0+4°F

81 15 4
                                    

04:: Anter Pulang!




"Pokoknya papa gak mau tahu! Papa sama tante Bella itu sudah sepakat akan menjodohkan kalian. Apalagi Kathrine kan perempuan dan orang tuanya sibuk, papa pingin kamu bisa jagain dia," seorang laki-laki paruh baya berucap tegas dengan tangan terkepal menahan amarah.

"Tapi Zelion gak mau dijodohin, pa!"

"Kamu itu ya! Papa curiga. Jangan-jangan kamu gay ya? Papa kok gak pernah lihat kamu dekat sama perempuan."

"Kok papa bilang gitu sih! Lion masih normal kali pa," tolak Zelion dengan nada ditinggikan.

"Ya kalo normal kenapa kamu gak pernah dekat sama perempuan? Kenapa kamu gak mau sama Kathrine? Dia kan cantik, baik, anak temen papa lagi. Kalian juga sudah berteman sejak kecil," Nicholas berkacak pinggang menatap anaknya. Ia sudah lelah membujuk anaknya yang keras kepala nya bukan main.

"Justru karena Kathrine temen kecil aku, aku gak mau lebih dari itu, pa. Dia itu terlalu manja, ceroboh, dan hidupnya harus selalu mewah. Dia bukan tipe-ku pa."

"Terus tipe kamu kaya gimana? Kayak Pandji? Apa Thomas? Kamu.. Mau kamu apa sih? Apa papa salah mendidik kamu?"

Tangan Zelion terkepal erat, manahan emosinya yang meluap-luap. Ia menghela napasnya kasar. Ia mengusap wajahnya kasar kemudian menatap mata ayahnya lekat. Ia sudah muak dengan paksaan dan tuduhan yang diberikan ayahnya. Ia bukan gay. Ia hanya menunggu seseorang. Seseorang dari masa lalunya yang entah kemana perginya. Ini sudah bukan lagi zamannya Siti Nurbaya, kenapa ada perjodohan-perjodohan segala?

"Seperti Jane, pa. Jane! Lion gak suka sama Kathrine, pa. Please papa ngertiin aku," ucap Zelion dengan menekankan nama 'Jane'.

"Jangan lagi kamu sebut-sebut nama anak itu. Dia sudah pergi. Dan papa gak akan pernah biarin anak itu masuk ke kehidupan kamu lagi. Andika itu sudah memfitnah papa, kamu tau?! Dia adalah musuh papa. Mama kamu masuk ke RSJ karena dia juga. Dia yang mempengaruhi mama kamu buat menjatuhkan papa. Dia mau papa dipenjara! Andika sudah ada di kota ini lagi, jadi kamu harus berhati-hati. Jangan pernah berhubungan dengan siapapun di keluarganya, termasuk Jane!"

"Jane di sini pah? Jane? Jane it-" ucapan Zelion terpotong akibat tangan seseorang yang mengenai pipinya dengan keras dan meninggalkan jejak merah kebiruan di pipi Zelion.

"Sudah papa bilang kan! Jangan sebut nama anak itu lagi! Intinya kamu harus dijodohkan dengan Kathrine. Papa ingin kamu menjaga Kathrine, dan bukan menjadi gay!"

"Lion bukan gay, pa! Lion punya pacar!" teriak Zelion sambil memengangi pipinya yang mulai memerah.

"Mana? Mana buktinya? Kamu itu bisanya cuman ngomong, gak ada bukti. Siap-siap aja, 2 bulan lagi pertunangan kamu akan dilangsungkan," ucap Nicholas yang marah dan berjalan pergi meninggalkan Zelion yang masih mengepalkan tangannya. Suara bantingan pintu membuat Zelion semakin kesal dan menarik taplak meja makan yang masih terdapat banyak perangkat makanan keramik sehingga semua peralatan itu hancur pecah berkeping-keping.


******


"Wah, keren abis dah latihan hari ini! Sumpah lo keren banget mainnya, Lon. Gak nyangka gue. Lo bener-bener bikin lagunya jadi beda. Gila."

'La Diferencia' baru saja menyelesaikan latihan perdana mereka. Latihan perdana yang sungguh menabjubkan karena permainan menawan dari anggota baru mereka, Delona. Baru beberapa jam yang lalu mereka saling berjabat tangan memperkenalkan diri dengan Delona, namun sebuah chemistry kuat telah tercipta diantaranya.

"Yah, gak juga ah. Masih bisalah yang diatas itu. Gue lebih jago," ucap Pandji banngga.

"Ya-in aja ya biar seneng."

DelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang