"Bibi Jules, aku merindukanmu." ucapku sembari memeluk Bibi Jules saat aku pulang kerja.
"Kau hanya tidak bertemu denganku sejak kemarin, dan sudah merindukanku?" ucapnya sambil tersenyum melihatku. "Bagaimana dengan Dylan?"
"Maafkan aku karena harus menginap di rumahnya semalam, Bi. Dylan sakit," balasku.
Bibi Jules mengangguk. "Aku tahu. Dia meneleponku semalam. Rosie, kulihat Dylan seorang lelaki yang baik. Aku menyukainya, namun mengenai perasaanmu, itu urusanmu."
"Aku tahu, Bibi Jules. Aku tidak bisa bohong bahwa aku menyukainya. Tapi, aku perlu berpikir matang-matang. Kau tahu ini pertama kalinya bagiku,"
"Tentu, kau harus memikirkannya." Ia tersenyum mengelus rambutku, "Kau mau makan apa? Aku membuat pasta," tawarnya.
"Aku rindu sandwich-mu, Bibi. Bisakah kau membuatkannya untukku?" tanyaku manja. Bibi Jules tertawa dan segera membuatkan sandwich untukku. Aku memakannya dengan lahap, sandwich buatan Bibi Jules sangatlah nikmat dan mampu mengganjal perutku yang lapar sepulang kerja.
**
"Bagaimana di bagian pemasaran? Kau suka?" tanya Dylan padaku. Kami sedang makan siang berdua di salah satu restoran tak jauh dari kantor.
Aku memutar mataku dan tertawa. "Kau sudah menanyakanku berapa kali mengenai hal itu? Aku sudah sebulan pindah ke bagian pemasaran, dan kau selalu menanyakan hal yang sama."
Dylan memasang wajah polosnya yang menggemaskan. "Aku hanya berpikir jika aku terus menanyakan hal itu padamu, kau akan bosan dan memilih untuk menjadi sekretarisku." Aku tertawa mendengar jawaban Dylan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan Dylan mengangkatnya.
"Halo?... Ya?.... Apa maksudmu?.... Bagaimana bisa?... Aku akan kesana sekarang..." ucapnya dengan mimik serius. "Maaf, Rosie, aku harus ke Seattle."
"What? Is there any problem? Kenapa mendadak?" tanyaku.
"Aku seorang pengusaha, Rosie. Keadaan seperti ini sering terjadi," balasnya. "Ayo, aku antar kau kembali ke kantor, setelah itu aku akan berangkat." Aku mengangguk dan segera berdiri mengikutinya. Setelah sampai di kantor, ia mencium pipiku sesaat sebelum aku keluar dari mobil. Aku hanya membalas dengan senyum dan menyuruhnya untuk kembali dengan selamat.
Dylan kembali setelah 3 hari berada di Seattle. Ia langsung menemuiku dengan kerinduannya. Ia pun menyuruhku menginap di apartemennya selama akhir pekan. Aku mengagumi kegigihannya karena ia masih bertahan bersamaku walaupun kami tidak pernah berhubungan intim. Kami hanya sekedar berciuman dan tidur di ranjang yang sama. Dylan sangat menghargai keputusanku untuk tidak melakukan hal itu sampai aku menikah, walaupun aku tahu ia terlihat beberapa kali kesulitan menahan hasrat lelakinya.
**
"Anna... Aku merindukanmu... Ya, aku tahu, aku juga ingin sekali kembali kesana... Apakah Bibi Nat sudah lebih baik?.... Syukurlah... Baik, sampaikan salamku pada mereka... Bye..." aku mematikan telepon dan tersenyum. Dylan heran melihatku.
"Siapa? Kenapa kau sangat senang?" tanya Dylan dengan wajah polos.
"Sepupuku, dari Manchester. Kau tahu kan aku pernah bercerita tentang Bibi Nat? Anna adalah anak sulungnya," seruku.
"Kau ingin kesana lagi? Aku bisa membawamu kesana," ucapnya dengan santai. Aku langsung meliriknya yang sedang asik menonton TV. Cuaca sore itu sedang berangin, sehingga aku dan Dylan memilih untuk berada di apartemen dan tidak makan diluar.
"Are you serious?" tanyaku tidak percaya.
"Tentu saja. Aku bisa dengan mudah membawamu kesana," balasnya tanpa memalingkan matanya dari TV. Aku menghamburkan diriku memeluknya karena senang.
"Tapi.... aku kan harus bekerja," kataku sambil melepas pelukanku.
"Aku bisa mengaturnya, kau pergi denganku, siapa yang berani memarahimu?" tanyanya menggoda.
"Bolehkah aku meminta satu hal lagi padamu?" tanyaku hati-hati.
"Kau boleh meminta lebih dari satu hal padaku, Rosie." ucapnya melihatku dan mengecup bibirku singkat.
"Aku ingin ke Vancouver dulu, setelah itu kita ke Manchester. Boleh?" tanyaku lagi.
"Aku tak akan menolakmu, Sayang. Aku akanmengabarkan bawahanku untuk mengatur semua jadwalku nanti, kita akan pergiakhir minggu ini." ucapnya dengan senyum yang selalu berhasil meluluhkanhatiku.

YOU ARE READING
D for Destiny
RomanceBeberapa part utk usia 21th keatas. Namaku Rosalie Stone. Aku berasal dari Vancouver, Canada. Sebenarnya, aku sama sekali tidak memiliki darah Canada, namun orangtuaku melahirkan dan membesarkanku disana. Saat aku menginjak usia 22 tahun, aku pergi...