14

1.9K 54 0
                                    

Suasana toilet sedang sepi siang itu. Jennifer sedang mengepel lantai toilet sekarang ini, ia sangat ingin cepat pulang.

Dikala teman-temannya yang lain sudah tidur nyenyak di rumah, ia masih di sekolah bersama salah satu orang yang menurutnya agak aneh, Bryan.

"Capeeekkk," gumam Jennifer.

"Gue denger suara, lo." Sahut Bryan dari toilet pria, di sebelah.

"Kan ini gara-gara lo, pake nulis nama di meja itu segala. Kalo gak, kita gak bakal ketahuan, ya, Babon?" Sambung Bryan lagi.

"Hah? Lo manggil gue babon?" Ucap Jenn tak terima, "emangnya ini bukan salah, lo? Kan lo yang tulis nama lo duluan, Gorilla!"

"Yaudah, terserah." Sahut Bryan singkat.

"Lo gak mau minta maaf sama gue?" Tanya Jenn sambil mengelap kaca.

"Buat apaan? Toh, kita sama-sama salah. Jadi ampas."

"Ampas?"
"Iya."

Jenn kemudian menghentikan pekerjaannya, melihat sekeliling lalu tersenyum "Lo orangnya biasa banget, ya?" Tanya Jenn.

"Biasa gimana?" Suara Bryan menggema dari toilet sebelah.

"Ya, gitu."

Tak terdengar suara balasan apapun lagi. Kini Jenn menaruh kain pelnya dan mulai merapikan rambutnya.

Jenn pikir, Bryan telah pergi meninggalkan dia. Tetapi saat ia membuka pintu untuk keluar dari toilet, Bryan sudah di situ daritadi.

"Ngapain?" Tanya Jenn.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Bryan langsung melingkarkan tubuhnya. Ia melihat Jenn. Menahannya di dinding, "Lo mau ngapain?" Tanya Jenn.

Badan Jenn gemetaran, tak terbiasa dengan situasi seperti ini. Ia berusaha melepaskan tangannya, tetapi genggaman tangan Bryan sungguh kuat! Jenn menyerah, ia pasrah. Sesekali ia mengucap-ucap sambil berdoa agar tidak terjadi sesuatu.

"Lepasin gue.." Jenn meronta lemas.

Tetapi Bryan tidak melakukannya, ia malah menguatkan genggamannya.

Tanpa sadar,
Tanpa ia kendalikan,
Ia mencium Jenn.
Tepat di bibirnya.

All Rights Reserved 2017 Grabellia Aprilia

Because LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang