FICLET || Because of Farewell! Follow to Daddy!

3.3K 149 1
                                    

Happy reading!

린린린

Author pov.

Seorang pria tampan sedang duduk di atas sofa dengan tubuh menunduk mengikat tali sepatunya. Ia tegakkan tubuhnya setelah ia selesai mengikat kedua tali sepatunya.

"Daewon-ie? Daddy berangkat kerja dulu ya?" ucap pria yang diketahui bernama Choi Siwon itu sedikit keras.

Daewon yang sedang duduk di atas karpet berbulu, menonton kartun favoritnya sambil memangku seekor anjing kecil berwarna putih itu, sontak saja menoleh ke belakang di mana sang ayah berada.

Daewon segera bangkit berdiri setelah meletakkan anjing kecil yang ia beri nama Poppo itu di atas karpet, dan segera menghampiri Siwon. "Daddy ikut na, Aewon ikut ija idom." Daewon merangkak menaiki sofa dan duduk dipangkuan Siwon.

Siwon menepuk keningnya cukup keras hingga meninggalkan jejak kemerahan. Ia lupa untuk tidak berpamitan pada Daewon jika ingin pergi kemanapun, termasuk bekerja. "Daewon di rumah saja ya? Kan kemarin sudah ikut?" diusapnya lembut kepala Daewon yang menatapnya penuh harap, dengan bibir mungilnya yang sedikit maju.

Jihye yang sedang membuat puding di dapur mendengar Siwon berpamitan pada Daewon segera menghentikan kegiatannya. Dengan geram ia tinggalkan bahan-bahan pudingnya yang segera di ambil alih oleh bibi yang bekerja dirumahnya. Dengan berkacak pinggang ia hampiri Siwon yang meringis menatap kedatangannya.

"Bukankah sudah Mommy ingatkan untuk tidak berpamitan pada Daewon? Apa Daddy lupa? Daddy mau Mommy kesepian di rumah dan merasa bosan?" pekik Jihye tajam dengan napas memburu menahan kesal.

"Mianhae, Daddy lupa. Daddy sudah terbiasa pamit pada Daewon. Sangat susah menghilangkan kebiasaan itu, Mom." ditatapnya Jihye penuh sesal. "Coba saja jika Mommy menerima tawaran Daddy untuk punya anak lagi, pasti Mommy tidak akan kesepian di rumah saat Daewon ikut Daddy." lanjut Siwon dengan polosnya tanpa melihat raut Jihye yang bertambah geram menatapnya, karena kini ia menunduk menatap Daewon yang memeluknya.

"Sudah Mommy bilang berapa kali. Kalau Mommy tidak mau hamil lagi sebelum Daewon berumur lima tahun! Kenapa masih mengungkitnya, eoh?" Jihye mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

Siwon diam tak membalas ucapan Jihye. Ia lebih memilih memainkan rambut Daewon dengan jarinya, dari pada membuat kadar darah tinggi Jihye bertambah.

"Daewon, come here! Biarkan Daddy pergi kerja ya?!" Jihye melambaikan tangannya menyuruh Daewon agar segera menghampirinya.

"Chiyo! Ikut Daddy ija idom." sahut Daewon dengan wajah cemberutnya yang lucu.

Jihye menggigit bibir bawahnya gemas melihat raut yang ditunjukkan Daewon. Ingin sekali rasanya ia mencubit kuat-kuat pipi anaknya itu. "Mau ngapain pergi ke dorm? Kau hanya akan merusuh saja di sana. Menyusahkan Appadeul. Hurry up!" Jihye kembali melambaikan tangannya, namun kali ini di tambah dengan hentakan kaki kanannya, pertanda ia sedang kesal sekarang.

Daewon menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Chiyo! Aewon indak ucuh di cana."

Jihye mendongak menarik napas panjang berkali-kali, ia gerakkan tangannya mengipasi wajahnya yang mulai memanas, karena harus menghadapi anak semenyebalkan Daewon.

Jihye kembali menatap Daewon sambil tersenyum manis yang dibuat-buatnya, mencoba untuk bersabar. Ia hampiri Daewon dan berjongkok didepannya yang masih di pangku oleh Siwon. "Daewon di rumah saja ya sama Mommy? Apa Daewon tidak kasihan sama Poppo? Poppo kesepian di rumah karena Daewon tinggal terus." ucap Jihye lembut sambil menunjuk anjing putih kecil yang berada di atas sofa, tepat di samping Daewon.

Daewon menoleh sekilas pada Poppo dan kembali menatap Jihye dengan kepala sedikit miring. "Poppo di umah aja ama Mommy. Ucuh ia anti di cana." ucap Daewon mengerak-gerakkan tangannya, sangat mirip seperti Siwon. Oh tentu saja. Diakan ayahnya!

Jihye menganga tak percaya, lalu ia menundukkan kepalanya, memejamkan matanya sambil memegang kepalanya yang berdenyut. Ia benar-benar gemas. Bagaimana mungkin Daewon bisa bicara kalau Poppo akan merusuh di dorm, memangnya dia? Lagi pula siapa yang menyuruhnya membawa Poppo untuk ikut dengannya? Oh anaknya itu benar-benar!

Jihye menarik napas panjang berkali-kali mencoba untuk bersabar lagi. Lalu ia kembali manatap Daewon dengan senyum manisnya yang justru terlihat masam. "Daewon ikut Mommy saja ya ke butik? Di sana ada ahjumma cantik. Oke?" rayu Jihye yakin kalau Daewon tidak akan menolaknya. Karena ia tahu kalau anak itu sangat suka bermain dengan patung-patung yang terpajang dibutiknya. Anak itu sangat suka bermain di antara kaki-kaki patung di sana dengan melewatinya, dan bermain ciluk baa di sana. Sangat menggemaskan.

Namun keyakinan Jihye runtuh seketika saat Daewon kembali menggeleng dengan kuat. "Chiyo! Aewon ocen ah-umah antik."

Jihye menatap Daewon tak percaya. Bosan katanya? Lalu kenapa ia tak pernah bosan pergi ke dorm dan membuat masalah di sana dengan membuat kesal penghuninya. Selalu saja ada yang terjadi jika Daewon ke sana.

"Mommy sudahlah. Kali ini biarkan Daewon ikut ne? Daddy janji ini yang terakhir. Daddy sudah terlambat ini, ya ya ya?" Siwon yang sedari tadi tampak gelisah dengan menatap jam ditangannya berulang kali, akhirnya memutuskan untuk menginstrupsi perdebatan antara istri dan anaknya itu. Ia tidak ingin mendapat omelan dari manajernya karena terlambat lagi dan lagi. Ia sudah sering terlambat karena masalah seperti ini.

Jihye manatap Siwon dan Daewon bergantian secara berulang-ulang. Hingga Jihye mengacak rambutnya frustrasi sambil berteriak tertahan. "Aaggghhh! Terserah kalian saja!" Jihye berdiri dari jongkoknya dan berlalu dari hadapan mereka dengan langkah yang menghentak kesal.

Siwon mendesah lemah. Sepertinya sepulang dari jadwal rutinitasnya seharian ini, ia harus berjuang membujuk sang istri agar berhenti merajuk dengan rayuan-rayuannya. Hhh, sepertinya ia harus berlatih dulu pada ahlinya, yang entah siapa.

Daewon bersorak riang saat Siwon menggendongnya, membawanya keluar rumah menuju mobil yang akan membawa mereka ke dorm, setelah Siwon memakaikannya sepatu terlebih dahulu. Dan meninggalkan Poppo yang menatap sendu kepergian mereka dengan menggerakkan ekornya. Sepertinya anjing kecil itu tahu bahwa ia telah diabaikan oleh majikan kecilnya. Malang sekali.

FIN!

Siwon FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang