13

1.9K 57 0
                                    

Bambang sedang menyalin pr Jennifer pagi itu. Ia mengaku lupa mengerjakan pr dan meminta untuk melihat jawaban Jennifer hari ini.

Karena yang mengajar hari ini adalah si guru yang mirip profesor, Pak Suyanto.

"Bambang," panggil Jenn, "Lo pernah suka seseorang?"

Bambang menoleh tetapi sambil menulis, "cewek atau cowok?"

"Cewek lah!"

"Pernah," jawab bambang, "dan perasaan gue gak dihargain."

"Terus, sekarang masih suka?" Jennifer memainkan rambutnya.

"Gak, ngapain juga gue perjuangin orang yang bahkan gak noleh ke arah gue." Bambang tertawa kecil.

"Lo cemen banget, nyerah terlalu cepat." Jennifer tertawa lebih keras sehingga seisi kelas menoleh kepadanya.

"Namanya juga takdir," Bambang berlagak keren.

"Yaudah, iyain aja."

"Jennifer Ashley dan Bryan Haryono dipanggil ke ruang bp sekarang!"

Nama Jenn terdengar di setiap sudut sekolah, begitupula dengan nama Bryan. Jenn saja bingung masalah apa yang ia perbuat sehingga masuk ke ruang sidang siswa itu?

Dan lagi, dengan Bryan?

"Jadi jelaskan pada saya, siapa yang mencoret meja perpustakan ini selain kalian?" Guru bp itu berdiri di depan Bryan dan Jenn. Ia menanyakan pertanyaan ultimatum yang membuat mereka tersudut.

"Bukan Jenn saya bu, mungkin ibu salah orang?" Jenn berusaha menangkis pertanyaan dari Bu Yuli.

"Tapi cuma kamu yang namanya mencantumkan Jenn di sekolah ini."

"Oh. Gitu ya, bu?" Jenn tersenyum.

Bryan pun diam-diam tertawa.

"Mau ngaku, nggak?" Bu Yuli menegaskan lagi, "Kalau enggak, ya, Ibu bakal panggil orangtua kalian!"

"Jangan, Bu!" Bryan menggelengkan kepalanya.

Jennifer pun ikut menyatakan setuju.

"Yaudah, kami ngaku." Jennifer menunduk.

Begitupula dengan Bryan.

©All Rights Reserved 2017 Grabellia Aprilia

Because LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang