Sembilan

183K 17.8K 1.8K
                                    

Hal yang menyakitkan...
Adalah semunya sebuah keberadaan...

***

Sepasang kaki panjang dibalut jeans hitam melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan. Berjalan lebih dalam, berdiri di samping seseorang yang terbaring lemah di ranjang hidup ditopang obat dan alat bantuan.

Dia meletakkan sebuket mawar di laci samping kasur. Duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan kecil yang hanya tulang dibalut kulit saja.

Pria itu tersenyum getir. Genggamannya semakin erat. Dia terus berbisik, "Kamu pasti kuat."

***

"Dasar tukang bohong."

"Seyna tukang bohong."

"Kamu itu jadi anak gak berguna. Bisa sekali aja gak ganggu Mama?"

"Seyna, Papa gak ngerti kenapa kamu terus bilang soal hantu cuma buat dapet perhatian kami? Papa sama Mama itu sibuk tau gak?"

"Jangan deket-deket sama Seyna. Nanti nular jadi suka bohong juga."

Pembohong!  Pembohong!  Pembohong!

"Seyna... Bukan tukang bohong! Aku percaya sama dia!!!"

***

Kamu pasti kuat...

"Sey?"

Seyna tersentak. Dia menoleh pada Ruka yang berdiri di sampingnya. Napas Seyna terengah-engah. Keringat dingin mengalir dengan maniknya menatap sekitar bingung.

Ada apa dengannya?

Kenapa dia tiba-tiba merasa terlempar ke saat-saat yang tidak dia ingat sama sekali?

Seyna tidak bicara pada siapa pun tentang kemampuannya selain pada orangtuanya dan Ruka.

Mama dan Papa selalu baik, menerima Seyna dan segala kelebihannya dengan tangan terbuka.

Lalu yang barusan itu... Apa?

"Mau ke UKS lagi?"  Ruka memberi saran. Seyna menggeleng, mengukir senyuman tipis.

"Gak usah."

Tapi wajah Seyna pucat sekali. Sejak tadi dipanggil-panggil juga tidak menyahut.

"Yakin?"

"Hm."

"AKU GAK PERNAH MAU NGELAHIRIN ANAK SETAN!!!"

Seyna berjengit mendengar teriakan sang Mama.

Dia menoleh kanan-kiri, mencari tahu darimana suara itu berasal?

Tidak ada siapa-siapa. Di halaman belakang, Seyna hanya berdua dengan Ruka saja.

Sejak menolong Ruka beberapa minggu lalu. Ingatannya mendadak sering kacau. Tidak bisa membedakan mana kenyataan atau sekedar hasutan? Seyna seringkali galau. Dia takut ditelan kemarahan lalu melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan.

Seyna melihat telapak tangan kanannya. Sorot cokelat itu sesaat menyendu.

"Kenapa?" Ruka bertanya lagi.

"Gak tau, ya." Seyna menjawab bingung. "Sesekali, aku ngerasa tangan kanan aku lebih hangat. Ngingetin aku sama seseorang yang justru gak aku inget. Kayak semisal pas aku koma beberapa tahun lalu, ada perasaan apa, ya? Seseorang yang selalu jenguk aku, berusaha nguatin aku."

Seyna memberi jeda, "Setelah sadar aku berusaha cari informasi tentang orang itu. Tapi aku gak dapet petunjuk. Mama sama Papa bilang itu mungkin cuma mimpi. Lucu, kan? Orang koma mana ada yang aneh kayak aku."

SSSST!!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang