Aku beristirahat sejenak di sebuah bangku yang terdapat di Central Park. Pagi ini aku memilih untuk sedikit berolahraga demi menghilangkan pikiranku tentang yang terjadi tadi malam. Otakku terus saja mengingat bagaimana seorang Dylan Foster menciumku didalam lift apartemen ku.
Semalam, ia memaksa ingin mengantarku sampai kedepan pintu apartemen. Aku sudah mengatakan bahwa ia tidak perlu repot-repot namun ia tidak peduli. Aku mengalah dan akhirnya membiarkannya mengantarku. Didalam lift hanya ada kami berdua, ia masih sedikit kesal dengan pertemuannya dengan Mr. Miles tadi, aku tidak tahu ada masalah apa diantara mereka berdua namun aku tidak berniat menanyakannya.
"Fuck, I can't hold it anymore!" seru Dylan lalu ia menarikku dan menempelkan bibirnya pada bibirku. Aku terperanjat namun tak bisa bergerak karena ia merangkulku dengan erat. Tanpa sadar aku memejamkan mataku dan menikmati ciuman itu, ciuman pertamaku. Lift berbunyi, kami sudah sampai di lantai apartemen ku. Ini sudah pukul 1 pagi, Bibi Jules pasti sudah tertidur lelap. Kami berhenti didepan pintu apartemen ku dan aku menatap matanya.
"Terimakasih sudah mengajakku, Dylan." ucapku tersenyum dengan canggung.
"Aku senang kau ikut denganku. Dan yang terjadi di lift tadi..." ucapnya namun langsung kupotong. "Tidak apa, Dylan. Hatiku tidak menolaknya," balasku mantap.
"Well, aku tidak tahu berapa orang yang sudah menciummu dan maaf jika menurutmu aku bukan seorang ahli," aku tahu ia mengucapkan itu hanya untuk merendahkan diri, padahal ia sudah sering bergonta ganti wanita, setiap lelaki kaya selalu begitu, bukan?
"You're the first one, Dylan. Jangan tertawa, tapi itu kenyataannya." balasku dan dia langsung menatapku tidak percaya. "Apa? Kau tidak mempercayainya? Terserah saja," sambungku lagi karena Dylan terus terdiam.
"Ma-maksudmu, waktu kau bilang kau belum pernah berada di suatu hubungan, kau juga belum pernah berciuman?" tanyanya dengan ekspresi kaget namun menggemaskan bagiku. Aku mengangguk dan sedetik kemudian ia sudah memelukku dan menciumku, untuk kedua kalinya. "Aku tidak tahu masih ada wanita sepertimu di dunia ini, kenapa kau baru muncul?" ucapnya sambil memegang kepalaku dengan kedua tangannya.
"Mungkin kau tidak mencarinya sampai ke apartemen ku?" balasku tertawa. Ia ikut tertawa dan melepaskan tangannya dariku. Ia menyuruhku masuk dan terus memandangiku sampai aku menutup pintu.
**
"LUPAKAN ITU, ROSALIE STONE!" seruku saat aku tersadar bahwa aku kembali mengingat kejadian semalam. Orang-orang di sekitarku memandangku dengan tatapan aneh. Aku tertunduk dengan wajah memerah. "Ah, bodohnya aku!" ucapku sambil memukul kepalaku pelan.
"Miss Stone?" panggil seseorang yang berdiri didepanku, ia sedikit membungkuk untuk melihat wajahku yang tertunduk. "Kau Miss Stone," serunya lagi dengan sumringah.
Aku mendapati pria yang tadi malam kutemui di acara lelang, Ricky Miles. "Mr. Miles?" aku memperhatikan tubuhnya yang terbalut kaus tanpa lengan, celana pendek dan sepatu olahraga. "Lari pagi?" tanyaku.
Ia mengangguk. "Boleh aku duduk?" ucapnya sambil menunjuk sisi kosong disebelahku.
"Tentu saja," ucapku sedikit bergeser. Ia tersenyum dan segera duduk disebelahku, lalu melepaskan headset yang sedari tadi terpasang di telinganya.
"Kau tinggal di sekitar sini? Aku tidak pernah melihatmu minggu-minggu sebelumnya disini," tanyanya, ia menenggak air mineral dengan cara yang seksi, aku sempat terpana.
"Ya, beberapa blok dari sini. Dan aku sangat jarang olahraga, hanya sesekali ketika pikiranku tidak jernih." balasku tertawa kecil.
"Berarti saat ini pikiranmu tidak jernih?" tanyanya.
"Apa? Oh, tidak juga, Mr. Miles. Kebetulan aku ingin menikmati udara segar pagi hari," balasku canggung, takut ia menyadari kalau pikiranku memang sedang tidak jernih, karena seorang Dylan Alexander Foster.
"Panggil Ricky saja, dan kalau boleh, bisakah aku memanggilmu Rosie?" pertanyaannya mengejutkanku, kami bahkan baru saja kenal tadi malam.
"Terserahmu saja." Aku berpaling melihat jam tanganku dan sontak berdiri, "Ah, Mr. Miles, sepertinya aku harus pergi, aku ada janji. Senang bertemu denganmu disini,"
Aku mulai berjalan namun Mr. Miles menahan tanganku, "Rosie, bisakah aku mendapatkan nomormu?"
Aku berbalik dan menatapnya, "Maaf, Mr. Miles. Goodbye," ucapku sambil menunduk, akumemberi senyum tipis padanya sebelum berjalan dengan cepat meninggalkannya.

YOU ARE READING
D for Destiny
RomanceBeberapa part utk usia 21th keatas. Namaku Rosalie Stone. Aku berasal dari Vancouver, Canada. Sebenarnya, aku sama sekali tidak memiliki darah Canada, namun orangtuaku melahirkan dan membesarkanku disana. Saat aku menginjak usia 22 tahun, aku pergi...