Boruto

6.3K 339 4
                                    

NARUTO POV

aku dibangunkan oleh sinar matahari yang malu-malu masuk ke ruangan kerjaku.
"Ahh,, kepalaku masih sakit" keluhku memegang kepala.
Sialan. Aku haus sekali sekali. Aku keluar dari ruang kerja. Tumben sekali tidak ada mainan boruto di depan pintu. Biasanya anak itu akan menungguiku bangun dan mulai ngoceh tentang mainannya. Suasana dirumah juga sepi.

"Hinata....." Panggilku mengedarkan mata mencarinya.
Tidak ada sahutan atau gerak manusia lain di rumah ini. Aku berjalan menuju kamarku. Bukan! Tapi kamar Hinata.

Cekleeeeekk... kriieetttt...
"Aahh masih tidur ternyata. Tumben sekali dia belum bangun" gumamku melihat Hinata yang tidur.
Aku butuh hinata untuk menyiapkan segala keperluanku. Haha aku membencinya tetapi tetap saja meminta bantuannya. Yaah.. mau bagaimana lagi. Aku sudah terbiasa di siapkan segala sesuatu olehnya. Kulirik ternyata tidak ada boruto di sampingnya. Kemana anak itu? Ke tempat Ibu kah? Persetan! Aku sangat haus.

Aku berjalan menuju dapur mengambil gelas kosong dan menuangkan air dingin dari dalam kulkas. Saat aku menuju meja makan.

OH! DAMN IT!!
Aku sangat kaget!
Anak nakal itu ada di bawah meja makan dengan kehebohan yang dia buat.
Beberapa telur pecah, badannya yang hampir tertutupi oleh tepung.

Ya Tuhan!! Ini Bencana!!!

"Good molning daddy!" Sapanya dengan senyum lebar.

Aku hanya memandanginya ngeri. Melihat telur-telur tidak bersalah itu berserakan dimana-mana

"Aku buat calapan daddy. Sepeltinya mommy cakit. Dia ngga bica bangun pagi" jelas boruto dengan ucapannya yang masih cadel

"Calapan ini buat daddy. Aku yan buat" celotehnya lagi menyodorkan piring berisi roti tawar, telur mentah, tepung dan apa itu coklat atau kopi??

Ooh Tidak!! Aku akan langsung masuk rumah sakit jika makan sarapan yang dia buat.

Aku mendekatinya. Memandang manik matanya.
"Kau sangat kotor anak nakal!" Ucapku ke arahnya
"Eeh?" Boruto memiringkan kepalanya mendengar ucapanku.

Astaga!!! Dia lucu sekali,
"Ayo kita mandi! Kau sangat bau dan kotor" ucapku mengangkat badannya dan berjalan menuju kamar mandi.

Aku mengisi bath tub dengan air hangat dan menuangkan sabun mandi lalu mengocoknya sehingga busa busa akan muncul. Sementara boruto tengah sibuk membuka kancing bajunya.

"Daddy tolong bantu aku. Aku tidak bica bukanya" celotehnya dengan ekspresi merengut.

Adduh!!! GEMASSS!!!

Aku membantunya membuka baju. Aku mulai menyiramkan air hangat untuk membersihkan kehebohannya tadi. Selanjutnya boruto aku tenggelamkan ke bath tub. Hahaha aku tidak sesadis itu.

"Daddy! Come on!" Ajaknya dengan gaya tengil.

Astaga!! Darimana sifat tengilnya ini menurun. Tentunya bukan dariku.
Yaah Aku bergabung dengan boruto dan berendam di bath tub.

"Aku cenang bica mandi baleng sama daddy" celotehnya memainkan busa dan boneka bebek plastik.

"Berapa umurmu sekarang?" Tanyaku datar

"Ehmmm... aku lasa dua lima" jawabnya membuat angka 3 dan 5 dengan jarinya

"Hei hei... kau salah. Seharusnya begini" aku menunjukan angka yang benar.

"Uwaah... tangan daddy becaaalll..." ucap boruto dengan matanya yang membulat.

"Caat aku becal aku akan jadi sepeltimu daddy!" Celotehnya lagi dengan mimik yang menggemaskan.

Ku pandangi lekat wajahnya. Rambut pirang, mata biru dan guratan di sekitar pipinya. Sama persis sepertiku. Ini menyebalkan! Anak ini sangat mirip denganku. Tapi, dia tampan sama seperti ayahnya. Sangat tampan. Hahaha
Aku baru sadar ternyata dia menggemaskan dan pintar.
Tentu saja! Karena dia anakku.

Boruto anakku.
~~~

FORGIVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang