Tiga

223K 22.3K 2.5K
                                    

Hal termenyakitkan ...

Adalah mendengar segala isi hati buruk mereka tentangmu.

***

Sering Seyna mendengar, orang-orang yang ingin tahu isi hati orang lain di sekitarnya. Berharap mendapatkan kemampuan mengerikan yang saat ini justru dimiliki Seyna Kurogami.

Namun hanya sedikit dari mereka yang mengerti betapa menyedihkan dan menyakitkannya menjadi Esper. Tanpa orang lain bicara kamu bisa terluka.

Tanpa orang lain berkata kamu tahu isi hati mereka.

Tidak ada lagi yang bisa dipercaya. Tidak ada seseorang yang bisa diajak bicara.

Seyna adalah sosok yang tegar. Andai dia rapuh, segala kemampuannya saat ini sudah lebih dari cukup menjadi alasan mengakhiri hidupnya sendiri.

Seyna tidak pernah bermimpi bisa memiliki seorang teman lagi. Dia cukup menikmati kesendiriannya, hidup dalam jurang sepi yang sudah beberapa tahun memerangkapnya.

Tapi-

"Sey, kamu sering makan sendiri di kelas, ya? Gak pergi ke kantin?"

Kali ini ada seseorang yang menemani Seyna makan. Ruka masuk ke kelas Seyna lalu mengambil kursi kosong agar bisa duduk saling berhadapan dengan gadis yang sudah dia tembak. Menatap Seyna dengan roti yang masih dia kunyah dan beberapa saat lalu dibeli di kantin.

Seyna tidak menjawab. Dia fokus dengan kotak bekalnya.

"Sey, rambut kamu hitam gelombang gitu cocok. Bikin kamu tambah unyu. Orangtua kamu pasti cantik sama ganteng makanya anak mereka secantik kamu." lagi Ruka bicara dengan nada lurus seolah pujian itu bukan sesuatu hal tabu. Memang iya kok. Seyna cantik seperti boneka. Manik cokelat layunya selalu memandang hampa.

"Sey, kapan kamu mau jadi pacar aku? Biar kita bisa ciuman."

Kali ini Seyna meletakkan sendoknya. Nyengir, Ruka senang karena akhirnya Seyna mau balas menatap. Sejak tadi dia diabaikan, sih. Memangnya dia kaleng kerupuk.

"Aku gak tau maksud kamu apa? Kenapa juga kamu deket-deket kayak gini?"

"Kok gitu? Pengen deket sama cewek yang ditaksir wajar dong."

"Kamu gak bener-bener naksir aku."

"Demi kesamber geledek naksir beneran sumpah!" Ruka mengangkat dua jarinya. Memasang wajah serius, "jangan asal nebak kayak bisa baca hati orang dong. Aku selalu ngeliatin kamu dari ospek. Baru berani nembak kemarin."

Benar. Seyna tidak bisa membaca pikiran Ruka. Membuat dia tidak tahu sebenarnya maksud pemuda di depannya itu apa?

Ruka menyorot Seyna sengit. Mencomot sosis di kotak bekal Seyna lalu memakannya tanpa tahu malu.

"Apa alasannya kamu suka aku?"

"Kamu cantik, seksi, baik, pinter, kaya, gak banyak tingkah lagi. Justru aneh kalo aku gak naksir, 'kan? Tapi aku juga banyak uang kok. Jadi gak bakalan morotin kamu. Seenggaknya kamu gak norak." Ruka kali ini mencomot bakso di kotak makan Seyna. Membuat gadis itu hilang selera.

SSSST!!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang