XOXO Cafe, cafe yang sangat terkenal di kalangan para yoeja dari berbagai usia, selain terkenal karena berbagai macam kue yang enak juga terkenal karena pelayan-pelayannya yang super ganteng dan cool. Setiap akhir pekan akan diadakan pengundian untu...
Sore itu seorang namja berwajah tampan berdiri di luar toko bunga, memandangi jalanan yang basah diguyur hujan. Tangan kanannya membopong beberapa buket bunga cantik yang tengah mekar.
Ia mendesah. "Hah, di mana anak itu?" Gumamnya.
Ia menarik lengan baju tangan kirinya, diliriknya jan tangan mahal dari brand R yang diyakininya tahan air itu. Jam di tangannya menunjukkan pukul empat dan wajahnya pun semakin terlihat gusar.
"Akan kupotong gajinya nanti."
Dari tikungan yang berada di samping kedai muncul mobil yang melaju dengan urakan, tidaj perduli umpatan yang menyertai lajunya ketika ban mobilnya menyebabkan cipratan hingga mengenai orang-orang yang di lewatinya.
Namja yang memegang bunga langsung menutupi buket bunga yang dibawanya menggunakan mantel yang ia kenakan.
SPLASH!!!
Sialnya ia berdiri tepat di dekat genangan air hingga baju dan wajahnya terkena cipratan air.
"Aish,,," Ia melirik ke arah mobil itu melaju. "Orang seperti dia tak seharusnya punya sim. Breng..."
Ucapannya terhenti melihat seorang yeoja sedang tersenyum.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Wajahmu lucu." Katanya dengan tawa lepas.
"Mwo?"
Yixing membuka tasnya dan mengeluarkan sapu tangan.
"Ini." Katanya sambil menyodorkan sapu tangan.
"Oh gumawo." Jawab namja itu ragu.
Lalu Yixing menarik beberapa lembar uang dari dompet dan memasukkannya ke saku baju si namja. Namja itu makin binggung.
"Dah."
"Hah?"
Belum buyar kebinggungan namja itu Yixing sudah pergi dan menghilang di kerumunan. Namja itu mengeluarkan uang pemberian Yixing dari sakunya.
"Apa yang dipikirkan yeoja itu?" Gumamnya dengan alis berkerut.
***
"Mworago???" Pekik Luhan dan Baekhyun bersamaan.
"Aduh,, kalian kenapa sih?" Sahut Kyungsoo binggung, ia menutupi telinganya yang berdengung karena pekikan tinggi Luhan dan Baekhyun.
Ia berdiri di antara kedua sahabatnya ketika kelas telah usai.
"Ani. Tapi apa menurutmu itu tidak mencurigakan? Bagaimana namja itu tahu nomormu? Bagaimana ia tahu namamu? Padahal kau sama sekali tidak tahu tentangnya?" Berondong Baekhyun.
Luhan mengangguk-angguk menyetujui.
"Kalian berlebihan. Dia hanya bilang ingin berteman denganku dan dia bukan orang jahat."
