Zee.

"Gue nggak nangis, gue cuma kelilipan aja, nih liat. "

"Cewek mah sukanya gitu ya, bilangnya nggak kenapa-kenapa tapi kenyataanya? Dasar cewek" batin Andra.

Cewek emang seperti itu, terlihat tegar walau hatinya sakit. Mencoba untuk selalu tersenyum meskipun itu semua palsu. Perasaan seorang cewek itu rapuh dan sensitif banget. Retak atau patah sedikit aja, udah bisa bikin mereka para cewek nangis tujuh hari tujuh malam.

Cewek itu melakukan apa-apa pake perasaan jadi jangan heran kalo sedikit- sedikit terharu, sedikit-sedikit mewek, namanya juga cewek. Ya kan?

"Nggak nangis apanya, orang gue tau kok masalah lo." Namun kalimat tadi hanya alibi Andra saja, karena sebenarnya ia tidak mengetahui masalah sedang dihadapi gadis itu saat ini.

Wajah Zee kembali pias.

"Eh eh jangan kaya gitu muka lo, kaya topeng monyet lo udah jelek tambak jelek tau nggak." Hibur Andra.

"Thanks ya Ndra, lo bisa bikin gue seneng meski cara lo yang harus ngatain gue dengan kata pedes bahkan omong kosong lo itu." batin Zee yang berbicara.

"Udah buru, lo cerita aja sama gue." Bujuk Andra agar gadis itu menceritakan masalahnya, siapa tahu ia bisa membantu, mungkin.

Yang ditanya hanya menggelengkan kepala.

"Yaudah." Balas Andra sambil bangkit berdiri. Namun dengan segera Zee menahan Andra agar tidak pergi.

"Iya deh gue cerita." Akhirnya kata itu terucap juga dari mulut Zee. Lalu Zee menghapus sisa-sisa air mata yang masih bersarang di mata dan pipinya.

Dalam hati, Andra berteriak senang, akhirnya Zee mau cerita kepadanya.

Kemudian Andra menarik tangan Zee dengan lembut. "Mau kemana?" tanya Zee polos.

"Katanya mau cerita, lo lihat sekeliling lo, ini tempat umum bego."

"Gue emang bego Ndra, karena selama ini gue nggak pernah liat lo, gue udah sia-siain temen kaya lo yang udah care banget sama gue, Thanks Andra thanks." Batin Zee.

Sejurus kemudian, Zee mengangguk tanda mengerti. Ia mengikuti langkah laki-laki yang sedang menggenggam erat tangannya. Rasanya, kesedihan itu lenyap setelah hadir dia, seorang Andra Diargano Putra, cowok ngeselin seantero jagat raya. Tapi mampu mengobrak-abrik hati dan jago bikin orang nyaman kalo deket sama dia.

Langkah kedua insan itu berhenti tepat di dermaga, tempat yang waktu itu menjadi saksi bisu, mulai tumbuhnya rasa diantara mereka berdua. Meski baru seumur jagung tapi siapa yang tahu, suatu saat nanti bisa menjadi abadi.

Zee menghela nafasnya, lalu ia berjalan ke tepi dermaga sambil membentangkan tangannya, mencoba untuk menghirup udara yang bisa dikatakan masih segar karena jam baru menunjukkan pukul 9 pagi. Kali ini, Zee dan Andra memutuskan untuk bolos sekolah. Lagian, hari ini kegiatan KBM juga sedang free jadi sah- sah aja dong kalo mereka skip sekolah, sekali- sekali bolehlah.

"Jangan bunuh diri." Ucap Andra.

"Rese nya mulai deh Ndra, siapa juga yang mau bunuh diri, gue masih sayang sama nyawa gue."

Andra hanya diam.

"Tapi setelah gue fikir-fikir nih ya, ada benernya kalo gue bunuh diri. Jadinya kan gue bisa ketemu sama mama papa di surga, gue kangen mereka. Kadang gue capek hidup di dunia Ndra, nggak ada lagi yang bisa gue jadiin alasan untuk tetep bertahan, karena orang yang gue sayang memilih pergi."

Sebenarnya apa yag dikatakan oleh Zee itu murni pikirannya. Memang bener, ia sudah mulai capek hidup di dunia ini, dengan segala yang ada di bumi semuanya, ia sudah mulai mencapai titik terjenuh untuk hidup.

"Nglanturnya mulai, lo jangan kaya gitu, lo pikir Mora, Aldo, gu- gue nggak berarti apa-apa buat lo, kita semua sayang sama lo Zee, lagian kalo lo bunuh diri lo belum tentu masuk surga ketemu ortu lo."

"Gue juga sayang sama kalian semua, tapi..."

Ucapannya terpotong oleh jari telunjuk Andra yang sengaja ia tempelkan di bibir Zee, menyuruhnya agar diam.

"Lo punya kita dan semisal lo ada masalah apa-apa jangan pernah sungkan buat cerita. Ada gue Zee, gue bakal jadi pendengar setia cerita lo. Jadi lo jangan khawatir, dan saat lo berpikir udah nggak ada orang yang bisa lo jadiin alasan hidup lo, jadiin gue Zee sebagai alasan lo hidup dan bertahan di sini."

Zee tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Andra barusan, yang pasti, saat ini ia sangat bahagia karena ada orang yang menghiburnya disaat ia jatuh. Ternyata Andra adalah orangnya.

Tanpa babibu Zee menghambur ke pelukan Andra, tak terasa satu tetes air mata berhasil jatuh dari manik mata Zee dan diikuti oleh tetes-tetes selanjutnya. Ada satu rasa yang Zee tidak tahu itu perasaan apa, mengusik pikirannya dan sedikit membuatnya kalut.

Andra kaget bukan main karena Zee yang tia-tiba saja memeluknya. Kemudian Andra membalas pelukan itu.

Lagi dan lagi, dermaga ini menjadi saksi bisu kisah mereka. Mungkin saja setelah ini, mereka berdua akan menjadi dua orang yang selalu bersama, saling bertukar cerita. Semoga saja kisah mereka akan berakhir dengan bahagia.

"Ndra?" ucap Zee sambil melepas pelukannya.

"Hmm"

"Gue mau tanya sesuatu sama lo."

"Apa?"

"Kalo misal ni ya, misal ni, gue mau bunuh diri di depan lo, lo bakal cegah gue kaya di sinetron-sinetron itu nggak?"

Andra menggelengkan kepalanya. " Gue malah bakal bantu lo supaya cepet nyebur."

"Rese"

"Bodo"

"Andraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak Zee.

BYURRRRRRR

Andra menoleh dan mendapati Zee...


A/N : Hallo teman, maaf kalo alur ceritanya nggak bagus dan nge-bosenin, aku akan berusaha supaya lebih bagus lagi dari ini dan sebelum-sebelumnya.

Sebenarnya ada nggak sih yang baca, kalo ada tinggalin komentar dong hehehe jangan lupa vote juga ya. Love you

"Hargai karya yang kalian baca dengan vote sebagai bentuk apresiasi dari kalian."

My DisillusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang