Penyesalan

9.2K 402 12
                                    

"Ibu maafkan aku, aku sangat berdosa. Ku mohon maafkan aku" isak Naruto Menggenggam Tangan Ibunya.

"Sudahlah Naruto, Semua sudah terjadi. Aku bersyukur kau sudah mengetahuinya" Jawab Kushina mengelus rambut pirang Naruto

"Aku.. sangat menyesal. Aku dibutakan olehnya bu. Aku bahkan mengabaikan Hinata dan boruto selama ini.Apa mereka akan memaafkan ku bu?Kenapa baru sekarang aku mengetahuinya?? Aku sangat marah pada diriku sendiri" Air mata Naruto terus membanjiri kedua pipinya.

"Mereka pasti memaafkanmu Nak. Hinata sangat lembut dan baik seperti ayahnya. Kau ingatkan? Saat kebakaran orang yang menolongmu adalah Ayah Hinata. Di saat terakhirnya dia menitipkan Hinata padaku. Lalu aku berjanji padanya aku akan menikahkan kalian berdua. Karena aku tidak bisa menjaga Hinata selamanya. Namun, Kau mampu menjaga nya" Cerita Kushina mengingat insiden kebakaran saat Naruto Kecil

"Tetapi, Hinata mengajukan cerai" desah Naruto lemah
Kushina hanya tersenyum mendengar desahan Naruto

"Apa kau yakin? Karena yang Ibu tau Hinata sangat mencintaimu" tanya kushina

Naruto menatap manik ibunya.
"Aku juga berpikir dia masih mencintaiku, tapi dia mengatakan sendiri kalau ingin bercerai denganku" jelas Naruto dengan wajah sendu.

"Belum terlambat. Pergilah minta maaf dan minta mereka kembali. Hinata dan boruto adalah keluarga kita" saran Kushina membelai pipi anaknya.

Secercah harapan mulai terbentuk di wajah Naruto.
"Ya! Aku akan minta maaf pada hinata bu! Mereka adalah keluargaku" Jawab Naruto penuh semangat

"Selama ini aku tidak sadar bahwa aku mencintainya. Bahkan disaat aku bangun pagi. Orang pertama yang ku cari adalah dia. Hinata" tekadku dalam hati.

~~~

"Aku sudah menghubungi media yang menerbitkan artikel tentangmu. Mereka langsung menghapus artikel tersebut" terang Shikamaru ke Naruto yang duduk di balik Meja.

"Apa ada hal yang mengganggu?" Tanya Shikamaru melihat Ekspresi naruto.

"Dimana Hinata dan Boruto sekarang?" Gumam Naruto nyaris tidak terdengar

"GO kids cafe" jawab Shikamaru cuek
Naruto mengernyitkan dahinya.
Tidak mengerti dengan ucapan Shikamaru

"Jika kau ingin mencari mereka. Pergilah ke Go kids Cafe. Boruto hampir tiap hari pergi bermain disana" terang shikamaru yang langsung di sambut dengan cahaya berbinar dari Mata Naruto.

"Terimakasih Shikamaru! Kau adalah asisten yang terbaik! Aku akan menaikkan Gajimu!!" Naruto berdiri antusias. Merapikan Jas kerjanya dan berjalan pergi.

"HEI!! Kau ada meeting siang ini!!!" Teriak shikamaru

"Batalkan semuanya!!" Balas Naruto

"Sialan! Merepotkan saja..." gerutu shikamaru.

~~~

Naruto berjalan menuju Go kids Cafe yang disarankan oleh Shikamaru.
Di tangan kirinya ada mainan rubah orange kesukaan boruto dan tangan kanannya memegang buket lily putih kesukaan Hinata. Terselip kartu ucapan di buket tersebut.

"Aku akan membawamu kembali hime~" Ucapnya antusias

~~~

Naruto terpaku melihat pemandangan di depannya.
Boruto dan Hinata ada di tempat bermain yang di sarankan shikamaru. Tetapi,

Ada Gaara disana! Ya, gaara sedang bermain dengan Boruto. Bahkan boruto tampak sangat akrab dengan Gaara. Dia tertawa. Terjungkal dan tertawa kembali.

Tak jauh dari mereka ada Hinata yang teriak memanggil Gaara menyodorkan kopi ke pria berambut merah itu. Dengan senyum khas nya. Hinata juga tampak nyaman bersama Gaara.

Pikiran Naruto kembali menerawang. Mengingat Gaara telah menyatakan perasaannya ke Hinata. Dan Hinata yang meminta cerai.

"Apa aku benar-benar terlambat sekarang?" Batin Naruto melihat adegan di depannya dengan tatapan Nanar.

Naruto menjatuhkan bunga dan hadiahnya. Dia berbalik pergi mengurungkan niatnya bertemu dan membawa keluarganya kembali.

Sekilas Gaara melihat sosok Naruto

~~~

Kediaman Namikaze

Naruto PoV

Aku meneguk alkohol terus menerus. Entah ini adalah botol yang keberapa. Aku tidak bisa menghitungnya.
Aku sangat frustasi! Aku telah gagal membawa hinata dan boruto kembali!
Aku berjalan limbung ke kamar Hinata. Merayap ke ranjang nya.
Menghirup aroma lavender dari selimutnya.
"Baunya benar-benar memabukkan" aku terisak.

Kuciumi bantal yang biasa menjadi sandaran hinata saat tidur.
"Ya Tuhan... aku merindukannya" tangisku pecah. Mengingat penyesalanku selama ini.
Beberapa saat kemudian yang kutau. Aku tertidur.

~~~~

Ke Esokan harinya

"Boruto! Jangan mengotori lantai"

"Ya ampuun,, lihat telurnya pecah kan!"

FORGIVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang