FICLET || the sing daewon

4.4K 131 0
                                    

Happy reading! 

린린린 

Author pov.

Suasana malam di kediaman keluarga Choi, pemilik Hyundai Dept. Store kini tampak ramai, dengan hadirnya seorang bocah laki-laki berusia 2 tahun lebih itu, yang merupakan cucu pertama dikeluarga itu datang berkunjung bersama kedua orang tuanya.

Seperti biasa, ada saja tingkahnya yang membuat siapa saja yang melihatnya menjadi gemas. Seperti saat ini, mereka tak henti-hentinya tertawa  melihat aksi Daewon.

“Daewon, ayo perlihatkan pada Imo Daewon bisa nyanyikan?” ucap Jihye memerintahkan Daewon yang berdiri di tengah-tengah mereka di samping meja untuk bernyanyi lagu anak-anak yang pernah ia ajarkan.

Daewon menatap Jihye dengan kepala miring ke kiri. “Anyi apa?”

“Hemm? Balonku ada lima.” Ucap Jihye setelah berpikir sebentar.

Dengan diiringi gerakan tangannya, Daewon mulai bernyanyi.

“Ayonku ada ima. Upa upa ananya. Ijo uning eyabu, elah uda dan iyu. Memetus alon ijo DON! Atiku angat acau. Ayonku inggal empat. Ku egang eyat-eyat. Hoooyeee.” Daewon bersorak setelah menyelesaikan nyanyinya, dan mendapatkan tepuk tangan dari penontonnya sambil tertawa geli karena aksennya yang cadel.

“Ayo nyanyi lagi. Topi saya bundar.” Kali Siwon sang ayah yang menyuruh Daewon.

Daewon kembali bernyanyi, tak lupa dengan gerakan tangannya. “Opi Aewon ulat. Ulat opi Aewon. Alo indak ulat. Ukan opi Aewon.” Daewon kembali bersorak sambil lompat-lompat. Sedangkan yang lain kembali bertepuk tangan, sambil menyuruh Daewon bernyanyi lagi.

“Sekarang naik-naik kepuncak gunung.” Seru Jihye lagi.

Daewon terdiam mencoba mengingat lirik lagunya dengan bola matanya yang berputar kesana-kemari.

Melihat kebingungan Daewon, Jihye mencoba membantunya dengan ikut bernyanyi. “Naik-naik ke puncak gunung…”

“Udah na udah!” pekik Daewon menghentikan sang ibu yang bernyanyi, pertanda ia tak mau di bantu karena sudah mengingat liriknya. Jihye hanya diam menuruti keinginan Daewon yang tak ingin di bantu itu, walau ia harus menahan kekecewaan.

“Aik- aik ke uncak unung, inggi-inggi cekali. Iyi anan, kuiyat caja, anyak o’on cemaya .AA! AA (teriak)! Iyi anan ku iyat caja anyak o’on cemaya.” Daewon mengakhiri lagunya dengan meminum jus melon yang ia ambil di meja didekatnya, yang di bantu sang nenek yang duduk tak jauh darinya.

“Hahahahaha, ternyata bisa lelah juga, eoh?” sang kakek tertawa geli melihat Daewon yang meminum setengah gelas jus melonnya.

Daewon yang masih polos itu tak menyadari jika ia sedang ditertawakan. Dan menatap mereka tak mengerti lalu ikut tertawa, walau tak tahu apa yang ia tertawakan.

“Ayo nyanyi lagi. Harabeoji mau dengar lagi.” Kali ini sang kakek yang menyuruhnya bernyanyi. Ia ingin tahu lagu apa lagi yang bisa dinyanyikan oleh cucu pertama dan satu-satunya itu.

Tanpa diberitahu judulnya Daewon segera menyanyikan lirik lagu yang ia suka, membuat yang mendengarnya diam seketika. Mereka syok dengan lirik yang dinyanyikan Daewon.

“Daddy-Daddy di nyinying. Iyam-iyam meyayap. Atang ce ekol Aewon. Hap! Yayu di angkap. Hahahahahaha.” Daewon tertawa setelah berhasil menyelesaikaan lagunya. Ia merasa bangga karena menurutnya tak ada yang salah dari lirik yang ia nyanyikan, sesuai dengan yang diajarkan seseorang padanya.

Siwon menggigit bibir bawahnya gemas. Seingatnya, ia tak pernah mengajarkan putranya lirik seperti itu. Ia semakin kesal saat semua orang kini tertawa. “Berhenti tertawa! Dasar tidak sopan!” Siwon mendeliki semua orang yang seketika bungkam. Tak peduli orang tuanya sekalipun.

Dengan mencoba untuk bersabar, Siwon mengangkat Daewon kepangkuannya dengan menghadapkan kearahnya. “Daewon, bukan begitu liriknya. Siapa yang mengajarkannya, eoh?”

Daewon menatap sang ayah dengan kepala mendongak, hampir terbaring dipangkuan ayahnya. “Yuyun Appa, ajayin Aewon.”

Siwon kembali mendelik mendengar jawaban polos anaknya. Ia sangat yakin anak sekecil Daewon tak mungkin berbohong. Jika saja ada Kyuhyun sang tersangka didekatnya, sudah ia remas-remas wajah berlubangnya itu hingga tak berbentuk lagi. Sebagai orang tua ia tak terima anaknya diajarkan hal-hal yang tidak benar. Sepertinya mulai sekarang ia harus menjauhkan anaknya dari orang seperti Kyuhyun.

Siwon kembali menghadap Daewon yang masih menatapnya polos. Dengan gemas ia capit pipi Daewon hingga mulut kecilnya terbuka seperti ikan koi. “Daewon dengarkan Daddy! Jangan meniru Kyuhyun Appa lagi, arrachi? Tadi itu salah bukan begitu liriknya arra?” dilepaskannya tangannya yang mencapit pipi Daewon.

“Yuyun Appa calah. Iya Daddy?” Daewon menatap Siwon dengan wajah seriusnya.

Siwon mengangguk. “Ne! kyuhyun Appa salah, jangan diikuti ya?” kali ini Daewon yang mengangguk patuh. Entah karena ia mengerti atau apa.

“Sudah, ayo sekarang nyanyi lagi, yang benar ya?. Cicak-cicak di dinding…” Jihye yang mencoba menghidupkan suasana yang tadi sempat tegang dengan kembali bernyanyi.

“Ntop. Ntop. Aewon aja.” Daewon kembali menghentikan ibunya yang bernyanyi dengan kedua tangannya yang ia rentangkan. Dan untuk kesekian kalinya, Jihye mengalah dengan kembali diam, membiarkan Daewon bernyanyi sendiri.

Dengan masih duduk dipangkuan Siwon, Daewon kembali bernyanyi, tak lupa dengan badannya yang ia gerakan . “Icha-icha di nyinying. Iam-iam meyayap. Atang ce ekol... eee...(diam untuk berfikir) amuk. Hap! Yayu di angkap!” Daewon tertawa diakhir lagunya.

Semua orang kembali bertepuk tangan. Bersorak atas lagu yang dinyanyikan Daewon tak lagi salah, kecuali aksennya yang masih cadel.

FIN!!!!!

FIN!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siwon FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang