Satu

294K 25.5K 2.8K
                                    

Mata ini melihat hal yang tidak seharusnya terlihat.

Telinga ini mendengar apa yang harusnya tidak terdengar.
***

Pelan-pelan, matanya terbuka. Seperti mendapat sebuah hantaman keras, kepalanya berdengung sesaat.

Sakit.

Manik cokelat itu kembali berkedip. Telinganya berdengung keras. Namun bibirnya tidak bisa berucap. Dia beringsut duduk begitu saja. Dengan masker oksigen yang masih terpasang. Bibir pucat pecah-pecah yang tetap merapat.

Pandangannya mengabur sesaat. Dia tidak bereaksi ketika wanita cantik bersurai panjang memeluknya sambil menangis histeris.

"Seyna ... Seyna! Ini Mama, Nak."

Dia sadar dari koma.

Setelah dua tahun jadi pasien akhirnya terbangun juga.

Padahal baru saja semua alat yang dipasang ke tubuhnya akan dilepas karena keluarganya mulai ikhlas melepaskannya.

Seyna menatap bibir dokter dan beberapa suster yang tetap rapat. Tapi suara mereka bisa terdengar olehnya.

Hitam-abu-merah.

Warna aura yang melingkupi mereka semua berbeda.

Seyna mengulurkan tangan kanan, menunjuk salah satu suster yang paling tua. Aura hitam di tubuhnya semakin menggelap saja.

"Mati." gadis yang kini berusia tiga belas itu berucap membuat orang-orang di sekitarnya terkejut. Mengabaikan potongan kepala yang bergelindingan di ruangan itu namun tidak bisa dilihat orang lain.

"Seyna, maksudnya apa, Sayang?" Mamanya kebingungan. Seyna tidak bergeming. Perlahan tangannya turun. Dia balas menatap sosok yang merangkak di dinding perlahan naik ke langit-langit.

"Orang itu, sebentar lagi mati."

3 hari kemudian, suster yang ditunjuk Seyna mati karena mengalami kecelakaan di perjalanan ke rumah sakit.

***

Cantik, kaya, dan cerdas.

Di SMU Garuda, Seyna Kurogami menjadi salah satu siswi paling populer dengan segudang prestasi. Semua nilainya selalu sempurna. Tidak ada nilai cacat membuat dia menjadi kebanggaan para guru atau pun siswa.

Hanya saja, gosip buruk tentangnya pun tidak kalah santernya.

Seyna tidak pernah tersenyum.

Dia tidak suka bergaul.

Dia bermulut tajam dan membuat orang lain sungkan mendekat.

Dia selalu sendiri, memilih pergi setiap ada orang yang mengajaknya bercakap.

Sejak umur 14 tahun, Seyna sudah tinggal di apartemen sendiri tidak mau ditemani satu pun pembantu atau pun orangtuanya. Telinganya sakit hanya karena mendengar isi hati mereka.

Lagipula, dia tidak pernah benar-benar sendiri. Ada makhluk lain yang selalu menemaninya, sesekali kalau mereka berisik, dalam satu sentuhan, mereka langsung lenyap.

Bagi Seyna, melihat arwah bukan sesuatu hal yang mengerikan. Bahkan sejak sadar dari koma panjangnya, Seyna seolah cukup terbiasa dengan keberadaan mereka.

"Pundak gue udah beberapa hari ini sakit." seorang cowok di koridor mengeluh pada temannya. Seyna melihat cowok itu kemudian berkedip. Ada seorang gadis berkulit pucat yang memeluk cowok itu. Melihat ke arah Seyna, kemudian tersenyum lebar memamerkan semua gigi taringnya.

"Lo udah ke dokter?"

"Gak ada hasil."

Seyna tidak terusik. Dia terus melanjutkan langkah. Melihat seorang gadis yang berjalan dengan kaki kanan digusur. Satu bayi memeluk kakinya dengan tubuh berlumur darah.

Korban aborsi.

Lihat Seyna. Cantik tapi aneh.

Ke sekolah dia dianter limousin. Katanya masih keturunan Jepang. Kakeknya mantan penjajah.

Sendirian. Bikin ngeri.

Gak pernah senyum. Jangan-jangan gila lagi.

Semua suara hati mereka, bisa didengar Seyna. Membuat dia tahu maksud mereka yang mau mendekatinya. Kalau bukan ingin mencari popularitas, mereka hanya ingin mengeruk uangnya.

Karena itu Seyna menjaga jarak.

Dia tidak memiliki teman dekat.

Karena manusia, bukan lagi makhluk yang bisa dia percaya.

Seyna berhenti di depan kelas. Menatap seorang pemuda yang tiba-tiba jatuh tersungkur di depan kakinya. Membuat orang-orang di sekitar mereka terkejut.

"To-long." pemuda itu meringkih. Seyna memiringkan kepala saat melihat sejumlah makhluk yang menindih pemuda itu.

Dia dirasuki. Bukan hanya satu. Tapi ada 5 roh jahat yang menguras habis energinya.

"Ruka. Kamu kenapa?!!"

"Ruka!"

"Ruka!"

"Ruka!"

Ruka Daniswara. Salah satu nama yang paling sering Seyna dengar dari isi hati cewek-cewek di sekitarnya. Mendadak dikerubuni oleh banyak orang yang merasa khawatir.

Namun, tidak ada satu pun di antara mereka yang berani menggeser posisi Seyna berdiri.

Ruka mendongak. Manik mereka saling menumbuk. Seyna tidak berkata apapun, Ruka mengulurkan tangan padanya.

Apa dia tahu Seyna bisa mengusir hantu?

Seyna membungkuk, dia menyentuh leher Ruka membuat teman-temannya terkejut. Di detik yang sama, para roh yang berada di punggung Ruka menghilang.

"Eh?" Ruka berdiri. Tubuhnya mendadak terasa ringan. Dia nyengir lebar, "badan gue langsung sehat. Lo barusan apain gue?"

Seyna menatap cowok itu dari ujung kaki sampai kepala. Lalu mendapati bolong tak kasat mata di jempol kakinya. Seyna menatap Ruka sambil berkata, "Kamu, terlalu gampang kerasukan."

Seyna lagi-lagi melihat beberapa arwah yang nyaris menyentuh Ruka. Namun kembali mundur saat melihat Seyna.

"Kamu bakalan sering kena sial."

"Eh?!"

***

Iya. Ini horor. Niat gue horor. Tapi gak tau kenapa malah nyerempet ke romance-comedy lagi.

Bodo, ah. Nanti nunggu horrornya kalo udah mau ending. #ngeles

SSSST!!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang