Setelah keputusan gue keterima, gue langsung sampein ke emak, beliau seneng dengernya, dan sampai nangis.
"mak, do'a emak terjawab" kata gue, dia cuma senyum
"nanti besok kamu bantu emak cari kambing ya" kata emak
"Loh, kenapa mak" jawab gue
"pas kamu tes, emak sempat buat nazar, dan Alhamdulillah kamu keterima, jadi mak harus bayar" kata emak
"emang duitnya ada mak" kata gue
"udah, gak usah kamu pikirin" katanya,
"iya mak, nanti deni cari" katanyaBesoknya, setelah selesai cari kambing gue langsung ke restoran buat ngundurin diri, manager gue setuju,
"saya selalu dukung den, gak mungkin kamu akan terus terusan disini" katanya
"terima kasih pak, terima kasih atas kepercayaan bapak ke saya" kata gue
"iya sama sama" katanyaSebelum gue kerja, perusahaan memberikan gue offering letter, yang mana isinya adalah hak hak yang akan gue terima begitu gue gabung nanti. Sumpah gue bener bener kaget begitu begitu baca penawaran dari mereka, sallary yang bakal gue terima bener bener gak pernah gue bayangin sebelumnya, bahkan gaji gue setahun direstoran masih bisa kalah dibanding dengan gaji disini sebulan, itu belum termasuk fasilitas fasilitas yang bakal gue terima. Mimpi apa gue bisa kayak gini, sumpah gue seneng banget, gue kasih tau emak, beliau juga sangat seneng, "Alhamdulillah nak, yang penting kerjanya yang amanah ya, selalu bersyukur" pesen beliau
Untuk posisi gue diperusahaan baru sebagai procurement atau biasa disebut bagian pengadaan, untuk bagian gue ada 3 orang satu timnya, 1 orang atasan dan 2 orang staff, gue salah satu staff nya dan yang satu lagi perempuan umurnya mungkin lebih tua sedikit dari gue. Hari pertama kerja gue hanya disuruh adaptasi dulu, sama diberikan beberapa overview tentang perusahaan gue
Gak berasa gue udah kerja sekitar 3 Bulan, kesulitan yang gue bisa rasain adalah banyaknya tekanan dari warga lokal, yang mana gue selaku bagian pengadaan selalu menjadi bagian yang paling sering didatangi oleh warga lokal, mereka menuntut untuk dijadikan rekanan untuk pengadaan barang di perusahaan gue. Selain itu gak ada kesulitan apapun.
Setelah beberapa lama, gue teringat janji gue ke oca, pesen oca yang selalu jadi motivasi gue untuk menjadi lebih baik.
Malam itu gue sempat main ke rumah oca, sekedar silaturahmi sama keluarganya
"eh deni" kata nyokap oca
"iya tante, apa kabar" kata gue
Setelah dipersilahkan masuk, gue ngobrol ngobrol sama nyokapnya, dia tanya tanya soal kerjaan gue, tentang nyokap gue tentang keseharian gue
"tante, kebetulan saya kesini, saya boleh tau kabar oca, terus terang seteluh dia pulang terakhir dia gak pernah ada kabar lagi" tanya gue nyokap oca terdiam sebentar
"dia masih sibuk kuliah den" katanya
"ooo, emangnya belum selesai tan, bukannya oca duluan kuliah daripada deni, kenapa masih belum selesai ya tan" kata gue
"kuliah diluar emang beda den, gak kayak disini" kata nyokap oca
"ooo, gitu, yaudah kalo gitu tante, deni bisa minta kontak oca gak" kata gue, lalu dia diem sebentar
"sebentar ya, tante liat dulu keatas" katanya, cukup lama beliau diatas
"ini den, mungkin kamu bisa webcam sama oca via massanger saja, kalo telepon lebih mahal" kata nyokap oca
"oo iya tan, makasih ya, saya langsung pamit kalo gitu tan" kata gue, lalu gue pulang.Besoknya gue langsung open chat sama oca di mess perusahaan gue,
"buzz" ketik gue
Gue tunggu sekitar 10 menit akhirnya baru direspon
"iya say" jawabnya
"apa kabar ca" kata gue
"baiiiiiik, aku sudah denger kabar dari mama tentang kamu, selamet yaaa" kata oca
"ca, aku kangen, open cam yuk" ajak gue
"hmmm, nanti ya, lagi gak pake baju" katanya
"ngapain gak pake baju, pake gih biar bisa cam sama aku" jawab gue
"lagi males say, gerah" katanya
"ooo, yaudah" kata gue, sambil pasang emot sedih
"kok sedih say" katanya
"gapapa ca" jawab gue
"idih ngambekan sekarang, yaudah bentar ya aku pake baju dulu" katanya, gak lama muka dia sudah tampil dilayar laptop gue, dan suaranya nyaring terdengar
"sayaaaaaaaaaaaaaaang" teriak dia
"biasa aja terianya" kata gue sok cool
"ih kan gitu, udah ah matiin" katanya manyun
"iya iya, maaf" kata gue
sumpah, gue agak kaget liat oca, dia keliatan agak kurus, dan agak pucat
"kamu sakit ca" kata gue
"haaa, nggak ah" katanya lalu ngambil kaca dan ngaca
"kamu agak kurus dan pucat ca" kata gue
"ooo, cuma kurang tidur kayaknya say" kata oca
"ooo, istirahat say, jangan terlalu dipaksain" kata gue
"aku gak mau kalah sama kamu" katanya ketawa
"tapi tetep jaga kesehatan ya" kata gue
"iyaaa bawel" katanya
"sip" jawab gue
dia diam cukup lama,
"kenapa diem ca" kata gue
"diem dulu napa sih" katanya, lalu dia diem lagi, sekarang lebih lama
"ada apa sih" gue mulai gak sabar, dia masih diem
"aku lagi pengen liat muka kamu lama lama" katanya, lalu kembali diem
"kamu keliatan berubah ya" kata oca tiba tiba
"berubah gimana" kata gue
"kamu keliatan lebih dewasa" kata oca tersenyum
"kamu juga tambah cantik ca" kata gue
"makasih say" kata oca
"ca, kamu masih inget tantangan kamu sebelum pulang kemarin" tanya gue
"hmmm, masih say" kata gue, tiba tiba nada bicaranya berubah
"kenapa gitu responnya ca" tanya gue
"gapapa say, aku cuma takut kamu nagih janji aku" katanya
"kenapa takut, kan kamu bilang kapanpun aku siap kamu bersedia" kata gue
"iya say, aku ngomong gitu biar kamu lebih semangat kuliahnya" kata oca
"terus, kalau sekarang gimana ca" kata gue masih bingung
"yaudah, kamu fokus kerja aja dulu, nanti kita pikirin lagi" katanya tersenyum
"kamu gak ada masalah kan ca" kata gue
"gak ada den" katanya
"tapi kok kamu ngomong gitu" kata gue
"gapapa den, aku cuma ngerasa masih belum siap den" katanya
"hmmm, iya kalo gitu, aku gak bisa maksa" kata gue, sumpah saat itu gue bener bener down denger jawaban oca.
"kamu gak sedih kan say, aku gak mau liat kamu sedih" katanya
"iya ca" kata gue sambil tersenyum
"pokoknya sampai kapanpun jangan pernah sedih ya, tenang saja sampai kapanpun aku sayang kamu kok" kata oca tersenyum manis
"aku juga sayang kamu ca, aku cuma agak kecewa, setelah aku udah bisa mutusin buat milih malah respon kamu begitu" kata gue
"Terima kasih ya , udah milih aku, aku gak akan lupa itu, tapi aku masih belum siap say" katanya
"iya ca, aku akan tunggu, seperti kamu udah nunggu aku" kata gue sedih
"jangan sedih say, aku nangis nih" katanya sambil netesin air mata
"jangan nangis ca, kan aku sering bilang, aku gak bisa liat kamu nangis" kata gue, langsung ceria, dia hapus airmata dia.
"maaf ya say, maafin aku" katanya
"iya, tenang aja ca, aku tunggu ya" kata gue
"yaudah, udah dulu ya, aku mau istirahat dulu, ngantuk say" katanya
"iya, sehat sehat ya, jangan lupa istirahat" kata gue
"iya , aku cinta kamu" katanya
"aku juga cinta kamu" kata gue sebelum gue tutup, gue sempat liat oca masih nangis.Selang beberapa hari gue coba hubungi oca, tapi gak pernah di respon, hampir sebulan gue coba tapi tetep gak di respon.
Sumpah saat itu gue bingung sama oca, ada apa dengan dia.
Gue udah coba ke rumahnya, tapi nyokapnya gak tau, setau dia oca masih sibuk kuliah biar cepet selesai.
Gue selalu berdo'a semoga gak terjadi apa apa sama oca.
