Xiumin berlari kecil menuju tempat parkir basement, tempat di mana mobilnya berada. Wajahnya tertutup masker dan topi hitam yang kontras dengan gaun santai warna kuning kalem dan sandal santai bunga-bunga yang dikenakannya. Pasalnya sedari tadi ia diikuti beberapa orang yang kebetulan mengenali dirinya, jadi mau tidak mau ia harus memisahlan diri dari Yixing dan Zizi yang saat ini masih di dalam mall.
Ia membuka pintu mobilnya dan segera masuk, sebelum ada orang lain lagi yang mengetahui dirinya dan mengikutinya. Ia menutup pintu mobil agak keras hingga menimbulkan bunyi 'Bam' bergema di area parkir basement.
"Huuahh." Ia menghela nafas lega dan segera melepaskan topi dan masker yang membuat wajahnya berkeringat.
"Memangnya mereka tidak bisa melihat apa kalau aku sedang jalan-jalan dan berlibur." Gerutunya sambil mengikat rambutnya yang terurai.Ia merasa sangat kesal waktunya liburnya yang jarang ia dapatkan terganggu akibat fans-fans yang terlalu berlebihan. Mereka mengejarnya, mengikuti dan mengambil gambar tanpa ijin seolah dia adalah hewan langka yang tidak akan bisa dilihat lagi.
Meski itu resiko yang harus ditanggungnya sebagai seorang publik figur tapi ia juga manusia biasa yang kadang tidak bisa menahan rasa kesalnya jika privasinya diganggu dan diusik.
Ia memasukkan kunci ke dalam lubang kunci dan kuda besi warna merahnya mulai mengeluarkan suara deruan halus dan tak lama kuda merah nan cantik itu membawanya keluar dari area parkir mall.
Sementara itu di mall, Yixing dan Zizi masih menikmati waktu mereka memilih-milih pakaian, menjelajahi setiap rak dan toko yang ada tanpa menyadari kalau Xiumin sudah pergi meninggalkan mereka terlebih dahulu.
"Ah, aku harus ke mana sekarang?" Tanya Xiumin pada dirinya sendiri.
Jari-jarinya mengetuk-ngetuk kemudi seirama dengan alunan musik, temannya menyetir agar ia tidak merasa kesepian.
"Selalu saja begini. Saat belum libur, kepalaku selalu dipenuhi ide bagaimana cara untuk menghabiskan liburan tapi saat libur tidak ada satupun hal menarik yang bisa aku lakukan. Huft, dasar tak berguna." Kata Xiumin menepuk dahinya dengan dua jari.
Terlalu fokus memikirkan ke mana ia pergi dan kesal karena liburannya rusak, Xiumin sama sekali lupa kalau ia meninggalkan Yixing dan Zizi di pusat perbelanjaan tanpa mengabari mereka.
Di bioskop Baekhyun lebih fokus mengagumi sosok tampan di sampingnya ketimbang melihat adegan mengerikan, di mana seorang gadis berlari mati-matian dari kejaran mahluk yang disebut sebagai hantu--berambut panjang menjuntai hingga menyapu lantai, wajah putih pucat, bola mata yang putih secara keseluruhannya dengan titik hitam di tengah-tengah, memakai jubah putih kusam, tepalak tangan yang sama putihnya dengan kapur tulis lengkap dengan kuku panjang hitam kotor, cara berjalan yang aneh dan/atau mengambang di udara, muncul sesukanya-- selalu saja begitu gambaran hantu wanita di setiap film. Bagi Baekhyun sama sekali tidak menarik, lebih menarik namja tampan di sampingnya, terkadang matanya melotot, kadang juga menahan nafas atau hampir memekik saat hantu itu muncul. Baekhyun menyukai berbagai ekspresi Chanyeol, semuanya, menurutnya Chanyeol sangat menarik.
Lagipula gadis mana yang tidak akan tertarik dengan visual tampan Chanyeol, tubuh tinggi nan tegapnya, pembawaanya yang ceria dan menyenangkan--kesimpulan yang ditarik secara sepihak oleh Baekhyun tentunya.
Lampu theater menyala, tanda berakhirnya film dan juga tanda waktu Baekhyun untuk memuja Chanyeol diam-diam telah berakhir.
"Hei, bagaimana kau menyukai filmnya?" Tanya Chanyeol pada Baekhyun.
"Hm. Sangat suka." Jawab Baekhyun. "Ya aku sangat menyukainya sampai lampu theater menyala." Tambahnya dalam hati.
YOU ARE READING
XOXO CAFE
FanfictionXOXO Cafe, cafe yang sangat terkenal di kalangan para yoeja dari berbagai usia, selain terkenal karena berbagai macam kue yang enak juga terkenal karena pelayan-pelayannya yang super ganteng dan cool. Setiap akhir pekan akan diadakan pengundian untu...