"Gue gak mau sok kuat kalo kuatnya gue malah bikin masalah jadi complicated."
-Delona Janetta Christen
________________________
08:: Awal Mula Kebohongan
Zelion yang wajahnya sudah tepat di depan Delona hingga kening mereka bertemu, mengangkat sebelah alisnya dan berbisik, "gue tagih imbalan gue."
"Imbalan?"
"Karena gue udah nolong lo tadi," jelas Lion.
"Gak butuh," kata Delona kemudian mendorong wajah Lion dengan telapak tangannya dengan kasar dan membuat kepala Zelion sedikit terjengkang ke belakang.
"Babe, gue bilang sekali lagi, imbalan lo mudah banget kok. Lo gak perlu keluar uang, malah bakal dapet keuntungan yang lebih," ucap Zelion kembali mendekati Delona sambil meraih pipi halus Delona.
"Mau lo apa sih? Jijik tau gak?!" bentak Lona seraya menghempaskan tangan Lion yang masih bertengger di pipinya.
"Mau gue—"ucapan Lion terputu karena panggilan seseorang, "Lion! Lona! Ikut saya sekarang!" ucap laki-laki paruh baya yang ternyata adalah Pak Nuno dari depan pintu kantin.
Delona mendorong dada Zelion kemudian menatap tajam Lion sambil menunjuk dada Lion dengan telunjuknya, "gara-gara lo!"
"Gak bakal marah Pak Nuno,"tukas Lion seraya menangkap telunjuk Lona yang masih ada di depan dada Lion kemudian menautkan jari-jari mereka.
"Lo mau—"
"Delona! Lion! Ayo!" teriak Pak Nuno yang sudah keluar dari kantin.
"Diem!" bentak Lion sambil mendekatkan telunjuk tangannya yang bebas di depan bibirnya, pada Lona yang hendak melepaskan tangannya dari 'cengkraman' Lion.
Bentakan Lion membuat Lona bungkam. Bukan karena Delona tidak bisa melawan, namun hanya karena ia sudah lelah berdebat dengan Lion.
Akhirnya mereka berdua berhenti di depan ruang musik ketika Pak Nuno yang berjalan di depan mereka tiba-tiba berhenti.
"Kalian tadi ngapain mojok-mojok gitu di kantin? Kayak hotel gak ada aja," ucap Pak Nuno setelah membalikkan badanya menatap Lion dan Lona. Niatnya mau bercanda, namun ia baru ingat sepasang makhluk di depannya ini adalah makhluk yang tersenyum aja susah apalagi diajak ketawa.
"Pak, tau sendiri kan Lona kayak gimana. Susah diajak ngomong. Kalo saya gak kaya tadi, dia gak akan mau dengerin Lion," bela Lion. Sedangkan Delona tetap bergeming di tempatnya.
"Saya kan cuma bercanda, Li. Tapi perasaan kamu juga susah diajak ngomong deh. Baru hari ini saya denger kamu ngomong panjang," ujar Pak Nuno keheranan, kemudian ia terkekeh.
"Pak, saya mau bilang sesuatu dulu sama Lona boleh?"
"Boleh dong. Tadi bapak panggil kamu cuma mau kamu sama La Diferencia latihan buat lomba waktu pulang sekolah nanti. Saya mau lihat perkembangan kalian. Ini kali terakhir kamu kelas duabelas dapat membawa nama sekolah, jadi berusahalah baik-baik. Kalian sudah latihan kan?" tanya Pak Nuno mulai serius. Zelion mengangguk. Kemudian pak Nuno beranjak membuka pintu ruang musik lalu masuk ke dalamnya.
"Del," panggil Lion, Delona menoleh dan menaikkan satu alisnya melempar tatapan tanya, "apa?"
"Ini terakhir kali gue diskusi sama lo. Gue tagih imbalan lo. Lo udah terlalu banyak terima kebaikan gue. So, lo harus bales budi sama gue. Gak susah kok. Lo bakal untung kalo ngelakuin ini," ucap Lion dengan tatapan mengintimindasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delion
Teen FictionApa yang akan terjadi bila cold girl and cold boy bertemu? Apakah mereka menjadi semakin "dingin" atau malah menemukan sesuatu yang dapat mengubah keduanya? Zelion Sebastian Awan, cowok cold yang beber-bener cool. Butuh seorang pacar agar tidak d...