Last Part

6.9K 164 38
                                    

Sesuai dengan janji bakal ada kejutan di part berikutnya, tapi yang nulis bukan ane :p Selamat menikmati

~~

Awal bulan September 2012, tiba - tiba telepon meja kerjaku berdering, dilayar terlihat nomor extensi pemanggil 217, "wah dari bosku, tumben pagi pagi udah manggil" kataku dalam hati. "pagi pak" sapaku dengan nada ceria. "pagi, kamu bisa ke ruangan saya sebentar" perintahnya."siap pak" jawabku semangat. 

Sedikit gambaran tentang tempatku kerja, ruangannya tidak terlalu besar, untuk kami para staff posisi nya di kubikal seukuran 1,5 x 1,5 meter, ya lumayanlah gak terlalu sempit dan dikelompokan tiap departemen, kami dari bagian marketing ditempatkan dibagian paling depan, biar sewaktu waktu kalau ada klien bisa cepat ditemui. sedangkan untuk ruangan level manager sudah disediakan ruangan terpisah.

Aku berjalan menuju ruangan beliau, terlihat beberapa rekan kerja masih sibuk sarapan "jam kerja kok sarapan, kalo mau sarapan dirumah" ledekku kepada salah satu temenku, mereka tersenyum, kebetulan dikantorku pekerjanya mayoritas pria.
"pagi pak" sapaku ketika masuk ke ruangan bos, "pagi, duduk san, ceria bener hari ini" katanya, "gapapa pak, bukannya tiap hari itu harus ceria" jawabku, "tapi gak seperti biasanya, atau kamu jangan jangan udah dapet pacar" ledeknya, "ah bapak bisa aja, belum kepikiran pak" jawabku, "ooo, padahal kamu banyak yang suka san, inget san nunggu apa lagi, umur bakal nambah loh" katanya, "umur bukan nambah pak, tapi berkurang" jawabku senyum, beliau juga tersenyum.
"kok jadi bahas tentang saya sih pak, tadi bapak manggil ada apa ya" tanyaku, "ohya maaf, gini san, tadi pagi saya terima email dari salah satu klien kita, mereka minta kita ketempat mereka buat presentasi tentang beberapa produk kita, kamu bisa?" tanyanya, "siap pak, bisa" jawabku, "ini yang saya suka dari kamu, semangatmu itu san" katanya, "ah bapak bisa aja, ngomong ngomong kapan dan kemana pak?" tanyaku, "besok first flight ke Palembang" katanya, "ke Palembang pak?" jawabku, mendengar kata Palembang, pikiranku langsung ingat sesorang, seseorang yang sangat berarti bagiku.
"Iya palembang, harus first flight ya san, perjalanan dari palembang ke tempat mereka bisa 3 jam" katanya, "baik pak, berapa lama" tanyaku, "terserah kamu, kamu atur saja, sekiranya sudah selesai langsung pulang" katanya, "baik pak" kataku, "tapi pulangnnya bawa Kakap ya" katanya, Kakap adalah perumpamaan kami untuk klien besar.

Aku kembali ke kubikalku, pikiranku kembali teringat sama dia, padahal belakangan ini aku udah mulai melupakannya, "apakah mungkin kita bisa ketemu, kecil kemungkinannya" batinku, aku menatap sebuah bingkai foto kecil disamping layar monitorku, disana terlihat seorang laki-laki agak dekil, rambut gondrong, kulit coklat tersenyum ke arah kamera, tatapan matanya tajam melihatkan semangatnya yang besar. Apa kabarmu disana den, apa kamu udah bisa kejar mimpimu?
"woi bengong mulu, kerja" kata temenku rara membuatku kaget "sialan lo" kataku,
"Ngeliatan apa sih lo san" katanya, "nih" kataku sambil ngasih foto yang barusan kupandangi, "udah lo lupain aja, dia juga mungkin sudah lupa sama lo" kata rara, "udah ra, tapi gak bisa" jawabku, aku memang udah cerita semuanya tentang deni ke rara, "lo bego ya, yang suka sama lo banyak san, melek dong, sampai kapan lo mau mandangin foto doang" katanya, aku cuma geleng "bego lo, coba lo cari di google atau FB atau twitter, coba lo ketik namanya kali aja keluar" saran rara, aku udah coba semuanya tanpa rara suruh, tapi hasilnya ribuan deni yang keluar, pernah semalaman aku liat satu satu tapi hasilnya nol besar.
"san, lo besok ke palembang?" tanya rara, "iya" jawabku singkat, "siapa aja?" tanyanya, "paling bertiga sama indra dan hendra" jawabku, "ooo, ati ati lo, gue denger disana rawan" katanya, "iya ra, makasih udah ngingetin" jawabku.

Sesuai arahan, hari ini aku sibuk urusin persiapan buat berangkat besok, dari cari hotel sampai urus transportasi selama disana, Dari klien kami sebenernya udah nyediain mobil buat penjemputan ke bandara, tapi agak kurang enak rasanya kalau mereka yang nyediain, kan kami yang butuh sama mereka.

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang