Sheila Andrina

610K 42.9K 3.1K
                                    

"Nih baca, daftar kakak kelas cogan di SMA Pelita!" Sheila hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Hilda yang bisa dibilang 'sangat niat'.

Di kertas yang disodorkan Hilda terdapat coretan-coretan berisikan nama-nama kakak kelas mereka yang sudah masuk seleksi ketat cewek itu, ada yang ditulis dengan sekuat tenaga, ada juga yang seperti asal tulis saja.

"Maksud lo ngapain bikin beginian?" tanya April yang kini menatap kertas itu lekat-lekat.

"Kita kan baru sebulanan masuk sekolah, baru kelas X, belum terlalu tau juga stok 'cogan' disini." Hilda berdeham pelan sebelum melanjutkan, "sebagai orang yang berpengalaman gue cuma ngasih tau aja."

Sheila mengangguk paham lalu membaca nama yang ditulis besar-besar. "Aland Alano Navvare?"

"Jangan ditanya kakak kelas yang itu, ganteng banget." April memekik karena bersemangat.

"Emang sih kelakuannya rada-rada ... suka bikin onar. Tapi dia ganteng," timpal Hilda tak mau kalah.

"Iya ganteng emang." Sheila jadi ikut tersenyum.

"Nyoba nolak dia aja, biar kayak di kebanyakan cerita kan gitu. Dia bakalan penasaran terus ngejar-ngejar kita," usul Hilda yang langsung disambut kekehan April. "Tipikal cerita bad boy banget."

"Eh iya juga, dia kan bisa disebut troublemaker. Bakalan klise kalo kita suka sama dia," potong Sheila.

"Alah lo juga suka kali."

Sheila nyengir. "Iya sih."

April memilih membaca nama berikutnya, daripada pembicaraan terus-menerus terpaku pada satu objek.

"Arkan Alano Navvare."

Sheila mengernyit bingung. "Namanya sama kayak tadi."

Nabila mendengus. "Mereka kembar. Masa lo nggak tau?"

Sheila tersenyum konyol. "Baru nyadar, soalnya mereka beda banget. Kak Aland ganteng, kalo Kak Arkan cowok tapi cantik banget, gue aja minder."

"Emang."

"Daftar selanjutnya. Gibran, Doni, Egi, Haikal, Syahril, dan lain-lain."

"Jadi, kalian suka sama siapa?"

"Aland!" sahut Sheila cepat.

"Dia punya gue," ucap April tidak terima.

"Udahlah, dia cokiber."

"Cokiber? Apaan tuh?"

"Cowok kita bersama."

Sheila terkekeh. "Terserah deh."

"Gimana kalo kita bersaing buat dapetin kak Aland?" usul April yang langsung disambut ucapan pesimis Sheila. "Tapi kayaknya susah deh, saingan kita pasti bejibun."

"Jangan ucapkan sulit sebelum berbuat, selama ada niat dan usaha kemungkinan untuk berhasil tidak akan hilang." Hilda berujar bijak.

April, yang bercita-cita mendirikan minimarket sukses bernama Indoapril untuk menyaingi Indomaret mengangguk setuju.

"Bener tuh, mending usaha dulu."

Sheila mengangkat bahunya. "Oke deh."

Sheila memandang ponselnya yang menampilkan akun Instagram milik Aland, ia kemudian tersenyum.

"Aland Alano Navvare."

***


A/n : Baru pengenalan singkat tokoh utamanya ya, chapter satu publish soon.

Btw ada yang nunggu ceritanya si Arkan nggak?

Cuma ngasih gambaran sih, Aland itu mirip Samudra, kalo Arkan lebih condong ke Lalisa.

Btw ini cerita kedua di tetralogi MPBB, ketiga Arkan, untuk keempat rahasia ya haha.

Ok, see you :)

Sheiland (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang