• Sheiland #42 •

266K 26.5K 1.1K
                                    

Ada masanya sebuah hubungan berada dalam masa menyenangkan, namun ada pula yang berada dalam masa yang terjebak dalam dua kemungkinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada masanya sebuah hubungan berada dalam masa menyenangkan, namun ada pula yang berada dalam masa yang terjebak dalam dua kemungkinan.

Melangkah maju, atau justru melepaskan ikatan itu.

***

"Singa lagi bad mood, Al, jangan diganggu. Mau kena bacok lo?" sergah Tirta begitu Alfa hendak mengomentari tingkah Aland yang lebih banyak diam hari itu.

Biasanya, ada dua tipe cara mengungkapkan amarah yang lazim dilakukan orang-orang. Yang pertama, yang biasanya mengungkapkan secara nyata. Maksudnya, emosinya itu bisa dirasakan orang lain secara fisik.

Misal, terus menggerutu tanpa henti hingga suaranya itu membuat telinga orang lain panas. Merusak benda-benda, hingga memukul orang lain tanpa alasan yang jelas.

Yang kedua, adalah mereka yang memilih diam, bungkam dan enggan mengatakan sepatah kata pun. Namun, jika dalam diamnya mereka diganggu, maka hati-hati saja. Amarah mereka bisa lebih meledak dari tipe pertama.

Aland termasuk dalam keduanya, jika sendirian ia memiliki kecenderungan untuk melempar apa pun yang ada di sekitarnya. Ponsel, laptop, sampai benda-benda yang mudah pecah.

Lalu, jika sedang berada di dalam ruangan dengan banyak orang seperti di kelas ini, maka Aland hanya diam. Tetapi terlihat sekali sedang marah dari rahangnya yang mengeras dan napasnya memburu.

"Anjir, Ta, makasih udah peringatin gue." Alfa berceloteh, tetapi nada bercandanya masih belum dapat disembunyikan.

"Diem, bangsat," desis Aland. Nada suaranya sarat akan amarah yang tertahan.

Bukannya takut dan menjauh, Alfa dan Tirta malah terkikik geli. Mereka masih belum mau beranjak pergi, Alfa malah semakin mendekat ke arah Aland yang seperti singa yang siap memangsa apa pun itu.

"Apa yang bisa bikin mood lo bagus lagi? Kita bakal bantu, Land."

Suara Alfa terdengar bersahabat, tapi Aland yang sedang marah tidak mampu berpikir lebih jernih. Yang akhirnya membuat cowok itu hanya menelungkupkan wajahnya di atas meja dan memejam hendak tidur.

"Ditanya malah tidur, dasar goblok."

"Land, bangun, Land."

"Diem!"

Alfa dan Tirta tersentak, namun hal itu hanya berlaku selama beberapa saat saja.

Tirta tersenyum jail, kedua alisnya tampak terangkat naik. "Land, Si Arkan lagi diganggu sama Si Gaga."

Mendengar itu, Aland langsung duduk tegak. Kedua alisnya bertautan. Ucapan Tirta seperti menyiram bensin pada kobaran api, membuat api itu semakin besar, tak dapat dikendalikan.

"Di mana​?!" desak Aland.

Tirta terkekeh. "Gue bercanda, Land."

Aland berdecih, lalu kembali ke posisinya semula. "Gak lucu, njing."

Sheiland (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang