VIGNETTE || NAIK MOTOR.

4.3K 159 1
                                    

Happy reading!

린린린

Author pov.

Jihye yang baru saja turun dari lantai atas rumahnya dan ingin menuju dapur, terpaksa menghentikan langkahnya, saat melihat sang buah hati berdiri di depan jendela kaca yang besar seorang diri.

Jihye bersedekap dengan pandangan bingung menatap Daewon, yang memakai jaket coklat dengan hodie yang terpasang dikepalanya, memasang wajah murung menatap keluar jendela yang tengah turun hujan yang cukup lebat.

Jihye tersenyum simpul menghampiri Daewon yang menempelkan kening serta kedua tangannya di jendela. Lalu ia berjongkok disamping Daewon yang menoleh menatapnya, setelah melepaskan keningnya dari jendela.

"Waeyo, Daewon-ie, hmm?" tanya Jihye sambil membelai kepala Daewon.

"Ujan Mommy." jawab Daewon sambil menempelkan lagi keningnya di jendela, tak lupa dengan wajah murungnya.

Merasa kurang paham, Jihye memiringkan kepalanya. "Kenapa dengan hujannya, Daewon-ie?"

Daewon kembali melepaskan keningnya dan menatap sang ibu polos. "Aewon indak adi aik oton. Ujan."

Jihye tersenyum geli saat melihat Daewon memasang wajah cemberutnya. "Memangnya Daewon mau kemana naik motor?" ditangkupnya wajah Daewon dan menekannya gemas, membuat bibir kecil itu maju dan terbuka, lalu ia merapikan hodie Daewon yang miring.

"Aewon au empat Ameoni." Daewon menyingkirkan tangan Jihye dan melepas hodienya, saat ia mulai risih pada kepalanya.

"Ketempat Halmeoni kan bisa naik mobil?" dengan gemas, Jihye kembali memasangkan hodie Daewon.

"Iyo! Aewon au aik oton!" Daewon menghentakkan kaki kanannya kesal, pertanda ia sudah bertekad ingin naik motor bukan mobil.

"Lalu sekarang bagaimana? Kan sedang hujan." Jihye memang harus bersabar menghadapi sifat keras kepala Daewon.

"Ulla!" jawab Daewon sekenanya sebelum kembali menatap hujan dengan menempelkan keningnya di jendela.

Dengan mulut yang terbuka, Jihye menatap takjub Daewon dengan jawaban seenaknya itu. "Molla?" desisnya tak percaya mengulang jawaban Daewon.

Jihye menghela napas sambil menggelengkan kepalanya pasrah. Ia bangkit dari jongkoknya dan melangkah menjauhi Daewon. Masih diruangan yang sama, Jihye merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel pintarnya dan menekan beberapa digit nomor yang ia hapal. Lalu ia menempelkannya pada telinga kanannya menunggu sambungannya terjawab.

Yeoboseyo Mommy? Tidak biasanya calling Daddy. Bogoshipo, hmm?

Jihye memutar matanya malas, mendengar nada menggoda penuh kenarsisan suaminya itu, membuatnya mencibir tanpa suara.

"Anio!" jawab Jihye tak acuh. Ia tersenyum geli mendengar helaan napas kecewa dari siwon, "Daddy, apa kau akan pulang cepat hari ini?" tanya Jihye berbasa-basi.

"Karena Mommy tidak merindukan Daddy, jadi untuk apa Daddy pulang cepat."

Jihye terkekeh kecil, ia tahu suaminya itu sedang merajuk. "Daddy, Mommy serius."

"Arra! Arra! Malam ini Daddy pulang sekitar jam sepuluh malam. Waeyo?"

Jihye melirik Daewon yang masih betah pada posisinya, membuatnya mendesis gemas. "Lalu bagaimana dengan besok? Apa Daddy juga sibuk seperti hari ini dan kemarin?"

Ya! Selama dua hari terakhir, Siwon memang tampak sibuk. Ia pergi pagi-pagi sekali dan pulang larut.

"Kenapa Mommy bertanya tentang itu? Ada apa memangnya? Tidak biasanya."

Siwon FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang